Jenis metode pembelajaran sangat penting digunakan untuk mendukung pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif akan menghasilkan dua dampak perubahan pada peserta didik, yaitu dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect).
Dampak instruksional diperoleh melalui pembelajaran langsung atau proses pendidikan yang terjadi saat peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang guru dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah suatu proses penyampaian materi pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan teratur oleh tenaga pengajar atau guru.
Pendapat lain mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah suatu strategi atau taktik dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di kelas yang diaplikasikan oleh tenaga pengajar sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Menurut Hasby Ashydiqih metode pembelajaran adalah seperangkat cara yang dilakukan guna mencapai tujuan tertentu dalam proses pembelajaran.
Menurut Abdurrahman Ginting metode pembelajaran adalah cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya supaya terjadi proses pembelajaran pada diri siswa.
Seorang guru harus dapat menerapkan metode yang tepat dalam kegiatan belajar-mengajar, sesuai dengan karakter para siswanya. Dengan demikian proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat menyerap pelajaran dengan lebih mudah sehingga akan membentuk karakter siswa.
Berikut metode pembelajaran untuk membentuk karakter peserta didik :
- Metode Ceramah
Guru dapat menggunakan menggunakan metode ini untuk menyampaikan atau menjelaskan materi pelajaran secara lisan. Selain itu metode ini juga dapat digunakan untuk menanamkan berbagai nilai positif melalui dongeng, cerita, nasihat yang dapat memotivasi siswa untuk meneladani perilaku atau karakter baik dari tokoh-tokoh dalam dongeng dan cerita. Guru bukan menceramahi tentang nilai karakter, melainkan siswa diajak untuk menghayati nilai tersebut melalui karakter tokoh yang dikisahkan.
2. Metode Tanya Jawab
Secara umum metode tanya jawab digunakan bersama-sama dengan metode ceramah. Tujuannya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan melalui ceramah dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
Metode ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk melatih siswa agar berani bertanya dan menyampaikan pendapat dengan santun yang dilandasi oleh nilai-nilai berpikir kritis, berpikir logis, belajar menghargai pendapat teman, tidak memaksakan pendapat, menggunakan bahasa yang komunikatif, tidak emosional, belajar menahan diri, dan sebagainya.
3. Metode Diskusi
Penggunaan metode diskusi ini pada dasarnya dapat digunakan di sekolah dasar. Tetapi mengingat di kelas rendah kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri dan kemampuan berkomunikasi masih kurang, maka metode diskusi di kelas rendah perlu mendapat bimbingan guru lebih intensif.
Guru dapat memanfaatkan metode ini untuk menanamkan nilai-nilai berpikir kritis, berpikir logis, belajar menghargai pendapat teman, tidak memaksakan pendapat, berani menyampaikan pendapat dengan santun, menggunakan bahasa yang komunikatif, tidak emosional, belajar menahan diri, dan saling menghargai.
4. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata ini merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh pengalaman belajar terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurukulum sekolah.
Sekalipun karyawisata memiliki banyak hal yang bersifat non-akademis namun tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.
Guru dapat memanfaatkan metode ini untuk mengembangkan nilai-nilai kerjasama, rela berkorban, peduli lingkungan, tanggung jawab, mencintai tanah air dan bangga menjadi warga negara Indonesia.
5. Metode Pemecahan Masalah
Metode ini punya peran lebih dam setiap pelajaran terutama agar pembelajaran berjalan secara fleksibel. Para ahli banyak mengemukakan berbagai langkah dalam melakukan pemecahan masalah, tetapi pada hakekatnya cara yang dikemukakan adalah sama. Dengan menggunakan metode ini guru dapat mengembangkan karakter kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab, rasa ingin tahu, teliti, kerja keras, dan jujur.
6. Metode Simulasi
Guru dapat menggunakan metode simulasi ini untuk menirukan suatu peristiwa atau kejadian tertentu. Juga dapat digunakan guru untuk menanamkan nilai-nilai kerja sama, tolong-menolong, keuletan, kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab.
7. Metode Penemuan
Metode ini lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses dari pada hasil. Langkah-langkah yang dilakukan yakni guru bersama siswa menetapkan topik kemudian penyusunan prosedur kegiatan secara kelompok yang dilanjutkan dengan siswa bekerja untuk melakukan investigasi data, menganalisis data serta pembuatan laporan.
Guru dapat menggunakan metode ini untuk menanamkan nilai-nilai rasa ingin tahu, kerja keras, kerja sama, inovatif, dan kreatif.
8. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara anak diminta menirukan sesuatu sesuai dengan peran yang telah ditentukan terlebih dulu untuk tujuan tertentu.
Guru dapat menggunakan metode bermain peran untuk menanamkan nilai-nilai menghargai peran orang lain, mengambil keputusan spontan baik dalam kelompok maupun individual, dan berfikir untuk mengentaskan masalah, percaya diri, dan berani menampilkan diri.
9. Metode Penugasan
Dalam Menggunakan metode penugasan (resitasi) ini, guru memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa, baik secara individual maupun kelompok. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yakni pertama menyiapkan tugas dan lembar kegiatan siswa kemudian menetapkan apakah tugas untuk individu atau kelompok.
Guru dapat menggunakan metode ini untuk menanamkan atau memperkuat nilai-nilai tanggung jawab, kerjasama, saling menghargai, percaya diri, patuh, aktif, disiplin, dan rasa kepenasaranan/rasa ingin tahu.
10. Metode Permainan
Metode ini dapat digunakan agar siswa melakukan permainan edukatif untuk memahami suatu kompetensi tertentu. Guru dapat menggunakan metode ini untuk menanamkan nilai-nilai tanggung jawab, kerjasama, menghargai, percaya diri, patuh, aktif, jujur, kreatif, tekun, disiplin, sportif, dan rasa kepenasaranan/keingintahuan.
11. Metode Demonstrasi
Guru dapat menggunakan metode ini untuk menginformasikan atau menjelaskan konsep melalui peragaan fisik; atau dengan cara menggunakan alat tertentu yang dapat diamati oleh siswa, baik secara kelompok maupun secara klasikal.
Siswa melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru atau siswa yang ditunjuk. Sesuai hasil pengamatan, siswa dapat mengajukan hipotesis (dugaan sementara) terkait dengan konsep yang akan dibahas.
Dengan metode ini dapat dikembangkan nilai-nilai karakter rasa ingin tahu, mandiri, teliti, jujur, disiplin, peduli lingkungan, dan komunikatif.
12. Metode Eksperimen
Metode ini dapat digunakan untuk membuktikan/verifikasi dugaan sementara atau konsep berdasarkan rumus atau anggapan tertentu. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok dengan menggunakan perangkat tertentu, yang dilanjutkan dengan diskusi hasil percobaan dalam kelompok masing-masing. Hasil diskusi kelompok dilaporkan melalui diskusi kelas.
Melalui metode ini guru dapat mengembangkan nilai-nilai karakter siswa antara lain rasa ingin tahu, jujur, teliti, kerjasama, tanggung jawab, saling menghargai, komunikatif, peduli lingkungan, dan peduli sosial.
Ikutilah Webinar gratis “Mengenal dan Mengembangkan Bakat Anak dengan Talent Mapping” yang diadakan oleh e-guru.id. Pendaftaran 100% gratis
Penulis : Erlin Yuliana