Pergantian Kurikulum Merdeka Hanya Buang-Buang Uang Saja?

- Editor

Selasa, 16 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pergantian Kurikulum Merdeka – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) baru saja mengeluarkan sebuah kebijakan baru, yaitu pengenalan Kurikulum Merdeka untuk diterapkan di seluruh satuan pendidikan di Indonesia. Kurikulum baru tersebut akan menggantikan Kurikulum 2013 yang sebelumnya digunakan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Dengan adanya pergantian kurikulum baru tersebut, harapannya tentu saja akan dapat menghadirkan kualitas pendidikan yang lebih baik untuk anak bangsa. Namun apakah faktanya demikian?

Pergantian Kurikulum Merdeka ini menuai pro dan kontra dari masyarakat. Mungkin ada yang setuju dan ada yang tidak.

Termasuk Indra Charismiadji yang memberikan sorotan terhadap pergantian kurikulum yang baru-baru ini terjadi dalam sistem pendidikan di Indonesia. Ia adalah pengamat pendidikan dan Direktur Pendidikan Vox Populi Institute Indonesia. Menurutnya, pergantian kurikulum yang terjadi masih miskin inovasi. Sehingga tidak mungkin mengharapkan perubahan yang signifikan dalam pergantian kurikulum ini.

Mengutip dari Media Indonesia, Indra memaparkan bahwa tidak adalah kemajuan yang mendasarkan dalam mutu pendidikan di Indonesia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Ia menegaskan setiap pergantian kurikulum yang terjadi sebenarnya hanya mengulang hal yang sama.

Ia bahkan menyebutkan bahwa pergantian kurikulum ini adalah sesuatu yang biasa dengan menghabiskan uang yang lebih banyak, “business as usual with more money.”

Kemudian ia memaparkan lebih jauh apa yang terjadi dalam pergantian kurikulum sebenarnya hanya berganti nama saja tanpa ada inovasi untuk memberikan sesuatu yang beda pada peserta didik. Ironisnya, ini selalu terulang. Dan hampir setiap pergantian menteri pendidikan, maka kurikulum pendidikan pun ikut ganti.

Sebelum saat ini marak dikenal dengan Sekolah Penggerak, sebenarnya sebelumnya sudah ada untuk menyebut istilah itu yaitu Sekolah Rujukan. Kemudian di periode pemerintahan sebelumnya, Sekolah Rujukan ini disebut Sekolah Bertaraf Internasional. Jika hal itu yang terjadi, mengutip kata Einstein yang diucapkan oleh Indra bahwa tidak mungkin mendapatkan hasil yang berbeda jika apa yang dilakukan sebenarnya sama saja.

Halaman Selanjutnya

Hal itu terbukti bahwa setiap pergantian kurikulum…

Berita Terkait

Tahun 2025 Guru Sertifikasi Maupun Non Sertifikasi Akan Sejahtera dengan Program Prioritas Mendikdasmen
Guru Wajib Tahu, Poin Penting dalam PermenPANRB Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru
4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 
Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025
Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025
Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana
Berita ini 178 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 11 Januari 2025 - 15:04 WIB

Tahun 2025 Guru Sertifikasi Maupun Non Sertifikasi Akan Sejahtera dengan Program Prioritas Mendikdasmen

Selasa, 7 Januari 2025 - 12:24 WIB

Guru Wajib Tahu, Poin Penting dalam PermenPANRB Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:26 WIB

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!

Selasa, 17 Desember 2024 - 10:15 WIB

Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:13 WIB

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis