Hal itu terbukti bahwa setiap pergantian kurikulum tidak ada dampak yang signifikan. Memang untuk beberapa saat terjadi peningkatan, namun akan kembali mengalami penurunan di tahun berikutnya. Ia memberikan contoh bahwa score point matematika siswa Indonesia dalam asesmen PISA menunjukkan bahwa siswa di Indonesia mengalami peningkatan dari skor 375 ke 386 pada tahun 2015. Namun ketika ada pergantian kurikulum lagi pada tahun 2018, kembali jatuh di posisi 379.
“Anehnya hal ini diulang-ulang terus. Dalam rekomendasi OECD tidak ada satu pun yang menyebutkan untuk membenahi literasi, numerasi, sainsnya anak Indonesia perlu ganti kurikulum, tidak ada hal itu,” paparnya.
Jika demikian, apakah pergantian Kurikulum Merdeka ini punya harapan untuk mengubah wajah pendidikan di Indonesia?
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)
Halaman : 1 2