“Keempat, faktor finansial juga menjadi kendala bagi kami yang masih harus membiayai kehidupan sehari-hari di kota rantau, sehingga kami merasa lebih efisien jika ditempatkan di domisili masing-masing. Jika kami ditempatkan di luar domisili, maka biaya hidup yang harus kami keluarkan akan semakin besar.”
“Kelima, mahasiswa yang berasal dari luar pulau Jawa terkendala oleh masalah tempat tinggal, tidak adanya kendaraan, dan biaya yang tinggi jika harus pulang ke daerah asal pada saat libur hari raya atau hal lainnya. Sehingga dengan dikembalikannya kami ke domisili masing-masing, akan memudahkan kami dalam mengatasi masalah-masalah tersebut,” ungkapnya.
Jika di semester 2 PPL kembali ke domisili, maka Rangga optimis mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 mampu menyelesaikan program ini dengan lebih baik. Ia yakin kontribusi mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 yang praktik di wilayah domisili akan berdampak positif untuk sekolah-sekolah daerah.
“Oleh karena itu, saya memohon kepada pihak terkait, khususnya LPTK UNNES agar mengembalikan mahasiswa PPG Prajabatan ke domisili masing-masing sesuai dengan surat edaran yang telah dikeluarkan. Saya yakin keputusan ini akan membantu kami dalam menyelesaikan studi dan memberikan kontribusi yang lebih baik untuk pendidikan di daerah kami. Terima kasih atas perhatian dan kebijaksanaannya,” imbuhnya.
Sebagai informasi, petisi tersebut mengharapkan ada 500 tandatangan. Namun, saat ini baru ada 210 penandatangan di petisi tersebut yang menyetujui tuntutan PPL kembali ke domisili. (sgn)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Untuk update informasi terbaru mengenai guru dan pendidikan simak selengkapnya di Naikpangkat.com. Mari bergabung di Grup Telegram “NaikPangkat.Com – Portal Media Online”, cara klik link https://t.me/naikpangkatdotcom kemudian join.