Peringatan Hari Raya Nyepi sebagai Bentuk Konstelasi Persatuan

- Editor

Rabu, 22 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Juli Sugianingsih,S.Pd

Kepala Sekolah SDN 02 Madiun Lor Kota Madiun

 

 

Hari Raya Nyepi merupakan hari raya penting bagi masyarakat Bali—khususnya bagi umat Hindu—yang dirayakan setiap tahun. Hari Raya Nyepi merupakan hari raya keagamaan yang memiliki makna sangat luar biasa, seperti layaknya hari raya keagamaan umat agama lain di Indonesia. Peringatan Hari Raya Nyepi mengajarkan kepada pengikutnya untuk selalu mengembangkan nilai-nilai kesatuan, persatuan, dan toleransi antara sesama manusia.

Perayaan Hari Raya Nyepi ini biasanya dimulai dengan melakukan upacara Melasti yang biasanya dilaksanakan beberapa hari sebelumnya. Upacara Melasti ini bertujuan untuk membersihkan benda-benda suci yang ada di tempat peribadatan seperti pura dan tempat suci lainnya. 

Kemudian pada saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi, masyarakat Bali melakukan  ritual puasa total selama 24 jam yang artinya tidak boleh melakukan aktivitas yang dapat mengganggu ketenangan dan keheningan, seperti tidak boleh bekerja, berkendara, bepergian, atau bahkan menyalakan lampu di rumah. Kita mengenalnya dengan istilah melaksanakan catur brata penyepian. 

Catur brata penyepian pada dasarnya adalah sebuah prinsip dasar yang harus dipatuhi oleh umat Hindu Bali yang terdiri dari amati  geni yang berarti tidak menyalakan api atau listrik selama 24 jam; amati karya yang berarti tidak bekerja, bermain, atau keluar rumah; amati lelunganan, tidak bepergian; dan amati lelanguan yang berarti tidak melakukan kegiatan hiburan atau kesenangan.

Catur brata penyepian ini mengajarkan tentang nilai-nilai penting seperti menjaga kesucian diri, menghargai alam, serta memberikan kesempatan kepada alam dan makhluk hidup lain untuk beristirahat.

Selain itu, catur brata penyepian juga diartikan sebagai suatu bentuk penghormatan terhadap nenek moyang, dewa-dewi, dan lingkungan sekitar. Dengan mematuhi catur brata, umat Hindu diharapkan mampu untuk mengamalkan ajaran agamanya secara mendalam, memperkuat kebersamaan serta menjaga keseimbangan alam. 

Di sisi lain, catur brata penyepian juga dapat dijadikan contoh bagi masyarakat secara umum untuk selalu menjaga kelestarian alam dan menghargai budaya yang ada.

Dalam konteks konstelasi persatuan bangsa, peringatan Hari Raya Nyepi dapat kita maknai sebagai penanaman nilai-nilai mendasar tentang berbangsa di antaranya nilai gotong royong di mana nilai ini ditunjukkan oleh masyarakat Bali bahwa untuk mencapai sebuah tujuan bersama mereka mengutamakan sikap toleransi, menghargai perbedaan, menjaga persatuan, dan bahkan secara bersama pula menjaga keseimbangan lingkungan.

Konsep konstelasi persatuan sendiri pada dasarnya merujuk pada sebuah gagasan  bahwa semua elemen dalam suatu sistem saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam konteks sosial, konstelasi persatuan itu mencakup kesadaran akan keberagaman, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan serta keinginan untuk membangun hubungan yang sehat dan saling menguntungkan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. 

Konsep tersebut menekankan pentingnya saling menghormati dan saling mendukung antar kelompok masyarakat agar dapat mencapai tujuan bersama dalam menciptakan keadilan sosial, stabilitas, dan kesejahteraan bersama.

Penetapan konsep konstelasi persatuan dapat membantu menciptakan lingkungan yang harmonis, mengurangi kesenjangan sosial, serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. 

Konstelasi persatuan di Bali  mengacu pada situasi di mana masyarakat Bali secara harmonis dengan  saling menghargai dan menghormati satu sama lain meskipun mereka memiliki kepercayaan, budaya, dan bahasa yang berbeda beda. 

Konstelasi ini muncul dari sejarah panjang Bali yang penuh dengan toleransi dan kerukunan antar agama dan antar suku. Bali dikenal sebagai sebuah pulau yang memiliki  keberagaman etnis dan keagamaan yang tinggi dengan  mayoritas penduduknya adalah umat Hindu. Namun terdapat pula minoritas Muslim, Kristen, dan Budha. Meskipun demikian, keberagaman ini tidak pernah menjadi masalah serius di Bali.

Ketika terjadi konflik di tempat lain di Indonesia seperti konflik antar agama di Ambon atau konflik antar suku di Papua, Bali tetap relatif aman dan damai. Hal ini karena masyarakat  Bali telah membudayakan toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan sebagai bagian dari kehidupan mereka sehari-hari.

Secara umum, konstelasi persatuan di Bali dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu yang menganut Tri Hita Kirana yaitu konsep tentang keseimbangan dan harmoni manusia, alam, dan Tuhan. Prinsip-prinsip ini telah membentuk cara hidup masyarakat di Bali yang saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya serta memelihara keseimbangan dengan alam dan Tuhan  seperti yang tergambar dalam perayaan peringatan Nyepi saat ini.

Namun seperti halnya di mana saja terdapat juga perbedaan pandangan  di antara masyarakat Bali. Konflik dan ketegangan dapat terjadi di antara kelompok-kelompok yang berbeda semisal Hindu Bali dan Muslim Bali. Namun karena adanya nilai-nilai kebersamaan dan toleransi yang kuat, maka masyarakat Bali biasanya mampu menyelesaikan perbedaan secara damai dan harmonis.

Maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa konstelasi persatuan di Bali dapat menjadi contoh dan barometer yang baik  bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia; bagaimana keberagaman dapat menjadi sumber kekuatan bukan menjadi sumber kelemahan jika dikelola dengan baik dan didasarkan pada nilai-nilai kebersamaan dan toleransi. (*)

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 121 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis