Oleh I Wayan Seriada, S.Pd.
Guru di SMA Negeri 2 Bangli
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita tidak asing lagi dengan perabotan rumah tangga, kemasan, dan yang lainnya yang terbuat dari plastik. Penggunaan plastik yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan lingkungan.
Plastik adalah barang yang terbuat dari proses polimerisasi sintetik yang merupakan penggabungan dari beberapa molekul sederhana menjadi molekul besar yang dinamai makro molekul atau polimer melalui proses kimia. Plastik sangat mudah diolah sesuai keinginan. Di dunia industri, plastik dapat diolah menjadi tas kresek, pembungkus makanan, pipet, kemasan botol, dan lain sebagainya.
Saat ini plastik banyak digunakan untuk perabotan rumah tangga karena plastik memiliki kelebihan dibandingkan dengan perabotan rumah tangga yang terbuat dari bahan lainnya. Pasalnya plastik tidak dapat diuraikan oleh jamur, bakteri, dan jasad renik yang lainnya. Sehingga bahan-bahan yang terbuat dari plastik relatif bisa bertahan lama, awet,tidak bisa busuk.
Akhir-akhir ini penggunaan plastik terus meningkat, sehingga tidak sedikit menghasilkan sampah plastik. Nah, jika sampah plastik ini tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan masalah terkait kesehatan lingkungan. Plastik dapat mencemari lingkungan maupun dapat mengganggu kesehatan manusia.
Ironisnya masih ada masyarakat yang membuang sampah plastik sembarangan bukan pada tempatnya yang nantinya dapat mencemari tanah, menyumbat gorong-gorong sehingga pada musim hujan air meluap dan terjadi banjir. Kondisi tersebut membawa sampah plastik ke sungai sehingga terjadi pencemaran sungai.
Ada anggapan di tengah masyarakat bahwa untuk mengurangi sampah plastik dapat dilakukan dengan cara dibakar. Namun mereka tidak tahu bahwa terdapat senyawa kimia beracun hasil pembakaran sampah plastik. Jika gas tersebut terhirup akan dapat mengganggu kesehatan manusia.
Untuk menanggulangi ancaman bahaya limbah plastik, toko berjejaring maupun swalayan saat ini sudah banyak yang tidak lagi mengemas barang-barang belanjaan konsumen dengan kantong plastik. Jadi konsumen harus membawa kantong sendiri dari rumah jika mau berbelanja.
Hanya saja yang masih menjadi permasalahan sampai saat ini adalah pedagang di pasar tradisional. Umumnya, mereka masih menggunakan plastik sebagai pembungkus barang dagangannya sehingga menghasilkan sampah plastik yang menumpuk. Sebenarnya hal ini dapat diatasi jika para pedagang mau dengan kesadaran sendiri menggunakan daun sebagai pengganti plastik untuk membungkus dagangannya. Karena daun lebih ramah lingkungan, mudah diuraikan oleh jasad renik. Di samping itu dengan menggunakan daun sebagai pembungkus, para petani dapat penghasilan dari hasil penjualan daun karena kita tahu daun di wilayah iklim hujan tropis seperti di Indonesia ini sangat melimpah.
Kita sebagai warga masyarakat yang baik sudah sepatutnya ikut serta dalam menjaga kesehatan lingkungan yang bebas dari sampah plastik. Kontribusi yang bisa dilakukan di antaranya adalah memberi informasi kepada orang terdekat, tetangga, dan masyarakat yang lebih luas akan bahaya sampah plastik; jika sampah plastik dibuang sembarangan, tidak dapat diuraikan oleh jasad renik sehingga dapat mencemari lingkungan.
Pencegahan dampak negatif dari plastik juga dapat diberikan pada kalangan pelajar sejak tingkat Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi. Sebab dampak sampah plastik sangat serius terhadap kesehatan lingkungan. Untuk pemerintah sebaiknya mendorong agar setiap mata pelajaran pada kurikulum baru yang akan diterapkan di semua jenjang pendidikan menyelipkan materi ajar tentang pencemaran lingkungan sebagai materi pelajaran esensial.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.