Kurikulum merdeka – Pendidikan adalah akses paling dekat untuk mendapatkan pengetahuan atau pemahaman baru yang tentunya semakin luas dan semakin beragam. Hal ini terjadi karena pada dasarnya manusia mengalami pertumbuhan tiap waktunya.
Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur formal maupun non formal. Dari segi formal sendiri, pendidikan dapat dilakukan pada satuan pendidikan tertentu seperti sekolah usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah, hingga pendidikan tinggi.
Sedangkan pendidikan non formal dapat ditempuh dimanapun, ya, dimanapun. Karena pada dasarnya pendidikan bermaksud agar kita mendapatkan peningkatan pemahaman dari belum tahu menjadi tahu atau sepertinya tahu menjadi pasti tahu.
Lebih lanjut lagi, konsep pendidikan juga memiliki ragam tujuan. Baik untuk mendapatkan keseimbangan finansial, nyambung ketika menjalin obrolan, mendapatkan pujian atas apa yang diketahui, hingga menghindari suatu hal yang tidak ingin terjadi.
Semua hal tersebut adalah alasan dari sekian banyak tujuan dari dilaksanakannya pendidikan. Dan untuk menggapai suatu tingkatan pengetahuan tertentu, kita perlu “mengeluarkan biaya” sebagai bentuk penghargaan karena telah diberikan kekuatan untuk dapat belajar berbagai macam sumber.
Namun, apa yang akan terjadi jika ternyata pendidikan formal yang sudah sangat lama tertanam di lingkup pendidikan kita harus berubah karena perubahan zaman? Globalisasi? Disrupsi karakter sosial? Tentu semua membutuhkan adaptasi sistem terbarukan.
Menanggapi hal tersebut, Kemendikbud Ristek mencanangkan suatu program kurikulum untuk menggantikan Kurikulum 2013 sebagai bentuk developing tatanan pendidikan dan pola pikir baru di lingkungan sekolah.
Program kurikulum tersebut dinamakan dengan Kurikulum Merdeka, yang sebelumnya dikenal dengan nama Kurikulum Prototipe untuk Sekolah Penggerak. Kurikulum Merdeka dapat menggantikan Kurikulum 2013 karena disusun untuk dapat mengasah kompetensi siswa/siswa.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya