Gojek yang awalnya hanya bergerak untuk melayani masyarakat menjadi layanan jasa ojek, kini telah berkembang menjadi salah satu decacorn start-up. Visi-misi Gojek dari awal adalah efisiensi dan kecepatan, yaitu melayani dengan cepat dan terus belajar serta berkembang dengan pengalaman untuk mempermudah konsumennya.
Namun, siapa yang tahu bahwa ternyata Mendikbud Ristek ini telah memiliki rekam jejak yang sangat luas? Mulai dari mengikuti pendidikan di Luar Negeri hingga bekerja di perusahaan ternama, seperti McKinsey & Company.
Mas Menteri yang lahir pada 4 Juli 1984 ini menempuh banyak pendidikan karena berpindah-pindah sejak SMA, bahkan hingga ke luar negeri yaitu Singapura. Setelah menyelesaikan SMA di Singapura, Menteri Nadiem kemudian menempuh pendidikan S1 di Hubungan Internasional di Universitas Brown, Amerika Serikat.
Melalui itu pula, Nadiem berkesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar di London School of Economics. Tak lama setelah lulus dengan gelar B.A tersebut, Nadiem melanjutkan pendidikan magister di Harvard Business School untuk gelar M.B.A-nya.
Pengalamannya dalam bekerja juga beraneka ragam, diantaranya adalah:
- McKinsey & Company (2006-2009) sebagai Consultant Management
- Zalora Indonesia (2011-2012) sebagai Co-Founder sekaligus Director Management
- Kartuku (2013-2014) sebagai Chief Innovation Officer
- Gojek (2010-2019) menjadi Founder sekaligus Direktur Utama dari perusahaan decacorn yang memiliki valuasi perusahaan lebih dari US$18 miliar
- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2019-sekarang)
Salah satu pekerjaan terlamanya hingga saat ini yang terhitung hingga satu periode habis pada tahun 2024, yaitu menjadi Mendikbud Ristek (sebelumnya Mendikbud). Dimana secara resmi dilantik pada 23 Oktober 2019 lalu.
Kebijakan pertama sekaligus yang utama adalah kebijakan Merdeka Belajar, yang pada saat itu hanya beririskan pada informasi mengenai “Penghapusan Ujian Nasional”. Padahal maksudnya adalah menggantinya dengan sistem ujian baru.
Pada tahun 2020, sistem baru tersebut diterangkan dan disusun dengan sistematis dimana kemudian disebut dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter dimana melaksanakan pembelajaran dengan menitikberatkan pada kemampuan bahasa (literasi), bernalar pada angka (numerasi), dan tentu saja penguatan karakter sosial.
Dari Gojek Hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pada tahun 2019 lalu, Presiden Joko Widodo menunjuk Nadiem Anwar Makarim untuk mengabdi pada bidang pendidikan sebagai Menteri di bawah kabinet pemerintahannya. Secara otomatis, kedudukannya sebagai direktur utama atau CEO dari Gojek pun harus dilepaskan. Namun, apa saja yang membuat Presiden Jokowi yakin terhadapnya?
- Penghargaan The Straits Times Asian of The Year
Penghargaan yang diterima pada kontribusinya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan Asia dalam sektor non formal. Penghargaan ini juga diberikan dalam predikat menyediakan lahan pekerjaan pada aspek bisnis yang lebih modern dan membantu.
- Bloomberg 50 2018
Diberikan atas inovasinya melalui Gojek yang awalnya hanya berfokus pada pelayanan jasa antar jemput (ojek), namun telah bertransformasi menjadi platform segala bidang.
- Tokoh Termuda dalam 24th Nikkei Asia Prize
Penghargaan ini diberikan dalam hal Inovasi Ekonomi dan Bisnis. Lagi dan lagi pada cakupan benua Asia, Gojek dapat memberikan dorongan pada pertumbuhan ekonomi, memudahkan keseharian penggunaan, dan tentu pendapatan mitra.
- Gojek sebagai Fortune’s Companies Change The World
Pada tahun 2017, Gojek masuk pada peringkat ke 17 untuk perusahaan yang memberikan perubahan yang sangat berdampak pada masyarakat karena seluruh fitur yang diberikan pada seluruh aspek yang ada.
Kebijakannya sebagai Mendikbud Ristek
Dalam menangani turunnya persentase pendidikan di Indonesia, Nadiem Makarim memiliki beberapa langkah terpadu yang sangat patut dicoba untuk diimplementasikan pada pembelajaran.
Halaman Selanjutnya
Jenis Kebijakan Mendikbud Ristek dalam Dunia Pendidikan
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya