Oleh Veronika Sima S.Ag
Guru SDN Bambor, Kec. Mbeliling, Kab. Manggarai Barat, Flores – NTT
Iman adalah kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Setiap orang yang beragama pasti memiliki imannya masing-masing yang menjadi dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Dalam sejarah perkembangan dunia, baik dari segi kehidupan religius maupun profan, anak-anak selalu mendapat tempat istimewa. Anak-anak adalah harapan perubahan di masa depan. Anak adalah pribadi penentu masa depan. Anak-anak adalah agen-agen perubahan. Di atas bahu mereka, terletak tanggung jawab demi kelangsungan hidup sebuah lembaga baik religius (agama) maupun lembaga politik (negara).
Dalam peranannya sebagai tulang punggung gereja dan negara, anak perlu mendapat perhatian yang penuh dari berbagai pihak, teristimewa dari para orang tua sebagai pendidik utama dan pertama yang paling dekat dengan mereka. Mengingat pentingnya keberadaan anak-anak bagi keberlangsungan gereja, maka gereja pun menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mendidik dan mempersiapkan mental dan iman anak-anak agar mereka tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang sehat secara fisik maupun mental demi pewartaan kerajaan Allah dan masa depan gereja.
Pendidikan bukan hanya ditujukan untuk membentuk anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang matang secara intelektual tetapi juga menjadikan mereka sebagai pribadi yang matang secara spiritual yang memungkinkan usaha mencari kebenaran serta mengembangkan cinta kasih.
Setiap orang tua bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya sebagai konsekuensi dari pilihan hidupnya. Kehidupan berkeluarga tidak hanya sekedar melahirkan keturunan. Tetapi lebih daripada itu, mereka harus menjalankan pendidikan iman dan moral dalam diri anak-anak sebagai generasi penerus gereja dan bangsa. Keluarga sebagai dasar pembentukan diri dan kepribadian anak, khususnya pembentukan iman dalam diri anak-anak, harus menjalankan perannya dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Pendidikan iman terhadap anak-anak adalah tugas orang tua yang tidak bisa dirampas oleh pihak lain. Orang tua memiliki hak dan tanggung jawab penuh terhadap pendidikan iman anak mereka. Orang tua adalah pendidik utama dalam hal iman kepada anak-anak. Artinya, bahwa orang tua harus secara aktif mendidik anak-anak dan terlibat dalam proses pendidikan iman anak-anaknya.
Sementara itu, orang tua sendiri harus mempraktekkan imannya, berusaha untuk hidup kudus, dan terus menerapkan ajaran iman dalam kehidupan keluarga di rumah. Hal ini sangat penting agar anak melihat bahwa iman itu bukan hanya untuk diajarkan tetapi juga untuk dilakukan, dan diteruskan lagi kemudian jika anak-anak tersebut telah membentuk keluarga sendiri di kemudian hari.
Untuk itu, orang tua harus sedini mungkin menanam iman dalam diri anak-anak dengan berbagai cara. Misalnya, mengajari mereka berdoa, memberi kesempatan untuk memimpin doa, mengajak anak untuk rajin ke gereja, mendorong anak-anak untuk ikut kegiatan rohani di luar rumah, memperkenalkan kitab suci, menjelaskan isi kitab suci dalam bentuk cerita, dan katekese keluarga.
Dalam kaitan perkembangan moral anak, orang tua harus mengajarkan kepada anak-anak untuk bertingkah laku dan bertutur kata yang benar. Dan dalam kebersamaan di masyarakat anak harus diajarkan untuk menaruh rasa simpati dan empati terhadap sesama. Semua hal ini dapat dilakukan oleh orang tua melalui teladan hidupnya dalam keluarga dan masyarakat.
Masa depan gereja dan bangsa ditentukan oleh keluarga karena di dalam keluarga lah anak lahir dan tumbuh menjadi dewasa. Keluarga sebagai ladang kehidupan anak-anak, orang tua harus menyirami benih-benih kehidupan itu dengan nilai-nilai kebenaran dan iman yang mantap. Dengan kata lain, keluarga adalah unit sosial terkecil tetapi berpengaruh besar dalam kehidupan gereja dan negara.
Dari seluruh pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam pendidikan iman anak sangat penting. Sebisa mungkin dalam mendidik iman anak, orang tua harus selalu memberikan contoh yang baik. Selain itu, anak harus dijaga, dipelihara, dan dididik menurut agama yang dianut agar menjadi peribadi yang utuh. Inilah bentuk peran orang tua dalam pendidikan iman anak.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!