Menciptakan Pembelajaran Online Menyenangkan di tengah Keterbatasan Jaringan Internet

- Editor

Minggu, 5 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tidak jarang keluhan tentang pembelajaran online dari wali murid terdengar sampai ke telinga guru. Sebagian besar dari mereka merasa keberatan ketika harus menjadi guru dadakan untuk anaknya. Dari sisi siswa, banyak yang merasa malas untuk belajar online. Setelah ditelusuri, ternyata pembelajaran yang dilakukan selama belajar daring kurang menyenangkan. Oleh sebab itu, pembelajaran online yang menyenangkan begitu dibutuhkan siswa pada masa pandemi seperti saat ini.

Idealnya, pembelajaran daring yang dilakukan guru bersama siswa harus dapat membekas di hati siswa. Namun terbatasnya akses internet seringkali membuat pembelajaran daring yang seharusnya menyenangkan menjadi begitu memprihatinkan dan menjenuhkan.   

Hanya siswa yang memiliki akses internet bagus yang dapat memperoleh pembelajaran dengan layak. Sebaliknya bagi siswa yang tidak memiliki akses internet bagus atau gadget pendukung dengan terpaksa tidak dapat mengikuti pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada tujuan pembelajaran yang tidak dapat tercapai.

Adapun strategi pembelajaran secara online yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi masalah di atas yakni melalui pembentukan kelompok kecil daring. Siswa yang tidak memiliki gadget atau yang tidak memiliki akses internet diharapkan bisa tetap mengikuti pembelajaran. Satu gadget bersinyal bagus bisa digunakan untuk 4-5 anak untuk belajar. Dengan demikian semua siswa dapat merasakan pembelajaran daring.

Kemudian untuk membuat pembelajaran yang menyenangkan saat pembelajaran daring dapat dilakukan dengan beberapa cara. Sebenarnya, banyak cara untuk dapat menyampaikan pembelajaran menyenangkan secara daring.

Pembentukan kelompok belajar daring menjadi dasar untuk pembelajaran daring yang menarik ini. Kemudian guru bisa memberikan tugas melalui Whatsapp atau Google Meet. Dua aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran daring.

Keterbatasan sinyal internet bisa diatasi dengan dua aplikasi tersebut melalui kelompok belajar daring. Namun, jika tidak kelompokan rasanya tidak mungkin tercapai 100% dari tujuan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dapat dilakukan melalui Google Form dan Quizizz. Siswa bisa bergantian gadget satu dengan yang lain.

Sejatinya, ketercapaian tujuan pokok pembelajaran pada saat pandemi sekarang ini tergantung pada kepatuhan siswa pada protokol kesehatan. Lain halnya dengan pembelajaran, tercapainya tujuan tergantung pada tercapainya pemahaman siswa dalam memahami materi. Namun begitu, kita tidak bisa memaksakan pada siswa harus paham pada kondisi seperti saat ini.

Penggunaan WhatsApp  secara benar dan kreatif  sebenarnya sudah bisa memaksimalkan pembelajaran. Artinya, tidak perlu banyak aplikasi di tengah keterbatasan sinyal internet. Pemakaian Google Meet juga sudah bisa menyampaikan rasa rindu guru dengan murid melalui tatap muka virtual.

Kejenuhan dalam Pembelajaran Daring

Kejenuhan siswa mengikuti pembelajaran daring menjadi faktor utama penyebab kegagalan dalam pembelajaran daring. Demikian juga guru yang kurang kreatif dalam menyampaikan pembelajaran daring, misalnya hanya memberikan penugasan melalui WhatsApp tanpa menjelaskan materinya. Jelas saja dengan begitu siswa menjadi bosan dengan pembelajaran daring.

Efek pandemi seperti saat ini memang terasa sekali, khususnya bagi guru. Tuntutan penguasaan dalam penggunaan teknologi dalam pembelajaran adalah sebuah keharusan. Ada guru yang mudah menyesuaikan dengan perubahan ini, namun juga banyak guru yang belum mampu beradaptasi dengan keadaan. Guru yang sudah 50-an ke atas biasanya tidak mudah untuk belajar menguasai teknologi.

Sejujurnya, tidak mudah untuk mengajar pada situasi pandemi seperti saat ini. Guru perlu mencoba berbagai cara agar menemukan cara termudah dan menyenangkan dalam penyampaian pembelajaran kepada siswa. Guru dan siswa sama-sama perlu beradaptasi pada kondisi yang berbeda dari sebelumnya.

Ditulis oleh Siti Ma’sumah, S.Pd (Guru di SDN 2 Tegalsari)

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru