Begini Pentingnya Sensory Play Ditekankan Sejak Dini pada Anak!

- Editor

Jumat, 27 Mei 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sensory Play – Metode belajar yang digagas oleh seorang ilmuwan yang berasal dari Italia, yaitu Dr. Maria Montessori, ini menekankan pada konsep belajar sambil bermain. Untuk hal ini, kegiatan ini cocok untuk kegiatan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Salah satu konsep belajar yang paling banyak diminati adalah sensory play atau permainan sensori. Sensory play merupakan permainan yang dapat mengaktifkan lebih dari satu panca indera anak.

Apa itu Sensory?

Sensory berasal dari kata sensor yang berarti media atau alat untuk mengumpulkan informasi dari luar. Pada manusia, media atau alat ini bernama indera. Sistem pengantaran informasi yang diterima oleh indera/sensor ke otak untuk kemudian diproses oleh otak.

Sensori integrasi atau sensory integration yaitu proses pada saraf otak. Meliputi proses menerima, mengolah dan menilai informasi yang diterima lewat indera. Setelah itu, otak akan menentukan untuk memberikan respon apa. Kemudian respon ini diteruskan kepada saraf-saraf motorik.

Jadi, supaya seorang anak bisa memberikan respon yang tepat/sesuai dengan informasi yang diberikan. Anak memerlukan kemampuan sensori integrasi yang benar atau sesuai. Oleh sebab itu, pendidik perlu mengusahakan agar sistem sensori anak berkembang sesuai usia. Dengan cara menstimulasi area sensori mereka dengan cara yang tepat juga.

7 Sistem Sensori dan Ide Simpel Permainan

Ternyata, sensori sistem manusia itu tidak hanya 5 (panca indera), melainkan ada tujuh. Simak penjelasan berikut agar mengetahui apa saja tujuh sensori sistem tersebut.

1. Visual

Stimulasi ini berhubungan dengan penglihatan. Indera penglihatan ini membantu anak untuk melihat dan mendeteksi objek yang anak lihat. Contoh ide permainan: bermain dengan kertas warna-warni dan kaos kaki warna-warni.

2. Auditory

Stimulasi ini berhubungan dengan indera pendengaran. Tentang merespon apa yang anak dengar. Serta membantu anak membedakan jenis-jenis suara.

Contoh ide permainan: bermain dengan alat musik perkusi dan suara binatang.

3. Olfactory

Berhubungan dengan indera penciuman. Indera ini membantu anak membedakan ribuan bau yang berbeda dan menentukan apakah bau itu berbahaya, busuk, menyenangkan, kuat, atau samar. Contoh ide permainan: bermain dengan berbagai macam wangi-wangian seperti perlengkapan mandi atau bumbu dapur.

4. Gustatory

Berhubungan dengan indera perasa. Indera ini membantu anak mendeteksi dan mengetahui berbagai rasa yang benda dimakan. Ada rasa asam, pedas, manis, asin, tawar, dan yang lainnya. 

Contoh ide permainan: membiarkan anak merasakan berbagai rasa seperti vanila, coklat, dan cinnamon. Atau mencoba dengan berbagai macam buah-buahan dengan rasa yang berbeda.

5. Tactile

Stimulasi ini berhubungan dengan indera peraba. Indera ini membantu anak mendeteksi sentuhan ringan, tekanan dalam, tekstur, suhu, getaran, dan rasa sakit.

Contoh ide permainan: meraba pakaian yang sedang anak gunakan, dari atas kepala sampai kaki. Atau bermain menggunakan berbagai macam brush (make up, pembersih botol, sikat pakaian, kuas menggambar, dll).

6. Vestibular

Stimulasi ini berhubungan dengan rangsangan pada keseimbangan tubuh anak. Indera ini yang mendeteksi gerakan melalui reseptor sensorik di telinga bagian dalam. Contoh ide permainan: berjalan di papan titian dan berdiri menggunakan satu kaki.

7. Proprioception

Stimulasi ini berhubungan dengan rangsangan pada persendian tubuh dengan menggerak-gerakan otot anak secara perlahan. Contoh ide permainan: bermain tarik tambang dan push-up.

Manfaat Sensory Play untuk Anak

Ada beberapa manfaat sensory play untuk anak usia dini, antara lain adalah sebagai berikut.

1. Perkembangan kognitif

Permainan sensori dapat melatih konsentrasi anak. Hal ini bagus untuk memberikan stimulasi perkembangan kognitif anak. Permainan sensori secara tidak langsung dapat membuat anak menganalisa apa yang sedang dilakukannya.

Seperti ketika anak bermain memindahkan air dari satu tempat ke tempat lainnya. Maka anak akan berpikir bagaimana cara memindahkan air tersebut tanpa menumpahkannya. Disitu, otak anak akan dilatih untuk memecahkan masalah.

2. Stimulasi motorik halus dan motorik kasar

Sebagian besar permainan sensori ini menekankan pada stimulus motorik halus dan motorik kasar anak. Misalnya, memindahkan serta mengelompokkan bola plastik atau pom pom menggunakan pinset atau sendok ke dalam wadah yang berbeda sesuai warna yang sudah ditentukan.

Ada berbagai stimulus yang terjadi pada aktivitas ini. Pertama, merangsang motorik halus saat tangan anak menggenggam media untuk memindahkan bola agar tidak jatuh.

Kedua, mengembangkan koordinasi mata dan tangan yang sangat penting untuk melakukan aktivitas dengan tingkat yang lebih sulit, seperti menulis atau mengikat sepatu. Ketiga, stimulus kecerdasan otak ketika anak berpikir bagaimana caranya memindahkan bola tersebut ke dalam wadah dengan warna bola yang tepat.

Kemudian, ketika guru memberi tantangan kepada anak untuk melewati rintangan demi mendapatkan mainan atau makanan kesukaannya yang sudah diletakkan di ujung rintangan. Aktivitas ini berguna melatih motorik kasar dan gerak tubuh anak.

3. Perkembangan bahasa

Ada kata-kata tertentu yang sulit dijelaskan kepada anak, misalnya lunak, keras, empuk, mengembang, tumpah dan masih banyak lagi. Kata-kata tersebut maknanya akan lebih mudah dipahami ketika anak mengalaminya langsung.

Nah, melalui permainan sensori, anak dapat mengenal kata-kata baru sekaligus memahami maknanya. Misalnya, anak belajar kata “lengket” atau “kenyal” saat ia bermain slime atau pasir kinetik.

4. Melatih kreativitas dan imajinasi anak

Salah satu jenis sensory play atau permainan sensori, yakni open-ended play, dimana anak bebas bereksplorasi pada bahan-bahan yang sudah disiapkan. Permainan ini efektif melatih kreativitas dan imajinasi anak.

Guru dapat menyiapkan beberapa peralatan seni seperti kertas warna, lem, cat air atau krayon, gunting dan beberapa stik es krim. Kemudian beri tantangan anak untuk menciptakan suatu kreasi dari bahan-bahan tersebut. Setelah itu mintalah anak untuk menjelaskan apa yang sudah anak buat dengan peralatan yang guru siapkan. (mfs)

Ayo bergabung bersama e-Guru.id dan rancang pembelajaran di kelas agar lebih menarik dan kekiniane-Guru.id yang merupakan suatu platform peningkatan kualitas dan kompetensi guru dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.

Klik di sini untuk mendaftar!

Gabung grup Telegram Guru Cerdas Era Digital untuk mendapatkan informasi terkait dengan Diklat, Webinar/Seminar, Pelatihan, Workshop, Bimtek, Lokakarya, dan informasi terbaru di bidang pendidikan.
Bergabung Sekarang!

 

Berita Terkait

Guru Non Sertifikasi Full Senyum, Mendikdasmen Siapkan Kado Pengadaan PPG Tahun 2025 Hingga 850ribu Guru
Kabar Gembira Menteri Keuangan Sudah Siapkan Anggaran Untuk Kenaikan Gaji Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 2025
Guru SD, SMA, dan SMA/SMK Wajib Tahu! 6 Program Prioritas Kemendikdasmen Tahun 2024
Kabar Gembira untuk Guru Sertifikasi maupun Non Sertifikasi Ada Arah Dari Wapres Kepada Menteri Pendidikan
Keterangan Mendikdasmen, Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka, Lantas Apa?
Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?
Persiapan Seleksi Kompetensi PPPK Guru 2024, Simak Kisi- Kisi Lengkap Sesuai SK Tahun 2024
Jangan Salah Upload! Ini Persyaratan Administrasi untuk 4 Kategori Pelamar PPPK Guru Tahun 2024
Berita ini 100 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 11:28 WIB

Guru Non Sertifikasi Full Senyum, Mendikdasmen Siapkan Kado Pengadaan PPG Tahun 2025 Hingga 850ribu Guru

Selasa, 19 November 2024 - 10:37 WIB

Kabar Gembira Menteri Keuangan Sudah Siapkan Anggaran Untuk Kenaikan Gaji Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 2025

Sabtu, 16 November 2024 - 10:52 WIB

Kabar Gembira untuk Guru Sertifikasi maupun Non Sertifikasi Ada Arah Dari Wapres Kepada Menteri Pendidikan

Kamis, 14 November 2024 - 10:23 WIB

Keterangan Mendikdasmen, Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka, Lantas Apa?

Rabu, 13 November 2024 - 11:51 WIB

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis