Teknik Dasar Membaca Puisi untuk Menggetarkan Hati Pendengar

- Editor

Rabu, 2 Maret 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Dra. Endang Wisayatsih

Guru di SMA Negeri 3 Cilacap

Ada beberapa teknik yang harus dipenuhi oleh seorang pembaca puisi yang baik. Pertama, harus menguasai cara memberi isi sebuah puisi yang dibacakan sehingga mampu menggetarkan jiwa penikmat puisi tersebut. Sebab, bahasa yang digunakan dalam puisi, berbeda dengan bahasa pada umumnya. Kedua harus menguasai teknik vokal yang dapat dilatih dengan latihan pernapasan dan pengucapan dan ini harus dilakukan berulang-ulang.

Uraian singkat ini akan memandu Anda untuk memahami bagaimana berekspresi melalui puisi, yang diharapkan melahirkan pembaca puisi yang handal dan mampu memukau penikmatnya.

Teknik Memberi Isi

Memberi isi adalah teknik memberi ‘nyawa’ pada kata-kata yang diucapkan. Dengan ungkapan lain, dapat dikatakan bahwa teknik memberi isi adalah cara  untuk menonjolkan emosi dan pikiran  di balik kata-kata yang diucapkan. Adapun teknik memberi isi dapat dilakukan dengan dua cara; yaitu terkait pengucapan dan gerak.

Dalam hal pengucapan saat membaca puisi yang perlu diperhatikan di antaranya adalah: 

1.     Tekanan dinamik yaitu tekanan keras dalam pengucapan pada suatu kata. 

2.    Tekanan nada yaitu tinggi rendah nada dalam pengucapan satu kata dalam sebuah kalimat.

3.     Tekanan tempo yaitu lambat atau cepat ketika kita mengucapkan sebuah kata dalam kalimat.

Tiga hal tersebut sangat penting diperhatikan saat pembacaan puisi. Bila berhasil maka bait- bait puisi akan menjadi hidup dan tidak terdengar datar.

Kemudian yang tak kalah penting adalah gerak anggota badan yang meliputi air muka dan sikap.

Yang dimaksud dengan gerak adalah gerakan anggota badan seperti pernyataan dan pikiran yang dilakukan dengan gerakan jari-jari, genggaman telapak tangan, lambaian tangan, angkat bahu, dan lain sebagainya.

Yang dimaksud air muka adalah menunjukkan perasaan yang dilakukan dengan perubahan–perubahan air muka. Dan yang dimaksud dengan sikap adalah keseluruhan badan yang berfungsi untuk menonjolkan perasaan dan juga karakter pembaca puisi. 

Teknik Vokal

Puisi adalah seni vokal.  Bagi pembacanya, kata dan kalimat dalam puisi selain harus menjadi hidup melalui teknik memberi isi seperti yang telah dijelaskan di atas, juga harus tepat dan benar dalam pengucapan huruf-hurufnya. 

Untuk mendapatkan kematangan vokal perlu melakukan latihan pernafasan, latihan pengucapan, dan latihan secara rutin. 

Latihan pernafasan bisa dilakukan dengan cara berdiri tegak bertumpu pada  kaki di mana kedua kaki dalam posisi terbuka. Hiruplah udara melalui hidung perlahan–lahan. Kemudian simpanlah udara di perut dan tahan beberapa saat. Keluarkan udara melalui hidung secara perlahan. Bersamaan dengan itu, ucapkan huruf vokal ‘a’ sampai udara yang diperut habis, begitu seterusnya dengan huruf vokal ‘i,u,e,o’ secara bergantian. Lakukan ini berulang setiap latihan. 

Lakukan juga latihan pengucapan. Latihan ini bisa dilakukan dengan mengucapkan kata-kata seperti “Halo, Hai, Apa kabar” dan lain sebagainya. Lakukan berulang-ulang dengan teknik pengucapan yang bervariatif. Lakukan ini setiap kali latihan. 

Puisi berikut ini sangat bagus digunakan sebagai media saat berlatih membaca puisi: 

Sajak Matahari

Karya: W.S. Rendra

Matahari bangkit dari sanubariku 

Menyentuh permukaan samodra raya. 

Matahari keluar dari mulutku, menjadi

pelangi di cakrawala.

Wajahmu keluar dari jidatku, wahai 

Kalian, wanita miskin! kakimu 

terbenam di dalam lumpur.

Kalian harapkan beras seperempat gantang, dan 

di tengah sawah tuan tanah menanammu!

Satu juta lelaki gundul keluar 

dari hutan belantara,

tubuh mereka terbalut lumpur 

dan kepala mereka berkilatan 

memantulkan cahaya matahari.

Mata mereka menyala tubuh mereka menjadi bara

dan mereka membakar dunia. Matahari 

adalah cakra jingga yang 

dilepas tangan Sang Krishna.

Ia menjadi rahmat dan 

kutukanmu, ya, umat manusia!

Yogya, 5 Maret 1976

(Sumber: Antologi Puisi Potret Pembangunan dalam Puisi, 1980)

Melalui puisi seorang penulis menuangkan suara hati dan buah pikirannya. Dan dengan kematangan vokal dan kecerdasan emosi, pembaca puisi akan dapat menafsirkan pikiran dan suara hati penulisnya sehingga mampu menggetarkan jiwa penikmatnya (apresiator).

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 37 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru