Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

- Editor

Selasa, 20 Februari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Nur Hasmidar 

Guru SMPN Binaan Khusus Kota Dumai, Riau

 

Pada tahun 2022 dunia pendidikan di Indonesia memasuki babak baru dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Secara sederhana, kurikulum ini bertujuan untuk membebaskan kurikulum dari ketergantungan pada buku teks, sehingga sekolah dan guru dapat mengembangkan kurikulum yang lebih relevan.

Sementara itu, teknologi saat ini  sudah menjadi bagian dari perjalanan waktu yang tidak bisa dibendung. Teknologi tidak hanya mengubah gaya hidup manusia tapi juga mengubah bagaimana kita bekerja, belajar, dan berinteraksi. Berbagai macam inovasi muncul setiap saat, semakin membuat aktivitas dan pekerjaan kita menjadi lebih praktis dan efektif.

Baru-baru ini, dunia sedang dihebohkan dengan kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI atau Artificial Intelligence), di antaranya adalah ChatGPT. Sebagai bagian dari inovasi teknologi modern, ChatGPT akan memberi dampak pada dunia pendidikan. Sekolah, guru, dan siswa dapat memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan tersebut. 

ChatGPT dapat menjadi mitra pembelajaran yang berguna dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Dalam penerapannya, ChatGPT bisa memberikan penjelasan yang dibutuhkan baik oleh guru maupun siswa terkait materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas.

Artificial Intelligence (AI) sendiri pertama kali dikembangkan pada tahun 1956 oleh John McCharty dari MIT (Massachusetts Institute of Technology). Menurut John McCharty Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan merupakan proses memodelkan cara berpikir manusia dan mendesain suatu mesin agar dapat berperilaku layaknya manusia atau istilah lainnya disebut cognitive tasks, yaitu bagaimana mesin bisa belajar secara otomatis dari data dan informasi yang sudah diprogramkan. 

Dalam lingkup pendidikan, AI bisa berperan dalam banyak aspek, seperti yang dikatakan oleh Direktur SEAMEO, Ethel Agnes yang meyakini AI dapat mempermudah kinerja guru terutama dalam urusan administratif seperti menentukan nilai akhir berdasarkan bobot penilaian. AI juga dapat mempermudah guru dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar dan berbagai aktivitas pembelajaran lainnya. AI diyakini dapat membantu manusia untuk belajar dengan lebih baik dan mencapai tujuan pendidikan dengan lebih efektif. 

Sehingga tidak heran jika saat ini banyak inovasi dan terobosan berbasis AI yang sedang dan akan diterapkan dalam menunjang proses pembelajaran agar lebih praktis dan efektif. Akan tetapi, secanggih apapun suatu teknologi kecerdasan buatan ini, tetap tidak akan bisa sepenuhnya menggantikan peran seorang guru dalam mengajar di kelas. 

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, misalnya, guru perlu menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan siswa. Namun guru dapat menggunakan AI untuk mendesain pembelajaran berdiferensiasi tersebut, yaitu strategi pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar berbeda untuk siswa yang berbeda-beda. 

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu menyesuaikan pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa dalam hal proses dan produk. Untuk memudahkan pekerjaan tersebut, guru bisa menggunakan bantuan aplikasi kecerdasan buatan ChatGPT. Adapun  contoh instruksi kepada ChatGPT yang dapat kita gunakan, misalnya:”Berikan contoh pembelajaran berdiferensiasi dalam hal produk dan proses dalam pembelajaran kelas saya, yaitu kelas 7 SMP untuk mata pelajaran IPA pada topik tata surya dengan asesmen sumatif membuat gerhana matahari.”

Dalam hal ini ChatGPT akan dapat membantu menyediakan bahan belajar yang bervariasi dan bisa disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa. Jadi, dalam pembelajaran berdiferensiasi dukungan ChatGPT akan terlihat ketika  bisa memberi solusi dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. 

ChatGPT sebagai Bahan Rancangan Asesmen Diagnostik dapat dirasakan secara nyata. Pasalnya ChatGPT  bisa mendukung penilaian diagnostik pada konsep Kurikulum Merdeka. Dan dalam penerapannya, ChatGPT dapat menyediakan informasi atau pertanyaan diagnostik yang dapat membantu guru dalam mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran. Berbagai contoh pertanyaan diagnostik bisa diperoleh guru lewat bantuan ChatGPT tersebut. 

Pertanyaan diagnostik ini tentu harus disesuaikan dengan topik yang sedang diajarkan.
Dengan begitu, guru bisa mendapat banyak referensi dari ChatGPT yang kemudian akan dikembangkan secara mandiri untuk diberikan kepada siswa dalam rangka Asesmen Diagnostik. Oleh karenanya, dengan adanya bantuan ChatGPT dalam proses asesmen diagnostik ini, penilaian serta hasil evaluasi guru terhadap jawaban siswanya akan lebih baik dan objektif. 

ChatGPT juga dapat memberikan umpan balik yang berguna untuk guru dan peserta didik terkait dengan hasil penilaian diagnostik yang dilakukan. Umpan balik ini dapat membantu guru dalam mengevaluasi efektivitas pembelajaran dan memperbaiki strategi mengajar yang telah dilakukan. 

Pada akhirnya, ChatGPT dapat menjadi salah satu teknologi yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran karena dapat memberikan kemudahan akses dan fleksibilitas dalam belajar. Selain itu dapat mendorong pembelajaran berdiferensiasi. ChatGPT juga dapat membantu guru memberikan tugas yang berbeda-beda dan menyesuaikan tugas tersebut dengan kemampuan peserta didik. Dengan begitu, setiap peserta didik dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka masing-masing serta memperkaya sumber belajar. 

Di sisi lain, ChatGPT dapat menjadi sumber belajar tambahan bagi peserta didik karena dapat memberikan informasi yang lebih luas dan variatif. Selain itu, ChatGPT juga dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas mandiri yang diberikan oleh guru.

Penggunaan ChatGPT juga dapat meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik Dalam hal meningkatkan kemampuan literasi, ChatGPT dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan membaca dan menulis, terutama dalam hal memahami struktur kalimat dan kosakata yang dihasilkan oleh ChatGPT.

Selanjutnya dalam hal kemampuan numerasi, ChatGPT dapat dimanfaatkan untuk mencari contoh soal matematika yang sulit, seperti aljabar dan kalkulus beserta penjelasannya. Dengan begitu, peserta didik bisa terbantu memahami konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung dengan maksimal. 

Namun, yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan ChatGPT dalam paradigma Kurikulum Merdeka bahwa guru harus tetap memiliki peran yang penting dalam memberikan arahan, penjelasan, dan umpan balik terhadap hasil belajar peserta didik. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

 

 

Penulis : Nur Hasmidar

Editor : Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 315 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis