Sebagai proses transisi, kurikulum ganda terjadi lagi pada pendidikan Indonesia atas resminya kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka pada februari 2022 kemarin. Penerapan kurikulum merdeka tak ingin menjadi paksaan, pemerintah memutuskan sekolah dapat memilih kurikulum merdeka atau kembali ke kurikulum 2013 untuk tahun ajaran 2023/2024.
Waktu adaptasi yang tidak cukup hanya sebentar, kurikulum ganda menjadi langkah aman bagi ketersediaan dan kesiapan tenaga pengajar. Terdapat persamaan bagi kedua kurikulum dalam kurikulum ganda ini, yaitu kunci keberhasilan terdapat pada kepala sekolah dan guru-guru.
Implementasi kurikulum 2013 merupakan penerapan kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan keterampilan dan karakter peserta didik. Kurikulum ini mengutamakan pemahaman, keterampilan dan pembentukan karakter. Partisipasi aktif dalam proses pembelajaran, pemahaman terhadap materi, diskusi aktif dan kemampuan presentasi, serta tata krama dan disiplin yang tinggi sebagai tuntutan dalam kurikulum ini.
Lain halnya, kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan berbagai muatan internal pembelajaran yang muatannya lebih optimal untuk memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk membiasakan diri dengan konsep dan memperkuat kompetensinya. Proyek-proyek dikembangkan berdasarkan tema-tema tertentu yang ditentukan oleh pemerintah, yang memperkuat pencapaian profil siswa Pancasila. Proyek tidak bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Perbedaan yang cukup signifikan kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka mulai dari kerangka dasar, kompetensi yang dituju, struktur, pembelajaran, penilaian, perangkat yang disediakan pemerintah, hingga perangkat kurikulum, menjadikan belum ada setengah dari total seluruh sekolah di Indonesia menerapkan kurikulum merdeka. Terlansir dalam situs kemdikbud.go.id terdapat 143.265 ribu sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka dari total sekolah 443.005 yang tercatat dalam data pokok pendidikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Berikut beberapa hambatan yang membuat masih banyak sekolah di Indonesia belum beralih menuju kurikulum merdeka:
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya