Oleh Maya Sakuntala, ST., MSi
Guru SMK SMTI Yogyakarta
Tujuan diselenggarakan sekolah kejuruan atau SMK adalah membekali kompetensi untuk siswa sehingga ketika lulus sudah siap terjun ke dunia kerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. Oleh karena itu, salah satu program di sekolah SMK yang harus ditempuh adalah Prakerin (Praktik Kerja Lapangan).
Dalam program tersebut siswa terjun ke dunia kerja secara langsung untuk menerapkan apa yang telah didapat di sekolah dan juga untuk memperoleh pengalaman dan ilmu baru dari dunia kerja (dunia industri) mencakup pengetahuan budaya kerja, peningkatan soft skill dan hard skill.
Namun di sisi lain, kegiatan ini menimbulkan masalah lain yaitu membuat siswa yang mengikuti kegiatan tersebut tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Lantas bagaimana solusinya?
Praktik Kerja Lapangan untuk siswa SMK sendiri merupakan amanat dari Permendikbud Nomor 50 Tahun 2020 tentang Praktik Kerja Lapangan bagi Peserta Didik di SMK/MAK, SMALB. Praktik di dunia kerja ini dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan dunia kerja.
Sebagai contoh, pelaksanaan Prakerin untuk Jurusan Teknik Kimia Industri di SMK SMTI Yogyakarta dilaksanakan mulai semester 5 atau mulai kelas XII. Kesempatan Prakerin yang kami buka berlangsung sepanjang tahun mulai dari bulan Januari hingga Desember. Program Prakerin perlu dibuka sepanjang tahun karena sekolah juga harus mengikuti jadwal dari industri, kapan mereka bisa menerima siswa untuk Prakerin.
Adanya program Prakerin sepanjang tahun tersebut tentu memicu munculnya permasalahan, yaitu jadwal Prakerin dari industri bertabrakan dengan jadwal kegiatan pembelajaran tatap muka yang telah ditetapkan oleh kurikulum sekolah, sehingga harus ada solusi untuk masalah tersebut.
Di sisi lain, jika harus membuang kesempatan kesempatan Prakerin di industri yang menjanjikan, hal tersebut amat disayangkan. Sebab bisa jadi siswa harus menunggu adanya lowongan magang kerja atau ada rekrutmen karyawan.
Oleh karena itu, diambil perlu diambil jalan tengah di mana kedua kegiatan tersebut harus bisa berjalan seiring bersamaan. Cara ini tentu tidak mudah, membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak terutama guru dan siswa.
Ketika awal pelaksanaan mungkin akan terjadi pro dan kontra. Pada tahap ini perlu adanya peran tim manajemen untuk menjembatani semua pihak, sehingga kedua kegiatan bisa berjalan dengan lancar.
Tidak mungkin ketika siswa menjalani Prakerin namun juga harus berangkat ke sekolah untuk belajar. Maka alternatif yang bisa diterapkan adalah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (online) untuk siswa yang melaksanakan Prakerin.
Pelaksanan KBM saat pandemi Covid-19 kemarin dapat menjadi acuan dalam hal ini, di mana pada awal pandemi pembelajaran dilakukan secara online penuh. Lalu saat pandemi agak surut, bisa dilakukan kombinasi pembelajaran antara online dengan offline (tatap muka). Nah, cara ini bisa kita terapkan untuk kelas Prakerin.
Di sekolah kami, pada awal penerapan sistem tersebut untuk kelas Prakerin, siswa bahkan guru mengalami keberatan. Dari sisi guru merasa beban mengajar jadi bertambah berat karena harus mengalokasikan waktu lebih banyak, harus bekerja di luar jam kerja; misalnya harus mengajar di malam hari atau saat akhir pekan. Sedangkan dari sisi siswa, kebanyakan dari mereka merasa keberatan karena akan merasa kelelahan, tidak bisa konsentrasi dengan pelajaran, harus menyiapkan kuota data, dan lain sebagainya. Belum lagi jika terjadi kendala sinyal tidak stabil karena tempat Prakerin yang jauh dari jangkauan jaringan.
Untuk menjembatani permasalahan-permasalahan tersebut, kami coba melakukan sosialisasi terhadap guru, siswa, dan orang tua. Bersama guru, kami rutin melaksanakan koordinasi untuk menyamakan persepsi dari setiap variasi permasalahan Prakerin sepanjang tahun tersebut.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru dapat memberikan materi secara online melalui sejumlah platform seperti Edmodo, grup WhatsApp, dan sejenisnya. Aplikasi Zoom atau Google Meet juga dapat dimanfaatkan untuk menggelar pertemuan tatap maya.
Meskipun pembelajaran dilakukan secara online siswa harus tetap dapat menyimak materi pelajaran dengan baik dan melakukan pengumpulan tugas. Dalam pembelajaran online, siswa dituntut untuk dapat meluangkan waktu untuk mempelajari materi secara mandiri. Jika ada pertanyaan pertanyaan atau untuk berdiskusi dapat dilakukan melalui grup kelas di WhatsApp yang telah disediakan oleh guru.
Pada akhirnya dengan demikian, pembelajaran jarak jauh dapat dilaksanakan untuk siswa-siswa yang sedang Prakerin. Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti KBM dan dengan cara seperti ini maka tidak akan tidak siswa yang ketinggalan pelajaran meskipun sedang melaksanakan Prakerin. Sehingga semua mata pelajaran pun bisa diselesaikan dengan baik. Dan nilai rapor juga bisa terisi tepat waktu.
Semua itu bisa kita lakukan asalkan ada niat tulus untuk kebaikan bersama. Untuk para guru yang bersedia melaksanakan tugas tersebut perlu mendapat penghargaan sebesar-besarnya karena mereka sudah banyak mencurahkan tenaga, pikiran, serta waktu untuk masa depan siswa-siswa. Dan siswa-siswa pun pantas mendapatkan apresiasi yang dapat melalui program Prakerin dengan baik namun tidak tertinggal materi pelajaran.
Di sekolah SMK kami, kelas XII Jurusan Teknik Kimia Industri terdiri dari empat kelas. Dua kelas menjadi kelas KBM tatap muka dan dua kelas mengikuti program Prakerin di dunia industri. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud