Pembelajaran Berdiferensiasi – e-Guru.id akan menyelenggarakan Pelatihan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Memenuhi Kebutuhan Murid dalam Merdeka Belajar. Pelatihan ini bersertifikat 35JP dan akan menghadirkan narasumber ahli yang akan membahas bagaimana pembelajaran berdiferensiasi agar memenuhi kebutuhan murid dalam merdeja belajar.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan manifestasi pembelajaran berpihak kepada murid yang dirancang, dilaksanakan dan dinilai untuk memenuhi kebutuhan individual murid dengan memperhatikan kesiapan belajar (readiness), minat belajar (learning interest), dan profil belajar (learning profiles). Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
Adapun strategi pembelajaran berdiferensiasi ada 3 yaitu: diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Diferensiasi konten berhubungan dengan materi atau apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.
Diferensiasi proses menekankan pemahaman guru tentang proses belajar murid apakah secara berkelompok atau mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid-murid. Siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang membutuhkan pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Sedangkan, diferensiasi produk merupakan keberagaman dalam hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan pada guru bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan solusi bagi permasalahan terkait pembelajaran di kelas yang berpihak kepada kepentingan murid. Untuk itu guru harus mampu memetakan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar muridnya yang mungkin tingkat kompleksitasnya berbeda di masing tingkatan. Sebagai contoh di sebuah SMA dimana jumlah muridnya 1000 orang, seorang guru mata pelajaran mungkin harus mengampu murid lebih dari 500 siswa. Untuk mengatasi masalah itu, guru mapel di SMA harus berkolaborasi dengan rekan sejawat c.q guru BP/BK, wali kelas para wakasek serta orang tua siswa.
Halaman Selanjutnya
Mengembangkan Pembelajaran..
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya