Praktik Baik Mujib Alwy: Menciptakan Budaya Parkir Rapi di Sekolah

- Editor

Kamis, 4 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Mujib Alwy, S.Pd.

Guru Projek IPAS di SMK Negeri 1 Polewali

Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

 

 

Sepeda motor dengan tipe, merek, dan warna yang sama disatukan dalam satu titik area parkir sehingga elok dipandang mata. Pemandangan ini dapat dijumpai di SMA Negeri 3 Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat.

Berjarak sekitar 600 meter dari kantor bupati Polewali Mandar, sekolah ini berbenah dengan mengusung visi terwujudnya sekolah yang unggul dalam prestasi, peduli terhadap lingkungan, berkearifan lokal, berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta mampu bersaing secara global berdasarkan nilai agama dan budaya.

Penataan area atau ruang merupakan sesuatu yang penting bagi sebuah institusi, khususnya sekolah. Sebuah sekolah yang memiliki penataan area dan ruang yang asri akan membuat peserta didik nyaman dalam suasana pembelajaran di sekolah. Penataan parkir, taman, ruang kelas, dan bangunan lainnya akan menghasilkan suasana hati senang dalam menjalankan peran masing-masing baik sebagai guru maupun sebagai peserta didik. 

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas peserta didik memiliki kecenderungan memarkir kendaraannya pada tempat tidak jauh dari kelasnya. Hal ini dilakukan agar mudah dijangkau saat pulang sekolah dan memastikan kendaraannya dalam keadaan aman tanpa ada gangguan. Kondisi ini jika tidak ditangani dengan baik akan menciptakan kondisi lingkungan sekolah terlihat semrawut serta tidak elok dipandang mata. Sehingga hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi suasana hati peserta didik yang tidak nyaman dalam menerima pelajaran.

Menata parkir kendaraan sepeda motor yang merupakan kendaraan yang umumnya digunakan oleh mayoritas warga sekolah dibutuhkan perencanaan yang matang. Perencanaan ini meliputi sosialisasi budaya parkir rapi dan pengumpulan data-data tentang tipe, merek, dan warna kendaraan sepeda motor untuk ditempatkan pada titik area yang sama. Bagi sekolah yang memiliki jumlah siswa berkisar 1000 siswa, dengan asumsi mayoritas menggunakan sepeda motor akan sangat sulit mengatur parkir kendaraannya jika tidak direncanakan dan diprogram. Asumsi ini berlaku jika sebagian besar peserta didik bermukim di tempat yang jauh dari sekolah, yang tentunya akan menggunakan kendaraan sepeda motor saat pergi dan pulang sekolah.

Di SMA Negeri 3 Polewali Kabupaten Polewali Mandar, dalam menata parkir kendaraan bermotor, peran organisasi Patroli Keamanan Sekolah (PKS) merupakan garda terdepan dalam mensukseskan program ini. Dari 42 orang peserta didik yang tergabung dalam organisasi PKS secara serentak melakukan pendataan kendaraan sepeda motor berdasarkan tipe, merek, dan warna untuk selanjutnya ditentukan titik area parkir dari kendaraan bermotor tersebut. Tipe sepeda motor, merek, dan warna kendaraan yang sama disatukan dalam satu area oleh petugas kontrol sekaligus memastikan posisi kendaraan dalam keadaan lurus dan rapi. 

Foto: Petugas Patroli Keamanan Sekolah (PKS) SMA Negeri 3 Polewali sedang mengontrol parkir.

Sosialisasi program budaya parkir rapi kepada seluruh peserta didik dilakukan saat pelaksanaan masa orientasi peserta didik baru dan saat upacara bendera setiap awal pekan. Di samping itu, sosialisasi dari kelas ke kelas juga dilakukan secara berkala.

SMA Negeri 3 Polewali Kabupaten Polewali Mandar dengan luas ± 15.000 m2 mempunyai jumlah siswa seluruhnya 1145 orang dan jumlah rombel sebanyak 32 rombel. Terdapat 435 buah sepeda motor yang terdiri dari 273 buah sepeda motor tipe matic; 162 buah jenis sepeda motor manual; dengan berbagai tipe, merek dan varian warna. Kemudian tersedia 5 titik area parkir dengan luas dan daya tampung kendaraan yang bervariasi. 

Model posisi parkir kendaraan menghadap keluar dengan side stand atau standar samping serta setang dibelokkan ke arah standar samping (titik gravitasi) adalah model pilihan yang digunakan dengan pertimbangan saat pulang sekolah peserta didik dengan mudah mengarahkan kendaraannya ke arah pintu keluar agar tidak terjadi kemacetan. 

Konsistensi dan disiplin untuk datang lebih awal ke sekolah oleh anggota PKS merupakan kunci utama keberhasilan dalam menata parkir. Sikap konsisten ini diharapkan tetap terjaga agar menjadi contoh yang baik bagi semua warga sekolah sehingga semua peserta didik memiliki komitmen bersama dalam melaksanakan budaya parkir rapi.  Kondisi ini juga diharapkan melahirkan pembiasaan yang baik sehingga menghasilkan budaya bagi semua warga sekolah khususnya bagi peserta didik itu sendiri.

Program budaya parkir rapi di sekolah ini bukannya tanpa kekurangan, di antaranya adalah adanya sikap sebagian peserta didik beranggapan bahwa urusan parkir merupakan urusan petugas kontrol. Yang kedua sebagian peserta didik belum memiliki kesadaran dalam memarkir sepeda motornya dalam posisi lurus dan rapat secara proporsional sehingga menyulitkan petugas kontrol dalam merapikan posisinya. Yang ketiga jumlah kendaraan sepeda motor setiap hari berbeda dengan hari berikutnya di mana terkadang jumlah kendaraan sepeda motor tipe A di hari tertentu berbeda jumlahnya di hari yang lain.  Sehingga daya tampung area parkir sulit diprediksi. Namun kekurangan itu dapat diatasi dengan semangat kebersamaan dan komitmen bersama dalam mendidik generasi bangsa dengan budaya parkir rapi.

Saat bel jam istirahat berbunyi, memandang dari kejauhan deretan kendaraan sepeda motor yang tertata rapi dapat menimbulkan suasana belajar yang nyaman sehingga tujuan pembelajaran yang telah disusun bersama dapat direalisasikan. Area lain pun dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya seperti lapangan olah raga, taman, panggung pentas seni, area daur ulang sampah serta area belajar di luar ruangan. Semua itu menambah suasana riang gembira bagi peserta didik dalam menjalani hari-hari sekolah di SMA Negeri 3 Polewali. (*)

NOTE: Tulisan ini juga dipublikasikan dalam format buku antologi “Praktik Baik”—yang berisi kisah dan pengalaman terbaik para guru dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam proses mendidik siswa. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 66 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru