Sering kali kita pernah mendengar kalau anak itu mempunyai pemikiran yang kritis dan konkrit. Sehingga guru perlu mencari cara keratif mengelola benda disekitar untuk menciptakan taman belajar anak agar ketika menyampaikan informasi bisa disertai dengan contoh yang nyata.
Contohnya seperti ketika anak sedang belajar dengan tema tanaman. Guru pasti akan membawa contoh nyata seperti tanaman sayur (wortel, bayam, sawi, kentang, dll) ke dalam kelas. Dengan begitu, anak dapat melihat secara langsung dari bentuk, warna, dan tekstur tanaman sayur yang sedang dipelajarinya.
Jika tanaman masih mudah untuk dibawa contoh aslinya, bagaimana dengan tema alam semesta? Karena anak akan diperkenalkan dengan benda langit, dimana anak tinggal, kemudian apa saja yang ada di semesta ini.
Ada juga perkenalan dengan gejala alam seperti banjir, gunung meletus, angin topan, dan gejala alam lainnya. Informasi-informasi semacam ini tentu menyulitkan guru karena tidak mungkin membawa contoh bendanya secara langsung ke dalam kelas. Atau tidak mungkin anak dibawa ke tempat terjadinya gejala alam tersebut.
Lalu, bagaimana cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk memperkenalkan informasi yang mustahil membawa contoh nyata ke dalam kelas? Alternatif yang paling mudah dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan media untuk membantunya.
Media yang digunakan dapat berupa visual, audio, dan audio visual. Sebagai contoh media visual adalah guru membuat flashcard sendiri atau mencarinya di internet. Untuk audio, guru dapat merekam suara hujan dengan ponsel pintar atau alat perekam yang guru miliki.
Sehingga saat pembelajaran, guru dapat memperdengarkan hasil rekamannya kepada anak-anak. Untuk yang audio visual, guru dapat memberikan video tata surya atau bencana alam kepada anak-anak.
Membuat media belajar di kelas dengan mudah
Dalam menciptakan taman belajar anak yang kreatif, selain dengan memperlihatkan media kepada anak, guru juga dapat mengajak anak untuk membuat media belajar di kelas. Tentu saja dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan.
1. Membuat media pada materi tentang alam
Karena materi ini tidak memungkinkan bagi guru untuk mendatangkan atau anak mengalami secara langsung, maka hendaknya guru menggunakan alat-alat peraga. Misalnya mengajak anak-anak membuat percobaan erupsi gunung berapi. Bahan-bahan yang dibutuhkan hanya 5 item, itu pun biasanya ditemukan di rumah, yaitu ada soda kue, dua pewarna makanan warna merah dan kuning, sabun pencuci piring, dan cuka putih.
2. Membuat kreasi menggunakan barang yang tak terpakai
Membuat kreasi menggunakan barang-barang tidak terpakai dapat meminimalisir pengeluaran biaya, selain itu juga dapat menguji keterampilan guru dan anak pada taman belajar anak. Misalnya dengan menggunakan kardus. Contohnya adalah sebagai berikut.
- Membuat buku timbul edukatif untuk anak dari kardus yang dilapisi dengan kain flanel atau kain polos yang sudah tidak terpakai, dengan warna yang bagus dan menarik untuk anak
- Membuat rumah untuk hewan peliharaan seperti kucing, dari bahan kardus dan meminta anak untuk menghiasnya sesuai dengan kreativitasnya
- Masih dengan bahan kardus, guru bisa mengajak anak untuk membuat mengenal angka dan huruf, bahkan mengenal bentuk-bentuk geometri
- Membuat panggung sandiwara untuk bermain boneka jari juga dapat dibuat dari bahan kardus bekas.
Selain itu, ada juga media belajar dari botol plastik. Berikut contoh dari pemanfaatan botol plastik untuk pembelajaran.
- Tutup botolnya dapat digunakan untuk belajar berhitung, dengan memberikan warna yang menarik bagi anak, dan menulis angka kemudian ditempel di karton atau kardus
- Mobil-mobilan, dengan membuat mobil-mobilan anak dapat melihat cara kerja dari roda melalui mobil sederhana ini
- Membuat corong dari botol plastik, anak dapat melihat bagaimana cara kerja dari corong, dimana untuk memasukkan cairan atau pasir ke dalam wadah yang lebih kecil tanpa tumpah itu bisa dilakukan
- Membuat roket? Tentu saja bisa, apalagi bentuk roket yang hampir sama dengan botol bisa membantu anak mengetahui bagaimana bentuk roket. Dengan menambahkan ornamen berbentuk kerucut di bagian atas dan sayap, maka jadilah bentuk roket.
3. Menggunakan media yang dapat menghasilkan bunyi
Sendok, garpu, gelas, piring, dan mangkok yang berbahan metal dapat disulap menjadi alat musik yang menyenangkan bagi anak. Bagaimana caranya? Kita dapat menyusun alat-alat makan tersebut diatas bidang, dapat secara acak atau berurutan sesuai dengan jenis bendanya. Kemudian biarkan anak untuk memukul-mukul benda-benda tersebut.
Awalnya biarkan mereka untuk mengenal bunyi-bunyi yang dihasilkan. Apabila sudah mulai mengenal berbagai macam bunyi yang dikeluarkan, maka berikan musik pengiring. Secara alami, anak dapat mengikuti tempo musik yang diberikan dengan pukulan yang dihasilkan dari alat-alat makan tersebut.
Hal ini dpat membantu anak dalam perkembangan motorik halusnya. Karena dapat memperkuat koordinasi antara indera pendengaran dan tangan.
Selain dari benda yang berbahan dasar metal, bunyi-bunyian juga dapat diciptakan dari toples bekas yang diisi dengan stick es krim, beras, biji-bijian, batu kerikil, atau pasir. Ketika benda-benda tersebut disiapkan di ruang kelas, akan menarik perhatian anak. Secara natural, anak akan memainkannya.
4. Menggunakan media lain sebagai alternatif
Ketika anak suka bermain air, dan pastinya akan membuat repot guru dan orang tua karena harus mengganti pakaian anak di sekolah. Maka perlu ada laternatif lainnya agar anak tidak kehilangan rasa senangnya namun tidak tetap nyaman sampai waktu pulang sekolah.
Air dapat diganti dengan pasir atau biji-bijian yang kecil-kecil. Atau bisa menggunakan biji-biji yang sudah rusak karena pecah sehingga tidak lolos sortir untuk penjualan. Benda-benda tersebut tetap dapat dimainkan oleh anak seperti anak bermain air. Contohnya, tetap dapat dimasukkan ke dalam botol menggunakan sekop dan corong.
5. Alat bantu pembelajaran yang dapat meningkatkan motorik anak
Seperti yang kita tahu bahwa bagian dalam solatip mempunyai karton yang sedikit tebal. Benda tersebut dapat dimanfaatkan untuk alat bermain anak. Siapkan alat pendukung berupa pipa paralon atau ranting pohon yang lumayan panjang. Kemudian siapkan lingkaran pipih untuk menopang pipa panjang agar dapat berdiri.
Alat tersebut dapat dimainkan oleh anak seperti memasukkan bulatan bekas solatip dari jauh ke dalam pipa yang berdiri. Permainan ini dapat membantu motorik halus anak, yaitu melatih koordinasi antara tangan dan indera penglihatan.
6. Memanfaatkan bahan alam di sekitar untuk pembelajaran
Ada banyak sekali bahan alam yang ada disekitar kita, salah satunya yang ada di halaman rumah. Berikut bahan-bahan yang dapat digunakan.
- Ranting pohon, dapat disusun menjadi menara
- Batu kerikil, anak dapat mengurutkan bentuk dari yang terkecil sampai terbesar, kemudian dapat mengelompokkan warna batu yang sama
- Daun, dapat membantu anak mengenal bentuk, mengelompokkan sesuai dengan bentuk daun juga dapat dilakukan
Bahan-bahan alam tersebut dapat membantu anak untuk belajar tentang skema peletakan dan penataan. Kemampuan memilah dan mengelompokkan seperti ini dapat membantu mereka untuk mengidentifikasi pola, hubungan, persamaan, perbedaan, dan membimbing anak untuk belajar mengenal huruf dan problem solving.
Tentu saja hal ini sangat berguna bagi pertumbuhan anak. Apa saja manfaat dari skema ini? Anak dapat belajar tentang konsep dasar matematika, seperti mengelompokkan, mengurutkan, dan simetri.
Taman belajar anak harus di desain se-kreatif mungkin, misalnya, ternyata belajar matematika itu tidak hanya soal berhitung, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian saja. Karena sebelum pada tahap tersebut, anak harus belajar konsep dasar terlebih dahulu, yaitu mengidentifikasi dan mendeskripsikan, memasangkan, mengelompokkan, membandingkan, dan mengurutkan.
Tingkatkan kualitas dan kompetensi guru dengan bergabung bersama e Guru Id dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Klik disini untuk mendaftar!