Oleh Kusriyati, S.Pi., M.Sc.
Guru Bidang Budidaya Perikanan & Ketua Program Keahlian Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Kotaagung, Lampung
Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia membutuhkan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara menyeluruh sebagai hasil pengalamannya sendiri di dalam interaksinya dengan lingkungan.
Tanpa belajar seseorang tidak mungkin dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal, dan tanpa belajar seseorang juga sulit menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan belajar seseorang akan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap yang semuanya itu dapat berguna bagi dirinya maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Tujuan belajar menurut Winkel (2009), adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan secara relatif konstan dan berbekas. Sedangkan menurut Slameto (2010), tujuan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Belajar identik diselenggarakan oleh sekolah dan dilakukan di dalam kelas. Sehingga banyak dari kita yang langsung membayangkan proses belajar itu dengan sebuah ruang yang biasanya berbentuk persegi panjang dengan meja, kursi dan papan tulis. Di mana ada guru yang menjelaskan dan ada murid yang diam mendengarkan.
Sebagian lagi ada yang mengidentikan belajar adalah sebuah kegiatan membaca buku, menulis materi, menghafal atau mengerjakan PR dari sekolah. Padahal jika kita mau menggali lebih jauh, belajar tidak hanya dapat terjadi di ruang kelas. Asalkan tujuan pembelajaran dapat tercapai, belajar dapat dilakukan di mana saja. Pembelajaran di luar kelas sangatlah perlu untuk memberikan pengalaman dan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar bagi siswa.
Di masa pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan termasuk juga Indonesia sejak awal 2020 sangat memukul dunia pendidikan. Adaptasi penyelenggaraan pendidikan harus dilakukan, belajar yang tadinya dilakukan secara tatap muka menjadi dilakukan secara daring dari rumah masing-masing.
Setelah lebih dari dua tahun siswa merasakan pembelajaran secara daring, di akhir tahun 2021, pemerintah telah membolehkan pembelajaran tatap muka secara terbatas, dengan mengatur jumlah peserta didik sebanyak 50% serta memperhatikan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker dan menyediakan tempat-tempat cuci tangan di sekitar kelas.
Meskipun pembelajaran telah dilaksanakan secara tatap muka, virus Covid-19 masih menjadi ancaman bagi peserta didik maupun guru. Pembelajaran yang diselenggarakan di dalam kelas dalam waktu yang lama memiliki risiko penularan virus Covid yang lebih besar. Dalam hal ini guru sebagai leader dituntut untuk memiliki kreativitas dan inovasi di dalam menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemi. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan mengajak siswa belajar di luar kelas.
Belajar di luar kelas memiliki beberapa keuntungan, di antaranya lebih rileks dan menyenangkan, siswa lebih kreatif dan aktif, tidak ada masalah dengan sirkulasi udara, siswa dapat terkena sinar matahari langsung yang baik untuk kesehatan, lebih menjalin kedekatan antara siswa dengan guru.
Beberapa siswa saya menyampaikan lebih menyukai belajar di luar kelas karena dapat membawa suasana yang berbeda dan jadi tidak gampang mengantuk dan tidak mudah bosan. Belajar di luar kelas juga dianggap menjadikan pikiran lebih segar dan membuat pelajaran lebih mudah diserap.
Pemilihan lokasi di luar kelas dapat dilakukan di halaman kelas yang rindang, di instalasi milik sekolah, di perpustakaan, bahkan sekedar berjalan-jalan di pinggir sungai dekat sekolah. Selain materi dapat tersampaikan, siswa juga dapat lebih mengenal alam dan lingkungannya yang akan menjadi pengalaman tersendiri nantinya.
Pembelajaran di luar ruangan juga sejalan dengan pendapat Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, yang menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan dirasa membutuhkan kreativitas yang dapat membuat anak tidak harus terus terpaku duduk di dalam kelas dan mendengarkan guru. Tetapi melalui pemanfaatan ruang terbuka seperti aula ataupun lapangan sekolah untuk area belajar. Ia berharap, sekolah dapat menciptakan beragam inovasi yang menarik untuk diberikan pada anak, tentunya dengan protokol kesehatan yang terus dijalankan, karena pandemi belum usai. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.