Ketika Pembelajaran Luring Menjadi Satu-satunya Solusi di Masa Pandemi

- Editor

Sabtu, 4 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menumbuhkan minat belajar siswa merupakan pekerjaan sangat sulit dan juga penting diupayakan pada masa-masa seperti ini, yaitu di masa pandemi Covid- 19.

Perbedaan motivasi belajar siswa sangat terlihat sekali di masa pandemi ini. Semangat belajar para siswa tersebut menurun disebabkan banyak hal antara lain pelaksanaan pembelajaran daring tidak efektif. Apalagi jika pembelajaran daring tersebut diberikan pada anak-anak di sekolah dasar.

Pelaksanaan pembelajaran daring dapat dikatakan tidak efektif juga bisa disebabkan karena banyak hal. Ponsel yang menjadi alat utama dalam pembelajaran daring siswa, seringkali dibawa oleh orang tua untuk keperluan kerja ketika pembelajaran akan berlangsung. Selain itu juga sering terjadi kendala jaringan internet yang tidak lancar, siswa tidak punya paket data internet, dan lain sebagainya.

Kalaupun terdapat siswa yang dapat mengikuti pembelajaran online, anak-anak kurang bisa menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga hasilnya, nilai anak menurun. 

Kami para dewan guru sangat prihatin dengan keadaan seperti ini.  Banyak dijumpai anak-anak usia sekolah yang seharusnya pada jam-jam belajar di sekolah ternyata masih berkeliaran, bermain, dan sebagainya. Itulah kenapa para guru tetap berusaha memberikan pendidikan pada anak-anak di masa yang serba terbatas ini, agar mereka tidak tertinggal pelajaran.  

Namun ketika pembelajaran tersebut dilakukan secara online, banyak siswa yang memberikan alasan tidak dapat mengikuti karena tidak punya paket data internet untuk mengikuti pembelajaran online.

Ketika dilakukan konfirmasi kepada orang tua murid, mereka mengatakan bahwa anak-anak lebih suka dan banyak menghabiskan waktu di masa pandemi ini untuk bermain game online ketimbang belajar. Banyak juga orang tua siswa yang mengeluh mengalami kesulitan untuk memantau anaknya ketika sudah diberikan perangkat Android. Seringkali keluhan tersebut disampaikan orang tua melalui WhatsApp maupun menemui dewan guru secara langsung.

Tentunya para guru mengharapkan anak-anak dapat kembali belajar seperti sedia kala sebelum terjadi pandemi. Namun karena larangan belajar secara tatap muka di kelas sudah menjadi peraturan dari pemerintah pusat, maka mau tidak mau para guru harus tetap mematuhi peraturan tersebut demi kesehatan, keselamatan, dan keamanan bersama.

Namun di sisi lain, dewan guru di sekolah kami melihat hasil belajar anak-anak yang tidak bisa optimal ketika pembelajaran dilakukan secara daring. Sementara itu, wabah Covid-19 tidak kunjung berakhir dan tidak dapat dipastikan sampai kapan.  Oleh sebab itu, dengan berat hati dewan guru di sekolah kami mengambil langkah untuk melaksanakan pembelajaran luring dengan berani mengambil berbagai risiko yang disebabkan oleh keadaan darurat seperti ini. Namun tentu saja tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Melalui kesepakatan dengan wali murid, akhirnya kami memberanikan diri untuk memilih pembelajaran luring. Para guru bersedia datang ke rumah-rumah murid secara bergantian sesuai dengan kesepakatan bersama.

Fakta yang kami temukan di lapangan memang banyak orang tua siswa yang tidak sanggup mendampingi putra-putrinya untuk belajar secara mandiri di rumah. Dalihnya macam–macam, ada yang mengatakan anaknya nakal, tidak nurut kalau diajari oleh orang tua sendiri, dan lain sebagainya. Bahkan ada di antara siswa tersebut  mendapat perlakuan kasar dari orang tuanya sendiri akibat tidak mau belajar.

Sejauh ini pembelajaran luring lah satu-satunya alternatif yang bisa dilaksanakan di sekolah kami. Harapan kami para guru semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Sehingga pembelajaran seperti sedia kala di dalam kelas dapat kami laksanakan kembali.

Ditulis oleh Siti Qomarul Isriyah, S.Pd (Guru di SDN Keting 03)

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru