Tips Mengatasi Masalah Belajar Pada Peserta Didik

- Editor

Selasa, 15 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Masalah belajar menjadi sebuah hal yang sering dijumpai dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Ilmu pendidikan berpendirian bahwa semua anak memiliki perbedaan dalam perkembangan yang dialami, kemampuan yang dimiliki serta hambatan yang dihadapi.

Akan tetapi ilmu pendidikan juga melihat dan berpedoman bahwa meskipun setiap anak mempunyai perpedaan-perbedaan mereka tetap sama yaitu sebagai seorang anak. Oleh karena itu apabila berhadapan dengan seorang anak maka hal pertama yang harus dilihat yakni mereka adalah seorang anak, bukan label kesulitannya.

Dengan kata lain pendidikan melihat anak dari sudut pandang yang positif dan selalu melihat adanya harapan bahwa anak dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Sudut pandang seperti inilah yang mendorong para pendidik untuk bersikap optimis dan tidak pernah menyerah.

Pendidikan memposisikan anak sebagai pusat aktivitas dalam pembelajaran. Ketika pembelajaran dilakukan maka hal pertama yang diperhitungkan adalah apa yang menjadi hambatan belajar dan kebutuhan anak. Apabila hal itu dapat diketahui maka aktivitas pendidikan akan dipusatkan pada apa yang dibutuhkan oleh seorang anak bukan pada apa yang diinginkan oleh orang lain. 

Pendirian seperti itu menganggap bahwa fungsi pendidikan yakni memfasilitasi agar anak berkembang menjadi dirinya sendiri secara optimal sejalan dengan potensi yang dimilikinya.

Dalam rangka pengembangan potensi siswa maka setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan akan tetapi tidak sedikit siswa mengalami banyak kesulitan. Sebagai pendidik maka sering menemukan beberapa masalah yang ada pada siswa seperti malas, mudah putus asa, acuh tak acuh disertai sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. 

Masalah belajar pada peserta didik dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu:

  1. Faktor-faktor internal antara lain:
  2. Gangguan secara fisik seperti cacat tubuh, panca indra berkembang kurang sempurna sehingga mempersulit komunikasi dan penyakit menahun sehingga menghambat proses belajar.
  3. Kelemahan emosional seperti terdapatnya rasa tidak aman, penyeseuaian diri yang salah terhadap orang-orang, situasi dan lingkungannya, tertekan karena rasa phobia (takut atau benci terhadap sesuatu).
  4. Kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan dan sikap yang salah, seperti: malas dan tidak bernafsu untuk belajar, sering bolos dan tidak mengikuti pelajaran, cemas atau nervesan, kurang perhatian dan cenderung acuh terhadap pekerjaan sekolah dll.
  5. Tidak memiliki ketrampilan-ketrampilan dan pengetahuan dasar, seperti: tidak mampu membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar bidang studi yang sedang diikutinya secara berurutan dan meningkat, memiliki kebiasaan belajar dan cara belajar yang salah.

B. Faktor-faktor eksternal antara lain:

  1. Keluarga yang tidak harmonis atau broken home, hal tersebut dapat mempengaruhi kejiwaan anak dan berimbas pada pendidikannya.
  2. Terlalu sering pindah sekolah, hal ini ada kaitannya dengan faktor yang pertama juga.
  3. Terlalu berat beban belajar peserta didik atau mengajar guru.
  4. Kekurangan gizi yang mengakibatkan anak menjadi tidak sehat sehingga berdampak pada pendidikannya.
  5. Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan sebelumnya.

Berikut merupakan upaya untuk mengatasi masalah belajar siswa antara lain:

1.Memberikan motivasi belajar yaitu motivasi atau dorongan terhadap siswa sangatlah penting untuk pencapaian kinerja atau prestasi belajar siswa. Guru juga memberikan motivasi berupa masukan-masukan kepada siswa berupa kata-kata positif misalkan kalian bisa maju dan sukses di masa akan datang apabila kalian mau belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh. Guru juga memberikan masukan berupa dampak dari malas belajar maka nilainya akan menjadi rendah dan tidak tuntas. Guru merupakan orang tua di sekolah, sebagai guru kita harus mampu berperan layaknya sebagai orang tua para siswa. Karena anak tidak mendapatkan motivasi atau dukungan dari orang tua kita sebagai orang tua di sekolah harus memberikan motivasi dan dukungan kepada anak agar anak semangat belajar, mengejar cita-cita dan menggapai impian.

2. Memberi variasi metode belajar karena anak pada dasarnya cepat bosan sebagai guru kita harus menggunakan metode atau cara mengajar yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik. Misalnya pada pelajaran matematika, anak sering merasa cepat bosan karena cara mengajar yang monoton, terlalu kaku dan menegangkan. 

Sebagai guru kita harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan tidak membosankan seperti diskusi kelompok, metode tanya jawab ataupun dengan permainan pasti anak akan merasa tertarik dan memperhatikan pelajaran. Selain itu, kita juga dapat menggunakan media yang ada seperti LCD, kita dapat menayangkan video yang berkaitan dengan pelajaran agar anak tidak merasa jenuh.

3. Memberikan latihan yang cukup dan berulang, belajar itu harus banyak latihan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Semakin banyak dan kuat latihannya itu akan semakin baik. Pemberian latihan berupa soal hendaknya diberikan secara betahap, misal dari yang sangat mudah ke mudah agak sulit sampai soal yang sulit. Cara pemberian latihan yaitu guru menuliskan soal kemudian siswa disuruh menjawab di buku tulis masing-masing, setelah itu salah satu siswa diminta untuk maju ke depan dan menuliskan jawabannya di papan tulis. Setiap siswa yang maju kedepan akan mendapat nilai tambahan. Memberikan latihan yang cukup seperti ini akan memudahkan siswa untuk memhai materi yang disampaikan karena soal-soal yang diberikan bervariasi, dari soal yang mudah ke soal yang lebih sukar.

4. Memberikan program perbaikan atau Remedial, pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan atau keterlambatan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.

5. Menggunakan media, dalam pembelajaran jika menggunakan media akan memudahkan kita sebagai guru dalam menyampaikan materi dan juga memudahkan siswa dalam menangkap pelajaran apa yang telah kita sampaikan. Karena penggunaan media dapat memperjelas materi pelajaran tidak hanya teori dan imajinasi saja tetapi dalam bentuk real. Misalnya dalam pelajaran matematika, dalam materi sifat dan bentuk bangun ruang. Kita dapat membawa media yang berhubungan dengan materi. Sebagai contoh bangun ruang kubus, medianya berupa benda kotak yang berukuran sama terbuat dari  kardus misalnya kemudian siswa lebih memperhatikan benda apa itu seperti itu. Kemudian dalam menjelaskan materi juga lebih mudah dengan langsung mempraktekkan sisi itu yang ini loh anak- anak, sudut itu yang ini, sehingga anak pun lebih tertarik tentunya. Sehingga pembelajaran lebih terarah dan sesuai prosedur. Siswa senang kita pun enak.

6. Melakukan kolaborasi dengan orang tua, jika kita sudah mengajarkan dan mendidik siswa di sekolah dengan baik dan sesuai prosedur, tapi orang tua tidak ikut andil dalam hal ini sama saja kurang efektif. Sebagai orang tua alangkah baiknya mempriotaskan anak daripada kegiatan yang lain demi masa depan si anak. Dalam hal ini guru atau pihak sekolah melakukan kolaborasi dengan orang tua dengan mengadakan rapat pertemuan orang tua dengan wali kelas untuk membahas masalah si anak dan cara menanganinya. Jika di sekolah sudah ditangani namun di rumah dibiarkan begitu saja, maka dari itu perlu melakukan kolaborasi dan kerja sama mengenai masalah tersebut untuk masa depan si anak.

Ikutilah pelatihan “Pengembangan Motivasi Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran” yang diseleggarakan oleh e-guru.id

DAFTAR SEKARANG

Penulis : Erlin Yuliana

Berita Terkait

Guru SD, SMA, dan SMA/SMK Wajib Tahu! 6 Program Prioritas Kemendikdasmen Tahun 2024
Kabar Gembira untuk Guru Sertifikasi maupun Non Sertifikasi Ada Arah Dari Wapres Kepada Menteri Pendidikan
Keterangan Mendikdasmen, Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka, Lantas Apa?
Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?
Persiapan Seleksi Kompetensi PPPK Guru 2024, Simak Kisi- Kisi Lengkap Sesuai SK Tahun 2024
Jangan Salah Upload! Ini Persyaratan Administrasi untuk 4 Kategori Pelamar PPPK Guru Tahun 2024
Seleksi PPPK Akan Dibuka Mulai 27 September 2024? Simak Keterangan Selengkapnya!
Menjelang Pencairan TPG Tw 3, Tampilan Info GTK Anda ada Yang Berubah? Ini Penjelasannya
Berita ini 426 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 11:45 WIB

Guru SD, SMA, dan SMA/SMK Wajib Tahu! 6 Program Prioritas Kemendikdasmen Tahun 2024

Sabtu, 16 November 2024 - 10:52 WIB

Kabar Gembira untuk Guru Sertifikasi maupun Non Sertifikasi Ada Arah Dari Wapres Kepada Menteri Pendidikan

Kamis, 14 November 2024 - 10:23 WIB

Keterangan Mendikdasmen, Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka, Lantas Apa?

Rabu, 13 November 2024 - 11:51 WIB

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 6 November 2024 - 11:50 WIB

Persiapan Seleksi Kompetensi PPPK Guru 2024, Simak Kisi- Kisi Lengkap Sesuai SK Tahun 2024

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis