Tips dan Trik Mengajar Matematika ala Mr. Waw

- Editor

Minggu, 5 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Guru matematika memiliki pekerjaan besar saat berhadapan dengan peserta didik. Ia wajib menstimulus peserta didik agar siap untuk belajar matematika, mencoba matematika, dan berlatih soal matematika.

Ketika mendengar kata matematika, mayoritas peserta didik cenderung menutup diri dengan mental block. Artinya, mereka sudah merasakan kesulitan yang terakumulasi sebelum belajar, sehingga membuat minimnya rasa percaya diri ketika belajar matematika.

Bersama kesulitan ada kemudahan. Itulah yang wajib dijadikan pedoman saat mengajar: “Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),  tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain).” [QS 94 : 5-7]

Melihat serangkaian masalah yang dirasakan peserta didik saat belajar matematika, maka guru wajib mencari solusinya. Guru matematika perlu mencari strategi yang tepat agar pembelajaran berjalan dengan baik, menyenangkan serta nyaman. Tentu saja dibutuhkan beberapa tips dan trik yang patut dicoba dalam mengajar matematika.

Sebelum beranjak ke tips dan trik mengajar matematika ada baiknya mengingat kembali mengenai karakteristik dari belajar matematika itu sendiri.  Pembelajaran matematika memiliki objek kajian yang abstrak meliputi fakta, konsep, operasi atau relasi serta prinsip; bertumpu pada kesepakatan meliputi aksioma, lemma, teorema; berpola pikir yang deduktif; memperhatikan semesta pembicaraan; dan konsisten dalam sistemnya.

Berdasarkan karakteristik dari belajar matematika, maka sebagai guru matematika mari perlahan menguraikan solusi permasalahan peserta didik dan beradaptasi dengan mempraktekan strategi jitu cara mengajar dengan tips dan trik berikut:

1. MATH IS BEAUTIFUL

Hari pertama sekolah di saat pertemuan sesi mata pelajaran matematika, cobalah membuat sebuah survei sederhana. Berikan kesempatan peserta didik untuk mengungkapkan satu kata tentang matematika yang ada di dalam benak mereka.

Dari survei sederhana yang pernah saya lakukan, dari 30 peserta didik di setiap kelas,  maksimal hanya 5 anak yang mengungkapkan kata positif tentang matematika. Selebihnya adalah sekumpulan kata–kata negatif.  Inilah saatnya kita mengubah mindset  mereka dengan sebuah kata positif yang nantinya akan terus digunakan selama pembelajaran.

Misalnya, menyematkan kata Beautiful, Amazing, Cute, Wonderful, dan lain sebagainya pada matematika: Math is beautiful.  Tidak mudah memang, tetapi bukan berarti tidak bisa. Dengan cara itu, kita bisa perlahan menanamkan pikiran positif tentang matematika ke peserta didik.

2. PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Setiap awal sesi kompetensi dasar, gunakanlah model pembelajaran kooperatif. Hal ini dapat mengubah cara pandang belajar matematika bahwa belajar matematika tidak hanya menghafal rumus dan menyelesaikan soal semata. Namun juga dibutuhkan sebuah kerjasama bertukar pikiran dengan teman sebaya.

Mengapa di awal sesi? Karena pada sesi tersebut masih dapat dibahas mengenai makna dari materi, definisi materi, peta konsep, serta beragam aplikasi pada kehidupan sehari-hari dari materi tersebut.

Dalam pembelajaran kooperatif tersebut, para siswa akan belajar melihat masalah, berdiskusi, menyiapkan presentasi, presentasi hasil, dan mengambil kesimpulan bersama.

3. BAHAN AJAR INTERAKTIF

Setiap sesi pertemuan, usahakan siapkan bahan ajar yang interaktif, komunikatif dan sensitif agar peserta didik merasa nyaman dengan matematika. Bahan ajar yang interaktif bisa berupa materi yang dibuat melalui Powerpoint, Quizizz, Geogebra, dan lain sebagainya.

Komunikatif dalam pembelajaran matematika baik saat menjelaskan materi secara tatap muka maupun tatap maya, dapat berupa rekam penjelasan langsung menggunakan Jamboard, Onenote, tentunya dengan tambahan alat pen tablet.

Sensitif dapat dilakukan dengan memberi video pembelajaran atau bisa juga rekaman ulang saat mengajar sebagai fasilitas bagi mereka yang sulit mengikuti saat KBM berjalan sehingga mereka merasa diperhatikan kebutuhannya.     

4. PETUNJUK PENGERJAAN

Berikan petunjuk sederhana sebagai dasar panduan. Terkadang peserta didik mengerti untuk materi pokoknya namun ketika akan mengerjakan soal mengalami kesulitan langkah awalnya. Oleh sebab itu berikan petunjuk dalam pengerjaan.

Contohnya pada materi Integral Fungsi Aljabar sederhana. Petunjuk pengerjaan bisa berupa wajib bentuk pangkat, variabel harus di pembilang, dan tidak ada perkalian variabel. Ini adalah semacam petunjuk ketika ingin mengerjakan soal integral fungsi aljabar sederhana. Untuk setiap materi pasti ada petunjuk yang dapat dibuat dan guru dapat berkreasi.

5. SATU TUGAS

Berikanlah tugas hanya satu saja yang wajib dikumpulkan setiap kompetensi dasar. Namun untuk contoh soal, latihan soal boleh sebanyak–banyaknya tetapi tidak untuk dikumpulkan. Biarkan peserta didik merasa nyaman saat mengerjakan matematika atas dasar kemauan diri sendiri. Dengan demikian, perlahan peserta didik akan merasakan minimnya tekanan dari mata pelajaran matematika.

6. TIGA LEVEL PENILAIAN HARIAN

Terapkan penilaian harian dengan tiga level. Merujuk kepada capaian kompetensi dasar, peserta didik distimulus bahwa matematika itu mudah. Guru perlu memahami bahwa ada perbedaan karakteristik antara soal evaluasi dengan soal seleksi.

Penilaian harian merupakan kategori soal evaluasi, artinya melihat sejauh mana proses pembelajaran tercapai. Penilaian harian dilakukan satu pertemuan untuk satu level. Karena ini bersifat level, maka mereka dapat berlanjut ketika dapat menuntaskan di setiap levelnya. Ketika belum tuntas, maka mengulang di level yang sama.

Untuk level 1 (LOTs), soal evaluasi yang diberikan sama jenisnya dengan contoh soal yang diberikan, namun kreasikan angkanya saja. Bentuk soal disarankan berupa pilihan ganda. Ketika contoh soalnya adalah (5 + 6 = …), maka soal evaluasinya adalah [7 + 9 = …)

Untuk level 2 (MOTs), soal evaluasi dikreasikan baik bentuk soal, pertanyaan, maupun angkanya dari contoh soal yang diberikan. Bentuk soal disarankan berupa isian singkat. Ketika contoh soalnya adalah (5 + 6 = …), maka soal evaluasinya adalah (5 + … = 11).

Untuk level 3 (HOTs), soal evaluasi merupakan kategori HOTS, dapat merujuk dengan soal problem solving  maupun soal yang belum biasa dikerjakan. Bentuk soal disarankan berupa uraian. Ketika contoh soalnya adalah (5 + 6 = …), maka soal evaluasinya adalah  (… + … = 11).

7. SERVICE AFTER TEST

Saat selesai penilaian harian di setiap levelnya, berikan penjelasan baik secara langsung saat penilaian harian selesai maupun menggunakan video pembahasan yang telah disiapkan. Peserta didik akan perlahan memahami apa yang telah dikerjakan dengan kesesuaian yang dibahas di setiap levelnya. Sehingga peserta didik akan terbiasa berpikir sistematis dan terarah untuk mempersiapkan dirinya berlanjut ke level soal berikutnya.

8. REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Berikan remedial di luar sesi KBM bagi peserta didik yang belum tuntas level 1 berupa penjelasan ulang tentang materi, contoh soal, serta bahas detail soal level 1 yang telah dikerjakan. Targetnya adalah mereka mampu untuk menuntaskan sejauh mana mereka mencapainya. Karena setiap peserta didik itu unik dengan kemampuannya.

Berikan pengayaan di luar sesi KBM bagi peserta didik yang telah mencapai di level 3. Fasilitasi mereka dengan materi ektra, penjelasan soal-soal seleksi, berikan pelayanan prima untuk pengembangan kemampuan peserta didik.

Bagaimana cukup mudahkan, bukan? Mari kita awali dengan mengadaptasi cara kita mengajar dengan strategi yang jitu. Persiapan mengajar yang sistematis, terapkan tips dan triknya, lalu lihat hasil pencapaian hasil belajar peserta didik.

Mari bersama kita wujudkan generasi muda Indonesia yang gemar ber-matematika, karena matematika itu indah.

Ditulis oleh Wawan Kurniawan, S.Si, M.M.  (Guru Matematika di SMA ISLAM DIAN DIDAKTIKA  DEPOK,  JAWA BARAT)

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 37 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis