Oleh Rahmi Safana,S TH
Pembentukan karakter adalah hal mendasar dalam pendidikan anak bangsa. Baik buruknya suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter bangsa tersebut.
Dalam Islam, pendidikan karakter disebut dengan adab akhlaqul karimah. Bahkan disebutkan juga bahwa adab berada di atas ilmu. Artinya, orang beradab lebih mulia walaupun ilmunya tidak banyak. Tetapi orang yang berilmu tapi tidak beradab maka ia hanya akan menjadi bumerang bagi orang di sekitarnya.
Pendidikan karakter ini sangat melandasi pola pendidikan sehingga menjadi arah dan tujuan pendidikan yang sebenarnya. Tiga hal penting yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter peserta didik adalah orang tua, lingkungan, dan sekolah.
Anak yang secara fitrah lahir ke dunia akan diwarnai oleh keadaan yang disajikan orang tua, keadaan lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitarnya, dan sekolah juga berperan sebagai pembentuk dan pembaharu perilaku peserta didik sehingga terciptalah karakter yang baik.
Di era pandemi, proses pendidikan karakter mendapatkan suatu tantangan berat di mana rumusan pendidikan yang telah diatur dalam rencana pembelajaran tidak dapat sepenuhnya dievaluasi karena keterbatasan dalam hal tatap muka. Maka di sinilah peran orang tua dalam upaya menyukseskan pendidikan karakter pada peserta didik yang belajar secara daring dari rumah masing-masing dengan cara bekerja sama dengan guru dalam pembinaan dan evaluasi pendidikan karakter.
Guru sebagai fasilitator pendidikan perlu merumuskan pendidikan karakter dalam rencana pembelajaran setiap harinya atau dua/tiga hari dalam satu minggu agar terwujud pembiasaan perilaku terpuji pada peserta didik dan menjadi karakter yang bermutu.
Rumusan pendidikan karakter dapat diletakkan pada kegiatan awal atau di kegiatan akhir. Misalnya kegiatan laporan shalat 5 waktu di awal kegiatan, ataupun tugas membantu orang tua yang disajikan di akhir kegiatan.
Bentuk laporan kegiatan pendidikan karakter harus dikumpulkan oleh peserta didik dengan sepengetahuan orang tua, boleh dalam bentuk foto, video kegiatan, ataupun rubrik isian yang terdapat kolom tanda tangan orang tua. Guru bekerja sama dengan orang tua dalam membimbing dan mengevaluasi.
Peran orang tua yang peduli, jujur, sabar, dan komunikatif dalam pembelajaran pendidikan karakter di era pandemi sangat berpengaruh. Orang tua yang peduli akan mengikuti dengan antusias setiap sesi pembelajaran; kejujuran orang tua dalam hal evaluasi pendidikan karakter menjadi faktor pemicu keberhasilan proses pendidikan karakter anak.
Apabila orang tua berbohong hanya karena ingin anaknya mendapatkan nilai yang baik, misalnya menandatangani laporan shalat 5 waktu padahal belum melakukan secara sempurna, maka hal itu tentu akan berdampak pada perilaku peserta didik tersebut. Ia akan menjadikan pendidikan karakter ini hanya sebagai formalitas laporan saja tanpa harus melaksanakannya. Sehingga tujuan dari pembentukan karakter yang bermutu tidak dapat terlaksana dengan baik.
Oleh karena itu diharapkan orang tua selain membimbing juga dapat mendukung laporan secara jujur. Selanjutnya sabar dan komunikatif menjadi pendukung yang memberikan pencerahan terhadap pendidikan karakter. Orang tua yang sabar dalam membimbing putra-putrinya di rumah pastilah orang tua yang benar-benar menginginkan kebaikan untuk anaknya.
Memang tidak mudah melaksanakannya, sudah tentu akan banyak tantangannya. Untuk itu diperlukan orang tua yang komunikatif baik kepada anak maupun dengan guru, sehingga tujuan dan berbagai permasalahan dalam pendidikan karakter di era pandemi dapat dicari solusinya secara bersama-sama.
Dapatkan info terbaru dan ikuti seminar gratis untuk meningkatkan kompetensi guru dengan menjadi anggota e-Guru.id. Klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Ikuti artikel terbaru dari NaikPangkat.com dengan mengisi formulir di bawah ini!