Kita semua pasti tahu bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari banyak negara lain di dunia. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan praktik pendidikan Indonesia lebih mementingkan formalitas dan hafalan. Padahal, pengembangan passion siswa juga penting diajarkan sejak dini agar siswa tidak salah melangkah setelah lulus dari bangku sekolah.
Menurut Vallerand dan Houlfard, passion adalah kecenderungan yang kuat terhadap suatu aktivitas yang disukai oleh seseorang. Sedangkan menurut Covey, passion adalah keinginan yang membara, keyakinan yang kuat serta dorongan untuk membuat seseorang menjadi lebih disiplin untuk mencapai visinya.
Pertula juga berpendapat passion adalah suatu kondisi psikologis yang dapat dicirikan dengan menghadirkan rasa emosi yang positif dan kuat. Dorongan internal dan keterlibatan tinggi terhadap suatu aktivitas dianggap oleh seorang individu menjadi lebih bermakna.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa passion adalah gairah, dorongan, dan energi yang muncul dalam diri seseorang untuk mengerjakan aktivitas yang digemarinya secara disiplin.
Meskipun demikian, banyak siswa yang belum menemukan passionnya saat dirinya duduk di bangku sekolah. Hal ini berdampak pada diri siswa saat sudah memasuki perguruan tinggi. Hasil survey yang dilakukan oleh Indonesia Career Center Network (ICCN) pada tahun 2017 menunjukkan bahwa 87% mahasiswa di Indonesia mengaku salah jurusan saat kuliah.
Banyak orang yang menemukan passionnya setelah dirinya berada di perguruan tinggi. Biasanya, mahasiswa akan berinisiatif untuk menemukan passionnya melalui pendidikan non formal di luar kampus. Misalnya, dengan ikut berorganisasi untuk mengembangkan diri.
Seharusnya siswa bisa menemukan passionnya sedari duduk di bangku sekolah, tetapi banyak siswa yang terlambat karena pendidikan di Indonesia cenderung menekankan pada materi sehingga saat proses pembelajaran tidak ada kesempatan bagi siswa untuk berimajinasi, berpendapat, dan berekspresi.
Selain itu, kurangnya arahan dari lingkungan sekolah, lingkungan sekitar, dan kurangnya motivasi dari dalam diri siswa juga berdampak pada terlambatnya siswa untuk segera menemukan passion yang ada dalam dirinya.
Padahal, jika siswa sudah menemukan passionnya selama duduk di bangku sekolah, tentu siswa memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mengembangkan skill yang dimiliki. Cara ini juga dapat meminimalisir masalah mahasiswa salah mengambil jurusan saat kuliah.
Ketika siswa dari sejak dini telah diarahkan untuk menemukan passionnya, tentu siswa akan lebih semangat belajar dan tidak ada tekanan bagi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
Sebagai seorang pendidik, guru juga tidak boleh memaksa siswa untuk memahami semua jenis pelajaran, karena setiap siswa memiliki passion yang berbeda-beda. Ada siswa yang passionnya di bidang seni, ada siswa yang passionnya di bidang agama, ada juga yang passionnya di bidang olahraga, dan ada juga yang passionnya di bidang bahasa.
Guru juga diharapkan mampu membantu siswa untuk menemukan passionnya dan dengan begitu siswa dapat lebih cepat untuk mengembangkan passion yang dimiliki.
Jadi, selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, guru tidak hanya dihadapkan oleh siswa yang memiliki satu passion, tetapi guru dihadapkan dengan beragam passion yang dimiliki oleh siswa dalam satu kelas.
Untuk menumbuhkan passion siswa, guru bisa menyampaikan materi pelajaran dengan mengaitkan materi yang diajarkan dengan passion. Misalnya, saat guru bahasa Inggris mengajarkan materi tentang Job Application Letter (Surat Lamaran Kerja), seorang guru tidak hanya menyampaikan tentang materi secara umum, tetapi guru dapat menghubungkan materi tersebut dengan passion siswa, seperti menanyakan, “Anak-anak, diantara kalian adakah yang bercita-cita menjadi atlet badminton? siapa yang ingin bekerja sebagai penari? siapa yang ingin bekerja sebagai guru agama? atau siapa yang ingin bekerja sebagai translator bahasa?”
Setelah memberikan pertanyaan tersebut, langkah selanjutnya guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk membuat surat lamaran kerja sesuai dengan passion masing-masing.
Dengan demikian, materi pelajaran yang melibatkan passion diharapkan mampu berpengaruh besar pada diri siswa. Dengan memberikan tugas yang sesuai passion, siswa dapat merasa bahagia dan siswa dapat mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh sehingga hasil yang dicapai oleh siswa akan lebih baik.
Halaman Berikutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya