Mendidik Keunikan Siswa dengan Kurikulum Merdeka
Seperti pada penjelasan sebelumnya, dalam kurikulum merdeka, guru harus bisa mengenali serta mendidik keunikan siswa. Seperti halnya sifat kurikulum yang fleksibel, pendidik bebas berinovasi untuk memegang kendali karakter anak-anak. Dalam hal ini, tentunya, guru memerlukan strategi khusus.
Saat proses belajar mengajar, yang menjadi pemicu hidup atau tidaknya suatu kelas adalah metode. Jika metode dipertimbangkan dan diaplikasikan dengan baik, maka kelas akan terlaksana dengan kendala yang minim. Ada banyak hal yang harus guru pikirkan sebelum mengimplementasikan suatu teknik mengajar. Salah satunya adalah mengenali kepribadian peserta didik.
Seharusnya, guru memahami keragaman gaya belajar siswa. Kenapa? Karena gaya tersebut merupakan keunikan anak dan akan menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Jika tidak, sebagus apapun rancangan metode pembelajaran, proses KBM tidak akan maksimal apabila tidak mencakup semua perbedaan peserta didik.
Maka, Kurikulum Merdeka turun dan memberikan alternatif pembelajaran. Konsepnya, guru bebas memandang dengan perspektif masing-masing, memodifikasi, dan menerapkannya sesuai kebutuhan sekolah. Alternatif tersebut tentunya masih berhubungan dengan Profil Pelajar Pancasila. Berikut penjelasannya:
Pembelajaran berbasis proyek
Proyek dalam hal ini adalah P5 atau Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tujuannya adalah memperkuat profil pelajar Pancasila sehingga tercapailah pembelajaran yang merdeka. Lalu, apakah ada kaitannya dengan mendidik karakter anak? Tentu saja ada.
Well, dalam pembelajaran berbasis proyek, Kurikulum Merdeka berharap agar guru melihat keadaan satuan pendidikan. Pemerintahan memang sudah menyiapkan tema proyek beserta modulnya. Namun, guru masih berhak memodifikasi atau bahkan membuatnya secara mandiri. Yang paling penting adalah semua siswa terlibat.
Untuk melibatkan semua siswa dengan perbedaan karakter, guru perlu menganalisis kepribadian masing-masing anak dan mencocokkan dengan pilihan tema yang pas. Misalnya, dalam satu kelas, kebanyakan peserta didik menyukai hal-hal yang berbau praktik, guru bisa mengambil tema kewirausahaan.
Lalu, bagaimana jika minat setiap siswa berbeda? Inilah tantangannya. Guru harus bisa menemukan ide proyek yang bisa menyatukan perbedaan tersebut. Misal, dalam satu kelas ada yang menyukai public speaking, memasak, desain, dan lainnya. Tema yang bisa diambil adalah video proyek procedure text. Di sini, siswa bisa mengambil proyek memasak. Dalam video tersebut, ada yang sebagai pembicara, chef, dan bagian mendesain ruangan. Jadi, semua siswa terlibat sesuai minat.
Halaman Selanjutnya
Dimensi profil pelajar pancasila
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya