Jika tidak ada kendala yang menyulitkan, awal Januari ini para peserta didik akan merasakan suasana berangkat pagi ke sekolah.
Kendati di beberapa tempat masih menerapkan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM-T), para tenaga kependidikan juga harus tetap membuat beberapa kreasi maupun inovasi dalam bidang pembelajaran.
Misalnya, memanfaatkan penggunaan metode Active Learning dalam menunjang ketercapaian pembelajaran.
Apa itu Metode Active Learning?
Sebelum melakukan beberapa inovasi dan kreasi sebaiknya para tenaga kependidikan juga perlu memahami lebih detail terkait konsep metode Active Learning.
Secara terminologi, metode pembelajaran active learning dapat dimaknai secara sederhana berupa sifat energik, tangkas, aktif atau bahkan getol.
Jika dikolaborasikan dengan sebuah pembelajaran, maka metode Active learning dapat disimpulkan sebagai pembelajaran dengan mengusung suatu aktivitas atau fasilitator pembelajaran dengan pengondisian suasana yang tetap semangat dan enerjik.
Harapannya, melalui metode ini, para peserta didik lebih bisa mencapai target pembelajaran dengan mudah.
Di Indonesia sendiri, kehadiran metode Active Learning yakni sebuah metode pembelajaran yang membutuhkan keseluruhan siswa untuk bisa berkontribusi penuh melalui beberapa proses.
Di antaranya yakni proses thinking (berfikir), discussing (berdiskusi), investigating (menyelidiki) dan creating (mencipta).
Manfaat Penggunaan Metode Pembelajaran Active Learning
Dalam pembelajaran tatap muka terbatas tentu para guru sangat mengharapkan partisipasi siswa secara maksimal.
Untuk mewujudkannya, guru membutuhkan sebuah penerapan metode yang mendukung siswa untuk berkontribusi dalam kelas. Berikut beberapa manfaat yang akan guru dapatkan yakni dapat menguatkan materi, keterampilan maupun konsep yang urgen dan berguna bagi peserta didik.
Selain itu, siswa dapat mendemonstrasikan keterampilan dan pengetahuan yang ia miliki melalui pembelajaran aktif. Sehingga, pendalaman materi yang siswa lakukan akan berjalan secara maksimal.
Dalam pembelajaran aktif, para guru juga dapat mengeksplor berbagai soft skill misalnya keterampilan bekerjasama baik antar grup, individu maupun sebaliknya.
Utamanya, pembelajaran siswa aktif juga dapat menuntun mereka untuk semakin mengakrabkan diri di kelas bersama dengan teman sejawat.
Sintak Metode Active Learning
Setiap metode tentu memiliki ciri khas yang berbeda dalam penerapannya. Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam Active Learning :
1. Kenali Beberapa Model Active Learning
Langkah pertama yang perlu dilakukan yakni mengkaji beberapa model Active Learning misalnya pembelajaran jigsaw atau think-pair-share.
Jangan lupa untuk tetap memanfaatkan teknologi yang ada seperti smartphone, laptop dan berbagai kecanggihan lainnya untuk memfasilitasi kegiatan belajar.
2. Terapkan Aturan dalam Kelas
Langkah selanjutnya yakni tetapkan beberapa aturan dalam kelas. Selain itu, untuk memulai pembelajaran aktif jangan lupa memberikan penjelasan bagi siswa agar memahami alur belajar yang diinginkan, sederhananya buat kesepakatan bersama.
3. Membuat Grup Belajar
Setelah menjabarkan kepada keseluruhan siswa terkait aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan, guru dapat memulai untuk membentuk grup belajar. Dalam grup tersebut, guru memberikan beberapa materi.
Setiap grup akan memiliki kesempatan untuk saling berdiskusi terkait materi yang akan diberikan. Kemudian, guru mengadakan beberapa sesi tanya jawab.
Setelah itu, guru memberikan instruksi kepada setiap grup untuk mengambil kesimpulan dari materi yang sudah dikerjakan.
Nah demikianlah ulasan mengenai metode Active Learning. Semoga dapat menjadi referensi bacaan yang menarik dan bermanfaat bagi para pengajar.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!