Menjadi Guru Penerus Perjuangan Kartini

- Editor

Jumat, 21 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Yanuarista Satriana Hartini 

Guru di SMPN 5 Lembor Selatan, Manggarai Barat

 

Kartini adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang memperjuangkan emansipasi wanita pada masa kolonial Belanda. Pada masa itu, budaya patriarki masih sangat kental di daerah Jawa, di mana perempuan tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan juga banyak hal lainnya.

Perempuan kelahiran 21 April 1879 ini kemudian tergerak hatinya untuk mengubah wawasan masyarakat terhadap perempuan, terlebih terkait kesetaraan gender. Beliau mengusulkan agar perempuan diberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan bakat serta kemampuan yang  dimiliki.

Perjuangan Kartini tentunya menjadi inspirasi untuk wanita Indonesia untuk terus berjuang dan mengejar pendidikan. Karena dari Kartini kita belajar bahwa pendidikan adalah kunci yang dapat membebaskan tradisi dan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam masyarakat—karena untuk mendapatkan kesempatan tersebut sudah tidak dibatasi oleh gender. 

Tentunya hal ini dapat membakar semangat wanita Indonesia bahwa kita juga memiliki hak yang sama dalam berkontribusi lewat kemampuan dan bakat yang kita miliki pada masyarakat. Misalnya dalam hal pendidikan, perempuan memiliki kebebasan dalam mengakses pendidikan yang sama dan berkualitas tanpa memandang gender. 

Apakah perjuangan Kartini sudah benar-benar terwujud di era sekarang?

Pada kenyataannya, ketidaksetaraan gender masih saja terjadi pada masa seperti sekarang. Misalnya, tugas rumah tangga lebih banyak diembankan pada kaum perempuan bahkan ada yang menyatakan bahwa tugas rumah memang kewajiban yang seharusnya dikerjakan oleh kaum perempuan. 

Dalam hal kepemimpinan, kaum perempuan selalu dianggap lemah; perempuan rentan menjadi korban kekerasan  seperti kekerasan seksual, pelecehan, dan juga kekerasan dalam rumah tangga. 

Pembedaan gender ini seringkali tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat secara umum, tapi juga masih ditemukan di lingkungan sekolah. Sebagai contoh dalam hal kebersihan kelas selalu diembankan pada kaum perempuan. 

Stereotip gender pada mata pelajaran juga masih sering timbul. Misalnya, mata pelajaran seni subjeknya seringkali dikaitkan dengan perempuan dan mata pelajaran olah raga subjeknya adalah laki-laki. 

Kita sebagai guru memiliki peranan penting dalam membentuk pola pikir dan membentuk keyakinan siswa dalam upaya memberikan pemahaman kepada siswa terkait kesetaraan gender dalam proses pembelajaran. Ini bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti guru memberikan pemahaman kepada siswa bahwa perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya. 

Guru yang baik tentunya mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman sehingga semua siswa baik laki-laki maupun perempuan merasa dihargai dan dihormati tanpa memadang identitas dan juga ekspresi gender. 

Guru perlu bersikap adil dalam proses pembelajaran. Misalnya, dalam pengerjaan tugas secara kelompok, semua siswa diberikan kesempatan yang sama serta semua siswa mestinya merasakan  tugas sebagai pemimpin kelompok. 

Dalam hal kekerasan seksual pada siswa perempuan tentunya merupakan hal yang patut diwaspadai oleh guru. Karena ini berimbas pada psikologi siswi. Murid perempuan seringkali dijadikan korban pelecehan, maka dari itu tugas guru dalam menangani masalah ini adalah: guru harus melaporkan tindakan tersebut kepada pihak yang berwenang dan memastikan bahwa korban mendapatkan dukungan moril dan memastikan kejadian itu tidak terulang kembali. 

Dari sini dapat disimpulkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk belajar dan mengejar cita-cita terlepas dari gender. Jangan biarkan batas-batas gender membatasi semangat  dan menghambat semangat wanita Indonesia. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

 

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 33 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis