Integritas
Integritas juga sangat penting untuk ditanamkan dalam diri anak. Integritas sendiri merupakan konsistensi terhadap keyakinan, perbuatan, atau perkataan. Anak perlu melatih kekonsistenan ini untuk meningkatkan produktivitas, reputasi, dan motivasi. Tidak usah muluk-muluk, Anda cukup mengajar hal-hal sederhana saja. Misalnya, tidak menyontek saat ujian, membersihkan kelas setiap pagi, mengerjakan tugas secara mandiri, dan masih banyak lagi.
Kemampuan Mencari dan Menemukan Solusi
Di manapun, kita pasti akan berhadapan dengan sesuatu yang menjadi pemicu masalah. Bahkan, di sekolah, anak-anak juga tidak luput dari konflik. Meski ringan, mereka juga butuh bimbingan untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Maka, Anda tidak boleh lengah dalam mengawasi anak karena bisa saja, mereka semakin berbuat ulah.
Contoh kecil, anak-anak bertengkar di dalam kelas. Biasanya, anak seusia TK atau SD lebih memilih ribut dan main tangan. Mereka cukup sulit dipisahkan. Bahkan, mereka juga tidak bisa menjelaskan permasalahannya. Lantas, bagaimana caranya? Anda bisa melerai dulu perlahan dan biarkan mereka tenang. Setelah itu, ajukan pertanyaan sederhana terkait penyebab pertengkaran. Dengarkan dengan baik penjelasan anak tanpa membeda-bedakan. Lalu, berikan solusi terbaik yang tidak memberatkan salah satu pihak.
Secara tidak langsung, anak akan memperhatikan bagaimana cara Anda menyelesaikan masalah. Mereka menyerap semua langkah pembentukan karakter anak tersebut. Nantinya, mereka akan mengaplikasikannya saat berhadapan dengan tantangan yang sesungguhnya.
Kreativitas
Secara umum, orang beranggapan bahwa kreativitas adalah karya seni. Padahal, kreativitas juga bisa dikaitkan dengan hal yang lebih luas. Ini karena skill ini melibatkan ekspresi dan imajinasi, jadi jangkaunnya tidak harus berupa kerajinan dan sejenisnya. Contoh bentuk kreativitas adalah menulis cerpen, desain grafis, dan seni lainnya.
Untuk menumbuhkan skill ini, Anda bisa melibatkan anak dalam kegiatan tertentu. Misalnya, meminta anak berkontribusi tulisan mading. Bisa juga saat acara bazar, anak-anak berkreasi, seperti membuat produk makanan, daur ulang, dan sebagainya. Cara-cara seperti ini akan meningkatkan daya imajinasi anak serta kemampuan kognitifnya.
Empati
Anak juga memiliki kecerdasan emosional. Hanya saja, mereka tidak paham bagaimana cara mengaplikasikannya. Tidak heran, mereka cenderung mementingkan diri sendiri. Namun, semua ini masih dapat diperbaiki. Tentu saja, dengan dukungan Anda sebagai gurunya.
Yang pertama adalah contoh. Sebelum mengajarkan anak caranya berempati, Anda harus selalu melaksanakannya. Misalnya, tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap semua siswa. Di samping itu, ajari dengam cara tidak menghakimi. Contoh, Anda bisa menampilkan animasi yang memuat perilaku empati.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya