“Karena latar belakang saya Sarjana pendidikan, maka saya ngajar di salah satu pedesaan yang sebelumnya saya ngajar di kota.”
“Kalau sampai sekarang, saya mengajar di MTS itu kurang lebih sudah satu tahun,” ucap Hafid.
Meskipun Hafid tidak memperoleh bonus seperti guru yang lain, Hafid tetap bersyukur atas apa yang dia dapatkan untuk seakrang. Pengalaman ini jelas dapat dijadikan inspirasi untuk kita semua.
“Saya bersyukur walaupun memang gaji bisa dibilang kurang, tapi ya tetap bersyukur dan bagaimana kita bisa dapat yang lebih, seperti itu.”
“Kalau bonus sih enggak ada, tapi ada THR, pernah dapat uang dari yayasan dan makanan dari yayasan.”
“Kalau dari Pemda dan Kemenang, guru-guru lain udah ada, beberapa ada yang dapat Rp 300 ribu dan Rp 250 ribu perbulan, tapi itu keluar di guru-guru yang lain, kalau saya belun,” jelas Hafid.
Hafid mengaku memang pada bulan April lalu, gaji yang ia terima tak sampai dua ratus riby. Namun Hafid mengklaim hal tersebut terjadi karena bertepatan dengan bulan puasa. Sehingga jam mengajarnya pun kerkurang.
“Kalau di video itu benar, tapi itu bulan April kan bulan puasa jadi banyak libur jadi otomatis jam saya berkurang.”
“Dulu yang bisa sampai beberapa kali jam ini cuman 8 jam selama sebulan. Biasanya sampai 200 ribu, sebelum ini saya sampai 257 ribu,” tutur Hafid.
Walaupun gaji yang ia terima, Hafid tak kehabisan akal untuk mencari uang tambahan guna menyambung hidup. Hafid memiliki penghasilan tambahan dari kanal YouTube dan TikToknya.
“Alhamdulillah ada sampingan, saya punya channel YouTube dan sudah lumayan berkebang alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan di rumah dan saya mencoba menmabah di TikTok,” ujarnya.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(RAW)
Halaman : 1 2