Sekitar Bulan April tahun 2019 yang lalu Indonesia sempat dihebohkan dengan kasus bullying atau kekerasan remaja yang terjadi di Pontianak. Dunia maya pun viral dengan munculnya tagar # Justice for Audrey. Kasus kekerasan yang terjadi pada Audrey seorang siswa SMP hanya salah satu dari sekian banyaknya kasus bullying (perundungan) yang terjadi pada remaja di Indonesia.
KPAI mencatat dalam kurun waktu 9 tahun dari tahun 2011- 2019 tercatat 37.381 kasus pengaduan. Terjadi peningkatan laporan pengaduan kekerasan terhadap anak baik bullying di pendidikan maupun di media sosial.
Melihat fenomena tersebut tentunya kita prihatin terhadap perkembangan anak remaja yang ada di Indonesia. Hal ini menyiratkan adanya gangguan perilaku terhadap anak-anak usia remaja. Sebuah kondisi yang harus diantisipasi sejak awal karena masa remaja adalah masa peralihan atau transisi dari anak menuju dewasa.
Pada masa tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik itu fisik atau mental pada remaja. Usia remaja adalah usia yang sangat labil di mana mereka sangat mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Baik lingkungan pertemanan mereka disekolah maupun pengaruh lingkungan dari luar yang mereka lihat di media massa, sosial dan sebagainya. Apalagi di era digital seperti sekarang ini, arus informasi global yang begitu cepat sangat mempengaruhi pola pikir remaja saat ini.
Oleh karena itu remaja perlu dibekali dengan pendidikan yang tepat untuk mereka baik itu dari orang tua, guru maupun sekolah, agar mereka dapat menjalani masa remaja dengan sehat dan aman.
Pendidikan keterampilan Hidup
Dalam keseharian setiap individu mengalami situasi dan kondisi yang akan mempengaruhi hidup. Misalnya gagal dalam sebuah tes, mendapat perlakuan yang tidak baik dari lingkungan, hubungan yang kurang harmonis dengan orang terdekat, merasa tidak percaya diri dan sebagainya sehingga sering kali merasa tertekan atau stress.
Remaja usia sekolah pun mengalami berbagai tantangan yang cukup kompleks baik dari dirinya sendiri maupun dari luar dalam lingkungan pergaulan sekolahnya. Remaja abad 21 ini membutuhkan kemampuan dan keterampilan untuk memandu masa remaja mereka dari berbagai masalah dalam hidup.
Nah cara atau metode untuk dapat melalui tantangan dan rintangan tersebut termasuk bagaimana kita membangun hubungan, memecahkan masalah, membuat keputusan, mengelola resiko dan bekerja sama dengan orang lain itulah yang dinamakan Keterampilan Hidup.
Berikut ini adalah 13 keterampilan hidup yang harus dimiliki remaja:
- Mengatur diri sendiri. Ini adalah kemampuan untuk memahami dampak potensial dari pikiran dan tindakan seseorang pada diri mereka sendiri dan orang lain dan mengubahnya jika diperlukan.
- Kreativitas adalah kemampuan pendekatan terhadap masalah dan tugas dengan cara yang baru dan berbeda.
- Berpikir kritis. Ini adalah kemampuan untuk menganalisis informasi secara menyeluruh termasuk membedakan mitos dan fakta, mempertimbangkan berbagai pendapat dan perspektif.
- Mengambil keputusan. Ini adalah kemampuan untuk memilih tindakan terbaik dari berbagai kemungkinan dan mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan yang berbeda.
- Bernegosiasi. Ini adalah kemampuan untuk mempertimbangkan kebutuhan dan cara pandang dari orang yang berbeda untuk mencapai hasil yang terbaik bagi semua orang yang terlibat.
- Bekerjasama. Ini adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam mencapai tujuan bersama.
- Menyelesaikan masalah. Artinya bisa menyelesaikan masalah dengan hasil yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.
- Berpartisipasi adalah kesediaan untuk menjadi bagian dari kegiatan tim atau diskusi kelompok.
- Mengelola stress dan emosi untuk mengidentifikasi dan mengelola perasaan dan emosi.
- Resilien (ketahanan) adalah kemampuan untuk bangkit kembali setelah pengalaman yang sulit.
- Berempati adalah kemampuan untuk mempertimbangkan kebutuhan dan perasaan orang lain.
- Berkomunikasi adalah kemampuan untuk mengekspresikan ide dan keyakinan seseorang dengan cara yang meyakinkan.
- Menghargai perbedaan, perspektif, kepercayaan, ide dan pendapat orang lain yang mungkin berbeda dengan kita.
Peranan Guru dan Orang Tua dalam Pendidikan keterampilan Hidup
Dalam pendidikan keterampilan hidup, guru memiliki peranan yang penting. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk memfasilitasi pembelajaran yang komprehensif terkait kecakapan hidup guna membekali peserta didik terutama usia remaja dalam membuat keputusan dan mengelola resiko dalam hidup mereka.
Guru adalah fasilitator dalam proses belajar mengajar siswanya. Tujuan utama yang dimiliki oleh guru adalah mendukung siswa-siswinya untuk memanfaatkan pengalaman hidup mereka dan dapat menyimpulkan sendiri apa yang benar bagi mereka.
Sementara itu peranan orang tua sangat besar dalam mendidik anak anaknya. Orang tua harus memiliki bekal mengenai berbagai macam informasi tentang mendidik anak.
Oleh karena itu sangat penting bagi guru, sekolah dan orang tua untuk membekali anak didik atau anak-anak usia remaja dengan pendidikan yang tepat salah satunya adalah pendidikan keterampilan hidup.
Ditulis oleh: Weni Elisa, S.Pd, Guru di SMAN 2 Sijunjung, Sumatera Barat