Artificial Intelligence (AI) adalah kecerdasan buatan yang ditanamkan dalam suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. Mengambil pengertian dari akun resmi Direktorat SMP Kemdikbud, AI adalah program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika dan karakteristik kecerdasan lainnya.
Konsep Artificial Intelligence (AI) pertama kali dikenalkan oleh ilmuwan komputer bernama Professor John Mc Carthy pada tahun 1956. Di dalam dunia digital sendiri, AI telah banyak diterapkan di berbagai aplikasi, seperti: Search Engine dan virtual assisten seperti, Google Assisment, Siri, dan Cortan.
Di dunia pendidikan bahkan penggunaan AI dapat membantu pelajar dalam mengembangkan pembelajaran siswa. Selain daripada itu, kecerdasan buatan di masa depan akan mengarah kepada Precision learning.
Seperti yang dilaporkan oleh Google: Future of Education yang dirilis oleh Google Indonesia pada 22 Mei 2023, Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan termasuk di Indonesia.
Kelebihan Artificial Intelligence (AI) dalam Dunia Pendidikan
Shantanu Sinha, Vice President Google for Education, menjelaskan bahwa AI memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan dalam konteks pendidikan. Ia mengungkapkan bahwa AI memiliki potensi besar untuk pengembangan di masa depan dan berkontribusi pada digitalisasi pendidikan.
Tren pertama yang ditentukan oleh Sinha adalah personalisasi proses belajar. Setiap individu dan siswa dianggap unik, sehingga mereka memerlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai.
Teknologi, khususnya AI, dapat memberikan interaksi dan petunjuk personal kepada siswa, yang secara signifikan meningkatkan keterlibatan dan motivasi mereka terhadap materi pembelajaran.
Tren kedua adalah peningkatan kualitas pengajar melalui penggunaan teknologi AI. AI dapat membantu mengurangi beban administrasi para pengajar, sehingga mereka dapat fokus pada tugas pengajaran. Hal ini membantu menghemat waktu pengajar dan memudahkan interaksi dengan murid-murid yang berbeda di berbagai kelas.
Tren ketiga yang akan menjadi arah masa depan pendidikan adalah penerapan pembelajaran seumur hidup atau life long learning. Teknologi yang berkembang juga mempengaruhi evolusi sistem pendidikan.
Meskipun terdapat beberapa dampak negatif, seperti ketergantungan terhadap AI, kehilangan kemampuan belajar guru, dan kelemahan dalam berpikir analitis pada siswa, kehadiran AI diharapkan dapat membantu guru dalam hal administrasi dan rekomendasi serta memperluas akses informasi bagi siswa.
Kekurangan Artificial Intelligence (AI) dalam Dunia Pendidikan
Kendati memiliki manfaat, Iman Zanatul Haeri dari Perhimpunan Pendidikan & Guru (P2G), menyatakan bahwa terdapat sejumlah dampak buruk penggunaan AI atau kecerdasan buatan ini. Salah satunya adalah AI dapat membuat ketergantungan, baik guru dan pelajar.
Iman mengatakan, jika terlalu sering bergantung pada AI, maka akan kehilangan kemampuan belajar, karena terlena dengan kemudahan. Begitu juga pelajar, jika terlalu sering memakai AI, maka kemampuan berpikir analitik dan mengolah data semakin lemah.
Secara luas, lanjut Iman, AI bisa mengendalikan kebijakan pendidikan nasional secara kasat melalui rekomendasi-rekomendasi yang mengarah pada hal-hal yang diharapkan pihak-pihak di luar pemangku kebijakan atau pencipta algoritmanya.
Terlebih, Iman melihat, saat ini pemerintah Indonesia belum memiliki protokol Artificial Intelligence for Edication (AIED). Sehingga menurutnya, Indonesia belum siap dalam menerapkan sistem AI di dunia pendidikan.
Halaman selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya