Perbaiki Cara Mengajar Anda, Berikut 9 Tips Ampuh Agar Siswa tidak Bosan Belajar!

- Editor

Jumat, 24 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seringkali kita temui siswa yang cenderung pasif dalam belajar. Tentunya hal demikian dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah dipengaruhi oleh keterampilan cara mengajar guru yang kurang tepat.

Cara mengajar guru yang kurang tepat tentunya akan berpengaruh terhadap ukuran keberhasilan pada suatu kegiatan pembelajaran. Guru yang terbiasa dengan metode pembelajaran klasik, pembawaan materinya akan cenderung kaku. Hal inilah yang membuat anak didik kurang semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Faktor pendidik (guru) merupakan hal yang sangat fundamental karena pendidik sebagai pengajar, pembimbing, fasilitator menjadi ujung tombak keberhasilan pendidikan. Generasi cerdas dan berprestasi tercapai atas kinerja guru yang baik selama bertugas di lembaga pendidikan.

Membaca do’a pembuka

Hal yang penting untuk diterapkan oleh guru adalah dengan mengawali setiap pertemuan kelas dengan berdo’a. Berdo’a merupakan salah satu bentuk pembukaan dalam mengawali proses pembelajaran.

Dengan berdo’a, anak didik secara tidak langsung dapat meningkatkan kecerdasan spiritual mereka. Guru dapat memimpin do’a secara langsung ataupun juga dapat menunjuk salah satu murid untuk memimpin do’a tersebut.

Jika terdapat perbedaan kepercayaan pada anak didik dalam satu kelas, sebaiknya guru yang memimpin do’a tersebut dengan memberikan arahan untuk berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

Memberikan ice breaking

Agar pembelajaran yang akan dilaksanakan berjalan dengan efektif; anak didik merasa senang, bersemangat, dan penuh antusias, maka guru hendaknya memberikan hiburan kepada mereka.

Guru dapat memberikan sapaan kepada anak didik, baik itu menanyakan kabar, memberikan stimulus yang menggugah anak didik untuk menjawab, dan lain sebagainya. Kebanyakan cara mengajar guru terlalu kaku, tidak menyertakan hiburan disela-sela waktu pembelajaran.

Bentuk ice breaking bermacam-macam, mulai dari memberikan yel-yel, nyanyi-nyanyian tebak-tebakan sederhana, menampilkan gerakan-gerakan yang lucu, game yang bersifat instuksi, dan lain-lain. Guru perlu betul-betul memperhatikan siapa anak didik yang dihadapi sebelum memilih dan memberikan ice braking tersebut.

Tentu saja perbedaan jenjang pendidikan sangat mempengaruhi respon yang ditimbulkan dari anak didik. Maka dari itu, carilah ice breaking yang sekiranya cocok untuk anak didik pada jenjang tertentu agar ice breaking yang diberikan mampu menggugah semangat mereka.

Melakukan review materi

Langkah selanjutnya yang dapat guru lakukan adalah me-review materiy yang telah disampaikan sebelumnya. Langkah ini bertujuan agar anak didik tidak melupakan hal-hal yang telah dipelajari pada pertemuan lalu.

Guru dapat memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang telah disajikan pada petemuan sebelumnya. Dengan begitu, anak didik akan terpantik untuk menjawab pertenyaan tersebut sesuai dengan apa yang telah mereka pelajari.

Jangan sampai pelajaran-pelajaran yang disajikan masuk ke telinga kanan keluar ke telinga kiri. Dalam hal ini guru bertugas untuk tetap menjaga ingatan dan pemahaman anak didik agar mereka tidak lupa dan benar-benar dapat menguasai materi-materi yang telah disajikan.

Mulai memberikan materi pelajaran

Dalam memulai pelajaran, kebanyakan cara mengajar guru langsung menerangkan materinya. Yang demikian tidak direkomendasikan karena akan menimbulkan belajar yang pasif (membeo) bagi anak didik.

Hendaknya guru menuliskan atau menerangkan materi secara abstrak, kemudian guru memberikan pertanyaan kepada anak didik untuk memberikan argumentasi sehingga pembelajaran berpusat pada mereka.

Hal ini dapat meningkatkan berpikir kritis anak didik dalam mengungkapkan sesuatu dengan proses penalaran. Selain itu, pembelajaran dengan pola seperti ini akan dapat menggugah anak didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Guru harus membuat skema yang betul-betul tepat ketika memberikan stimulus berupa pertanyaan atau perandaian kepada anak didiknya. Hendaknya guru tidak terlalu kaku dalam memberikan stimulus tersebut agar anak didik tidak merasa tegang ketika berupaya memberikan argumentasi atau jawaban.

Memberikan apresiasi belajar

Langkah selanjutnya yang bisa guru terapkan adalah memberikan apresiasi belajar terhadap peserta didik. Seringnya guru memberikan apresiasi belajar bagi anak didik yang memiliki prestasi paling baik di kelasnya.

Hal yang demikian tentunya tidak disarankan. Karena anak didik yang kurang berprestasi akan merasa lebih jauh dengan guru, merasa lebih tertinggal dengan anak-anak lain, dan merasa tidak diperhatikan.

Bayangkan saja, anak didik yang kurang berprestasi tentunya mendapatkan tekanan dari lingkungan belajar, teman-temannya, bahkan bisa juga tekanan itu timbul dari keluarganya. Jika sudah demikian, jangan sampai tekanan itu didukung oleh sikap guru yang memberikan apresiasi belajarnya hanya kepada anak didik yang memiliki prestasi tinggi.

Karena pada dasarnya, anak bagaikan orang dewasa yang butuh diberikan penghargaan, apresiasi atau pengakuan dari lingkungannya, termasuk dalam hal ini diberikan oleh guru. Seringnya hal ini kurang mendapatkan perhatian di kalangan guru-guru.

Hendaknya guru tetap memberikan apresiasi terhadap semua anak didik, termasuk untuk mereka yang kurang berprestasi agar termotivasi untuk terus belajar meskipun seringkali hasil yang dia dapatkan kurang maksimal. Tentunya apresiasi yang diberikan tidak harus sama rata, guru dapat menyesuaikannya.

Mengupayakan kegiatan games

Jam pelajaran yang ditentukan seringkali tidak cukup menampung materi pelajaran yang disampaikan. Atau juga sebaliknya, banyak waktu yang terbuang disaat pembelajaran berlangsung. Hal-hal demikian menjadikan pembelajaran tidak berjalan dengan efektif dan efisien.

Games menjadi salah satu alternatif dalam mengisi kekosongan pada saat jam pelajaran. Jika jam pelajaran tidak cukup, maka sebaiknya games tidak digunakan. Artimya dalam hal ini guru dapat menyesuaikan dengan kebutuhan, waktu, dan kondisi yang ada.

Pada dasarnya pemberian games pada saat belajar, dapat membantu meringankan beban pikiran anak didik ketika proses pembelajaran berlangsung. Guru sebaiknya tetap menyiapkan berbagai games yang nantinya dapat diterapkan di kegiatan belajar mengajar anak didik. Karena sangat mungkin sewaktu-waktu games ini dibutuhkan didalam proses pembelajaran.

Memberikan motivasi belajar

Motivasi belajar dapat diberikan ketika anak didik telah selesai melaksanakan proses pembelajaran. Motivasi ini bertujuan untuk menggugah semangat anak didik untuk terus belajar dan mengembangkan hal-hal yang positif dala hidup.

Guru dapat memberikan contoh-contoh atau kisah-kisah yang positif agar dapat ditiru oleh anak didik. Selain itu, guru juga dapat memberikan nasihat-nasihat yang dikemas dengan bahasa yang santai dan mudah dimengerti. Artinya bahasa yang digunakan hendaknya tidak kaku karena bukan untuk memberikan renungan.

Seringkali kita alami atau mendengar di sekeliling kita ada teman, kerabat, saudara atau keluarga yang selalu teringat dengan kata-kata gurunya sewaktu masa sekolah. Hal ini menjadi bagian yang positif meskipun tidak selalu anak didik langsung menerapkannya, bisa saja setahun, dua tahun kedepan mereka baru merasakan dan menerapkannya.

Membaca do’a penutup

Langkah yang jangan sampai dilewatkan adalah membaca do’a penutup. Guru dapat menunjuk anak didik secara bergantian untuk memimpin do’a.

Do’a penutup merupakan hal yang fundamental dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak didik. Dengan membaca do’a penutup, berharap anak didik benar-benar memahami materi serta menjadikan ilmu tersebut bermanfaat bagi dirinya maupun masyarakat.

Hal yang perlu diingat

Cara mengajar guru memang menjadi faktor fundamental dalam membentuk anak didik yang cerdas dan berprestasi. Namun faktor lain tidak boleh dilupakan, artinya guru juga harus mempersiapkan solusi, metode, langkah atau strategi lain sebagai upaya pencegahan faktor yang mempengaruhi pembelajaran.

Dengan demikian, guru dapat memilah dan memilih cara mengajar yang seperti apa yang tidak dan harus diterapkan pada pembelajaran. Hal tersebut berkaitan dengan karakter anak didik yang berbeda, fasilitas yang tersedia, dan sumber belajar yang ada.

Tingkatkan kualitas mengajar Anda dengan bergabung bersama e Guru Id dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.

Klik disini untuk mendaftar!

Berita Terkait

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 
Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025
Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025
Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana
Link- Link Penting untuk Pendaftaran Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu Tahun 2024
Alur Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu 2024 : Panduan Lengkap
Berita ini 762 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:26 WIB

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!

Selasa, 17 Desember 2024 - 10:15 WIB

Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:13 WIB

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 

Kamis, 12 Desember 2024 - 11:07 WIB

Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025

Selasa, 10 Desember 2024 - 09:43 WIB

Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis