Meningkatkan Budaya Literasi di Sekolah

- Editor

Kamis, 8 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendidikan di Indonesia telah mencoba mengaplikasikan budaya literasi pada jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Namun kenyataannya budaya literasi masih dalam kondisi mengkhawatirkan.

Budaya literasi sebenarnya telah banyak diterapkan di sekolah-sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa, serta meningkatkan mutu pendidikan melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Awal peluncuran GLS sendiri dilakukan secara simbolis dengan memberikan buku-buku paket bacaan yang didistribusikan di berbagai sekolah sebagai tonggak budaya literasi. 

Namun walaupun pemerintah telah meluncurkan gerakan tersebut, tetap saja guru dan pihak sekolah harus pandai dalam menyesuaikan dan merencanakan program budaya literasi di sekolah.

Sementara itu, minat membaca siswa terhitung masih rendah. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, perpustakaan hanya ramai dikunjungi jika ada tugas, sebagai persiapan untuk melaksanakan ujian atau saat ada keperluan saja. Waktu luang yang dimiliki siswa terlalu banyak dihabiskan untuk kegiatan yang tidak penting, bukan untuk membaca agar menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Melihat masalah tersebut tentu ini bisa berdampak pada rendahnya kualitas sumberdaya manusia Indonesia sehingga akan sangat sulit untuk bisa bersaing dengan masyarakat dari negara lain di Asean. 

Upaya Peningkatan Budaya Literasi pada Peserta Didik

Membentuk Tim Literasi Sekolah (TLS)

Pembentukan Tim Literasi Sekolah diawali dengan pemilihan guru-guru yang berpotensi memiliki jiwa literasi yang kuat. Tidak hanya dari guru bahasa, guru non-bahasa pun bisa dijadikan sebagai TLS. Pemilihan ini bisa dilakukan langsung oleh kepala sekolah setelah melakukan observasi. Tugas dari TLS ini untuk mengembangkan gerakan literasi yang sudah diciptakan sekolah.

Membentuk Gerakan Literasi Sekolah 

Gerakan Literasi Sekolah atau GLS merupakan salah satu upaya pertama yang dapat dilakukan sekolah untuk meningkatkan budaya literasi. Literasi dapat dilakukan sehari sekali selama kurang lebih 20 menit sebelum pelajaran dimulai. 

Adanya GLS ini tentu harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Pembiasaan membaca 20 menit ini merupakan tahapan yang penting. Peserta didik diharapkan terbiasa membaca setiap hari agar mereka tidak ketinggalan informasi. 

Program baca singkat ini diyakini mampu mencapai tujuan diadakannya GLS, yaitu untuk menjadikan peserta didik yang literat.

Membuat Sudut Baca Sekolah

Dengan adanya gerakan literasi di sekolah tentunya harus didukung dengan sarana prasarana yang memadai. Untuk kegiatan membaca dibutuhkan tempat yang nyaman dan tenang. Oleh karena itu, sekolah harus membuat sudut baca sekolah. Sudut baca sekolah menempatkan sebuah meja dengan rak buku dan kursi untuk membaca. Sudut baca berisi buku-buku, majalah, dan koran. 

Penempatan sudut baca sekolah juga harus diperhatikan, misalnya membuat sudut baca di dekat ruang kelas atau tempat berkumpulnya peserta didik di waktu istirahat.

Membuat Sudut Baca Kelas

Sudut baca kelas dibuat untuk peserta didik berliterasi selama kurang lebih 20 menit setiap harinya. Buku-buku yang ada dalam sudut baca kelas ini berasal dari buku bacaan peserta didik yang mereka bawa sendiri dari rumah, majalah ataupun koran sekolah. 

Dengan adanya sudut baca kelas ini dapat membantu mengisi waktu luang peserta didik yang ingin membaca tetapi tidak ingin keluar dari kelas.

Pengadaan Kata Motivasi

Kata motivasi diperlukan di sekolah, letaknya pun harus disesuaikan dengan tempat-tempat yang sering dilewati peserta didik maupun warga sekolah yang lain. 

Kata motivasi ini bertujuan untuk memotivasi setiap orang yang membacanya. Dalam hal ini ditekankan untuk memberikan kata-kata motivasi yang berhubungan dengan literasi agar peserta didik termotivasi untuk lebih bersemangat lagi dalam berliterasi.

Pengadaan Buku Bacaan

Jika sudah membentuk gerakan literasi sekolah dan membuat sudut baca sekolah, pengadaan buku menjadi hal yang penting. Buku menjadi sumber bacaan yang menjadi hal utama dalam budaya literasi. 

Terdapat macam-macam jenis bahan bacaan yang harus disediakan, mulai dari buku, majalah, dan koran. Jenis bacaan yang ringan dan pemilihan tema yang sederhana menjadi pilihan peserta didik. Sastra populer dapat dijadikan pilihan karena penggunaan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti. 

Pengadaan Majalah Dinding Sekolah

Dari kegiatan membaca peserta didik akan mendapatkan informasi dan pengetahuan yang baru, atau bahkan belum diketahui sebelumnya. Hasil dari kegiatan membaca tersebut dapat disalurkan melalui keterampilan menulis. 

Dengan adanya majalah dinding sekolah, peserta didik bisa menyumbangkan hasil karyanya berupa tulisan sederhana. Tulisan tersebut dapat diterbitkan di majalah dinding sekolah. Dengan adanya upaya ini, diharapkan semua warga sekolah mendukung gerakan literasi agar tujuan pelestarian budaya literasi dapat tercapai secara maksimal.

Diharapkan ada kerjasama yang baik antar pemangku kepentingan GLS dan ada pelatihan untuk mendukung pelaksanaannya agar terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif, dan produktif. 

Ditulis oleh: PUTHUT IKHA KUSUMA DEWI, S.Pd, Guru di SDN Payang 01. 

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru