Ditulis oleh Dra. Munziyatun
Guru BK SMP Negeri 2 Pakis, Kabupaten Magelang
Kebiasaan belajar siswa memiliki pola atau kebiasaan yang berbeda-beda antara siswa satu dengan yang lainnya. Ada pola kebiasaan belajar siswa yang sudah tertata dengan baik namun banyak pula siswa yang lebih senang bersantai dan menunda waktu belajarnya sehingga hasil belajarnya tidak seperti yang diharapkan dalam proses belajar.
Hutabarat (1995) memberi batasan bahwa kebiasaan belajar adalah perilaku yang sudah berulang-ulang dilakukan sehingga menjadi otomatis, artinya berlangsung tanpa dipikirkan lagi. Selanjutnya Witherington (1982) berpendapat bahwa kebiasaan adalah cara bertindak yang telah dikuasai yang bersifat tahan uji (persistent), seragam, dan banyak sedikitnya otomatis.
Kita bisa menyimpulkan dari penjelasan di atas bahwa dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar siswa telah melakukan perbuatan atau kegiatan yang menetap dan menjadi suatu kebiasaan secara berulang sehingga semakin sering dilakukan, akan semakin sukar untuk meninggalkan kebiasaan itu.
Untuk mengembangkan kebiasaan belajar, hendaknya siswa melakukan berbagai kegiatan belajar antara lain sebagai berikut :
- Perencanaan dan pelaksanaan jadwal belajar
Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil, perlulah seorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin.
- Mengulangi bahan pelajaran
Selain dituntut untuk dapat membagi waktu belajar dengan baik, untuk memperoleh hasil belajar dengan yang baik,siswa juga perlu mempelajari kembali bahan pelajaran yang telah diberikan guru di sekolah, sehingga pelajaran yang sudah diterima tidak mudah terlupakan. Menurut Slameto ((1988), mengulangi bahan pembelajaran besar pengaruhnya dalam belajar karena dengan adanya pengulangan (review) bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan akan tetap diingat dan dikuasai oleh seseorang.
- Mengerjakan tugas
Selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal, baik pelajar atau mahasiswa tidak akan terlepas dari keharusan mengerjakan tugas-tugas studi. Bagi pelajar, tentu saja untuk bidang studi tertentu, harus ada penugasan pekerjaan rumah (PR)
- Membaca
Hutabarat (1995), mengatakan bahwa membaca adalah proses di mana pikiran siswa menerjemahkan lambang-lambang yang tertulis atau tercetak menjadi gagasan yang ingin disampaikan penulis dan upaya memahami gagasan itu. Lebih lanjut dikatakan bahwa siswa dikatakan berhasil membaca jika siswa dapat menangkap dan memahami pesan yang disampaikan oleh tulisan.
Nah, untuk membantu siswa memiliki kebiasaan belajar seperti di atas, peran orang tua sangat penting. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Peran edukatif orang tua begitu penting sehingga tidak dapat digantikan orang lain. Itu sebabnya, tidak tepat jika orang tua hanya menggantungkan pendidikan anaknya terhadap pihak sekolah atau guru saja. Dalam keluarga, orang tualah orang yang pertama yang bertanggung jawab membekali anak-anaknya dengan pengetahuan, ajaran agama, moral, dan ajaran sosial bermasyarakat.
Peran serta orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, kasih sayang, motivasi, dan juga fasilitas terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di rumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Orang tua dapat menunjukkan perhatian mereka dalam berbagai hal, misalnya memberikan perhatian dalam mengingatkan jam belajar anak, memperhatikan jam istirahat anak, dan mendampingi anak dalam proses belajar ketika di rumah. Dengan adanya perhatian seperti itu, anak akan merasa tenang dan merasa nyaman karena ada keluarga yang terus memberi perhatian dan memberi dukungan penuh untuk tercapainya proses belajar yang baik. Proses belajar yang baik tentunya juga diperlukan kebiasaan belajar yang baik untuk mencapai prestasi yang baik.
Dalam konteks belajar, agar anak menorehkan prestasi, orang tua memiliki sejumlah peran strategis:
- Sebagai Pendidik
Orang tua berperan sebagai pendidik sebab dalam pelaksanaannya tidak hanya mengajar tetapi juga melatih sikap mental anak. Dalam hal ini, orang tua harus mampu bertanggung jawab untuk menemukan bakat dan minat anak sehingga anak diasuh dan dididik langsung atau gurunya sesuai dengan bakat dan minat anak itu sendiri. Dengan demikian, anak akan mendapat hasil serta proses belajar yang lebih optimal. Bukan dengan keegoisan orang tua yang justru “memenjarakan” anak dengan kondisi yang diinginkan orang tua.
- Sebagai Pembimbing
Bimbingan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan agar orang tersebut mampu mengatasi sendiri dengan penuh kesadaran. Dalam hal ini, orang tua harus senantiasa memberikan bimbingan kepada anak untuk memiliki kebiasaan belajar secara berkelanjutan kepada anak, baik di dalam rumah maupun di sekolah.
- Sebagai Motivator
Orang tua harus mampu menjadi motivator untuk mendorong anak belajar. Orang tua memberi dorongan dan dukungan tentang pentingnya memiliki kebiasaan belajar dengan tujuan dapat meningkatkan prestasi belajar. Semakin tinggi motivasi belajar anak, semakin tinggi pula kemungkinan anak untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal.
- Sebagai Fasilitator
Dalam proses anak belajar, orang tua harus menyediakan berbagai fasilitas seperti media dan alat-alat apa saja yang dibutuhkan sehingga dapat menimbulkan semangat belajar yang akan berdampak kepada kebiasaan belajar yang baik. Termasuk menentukan berbagai jalan untuk mendapatkan fasilitas pembelajaran, dimulai dengan biaya pendidikan, kemudian menyediakan buku-buku yang dibutuhkan anak, alat-alat tulis, tempat belajar, dan lain-lain.
Peran orang tua terhadap kebiasaan belajar anak hendaknya sedini mungkin diberikan dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di rumah sehingga anak dapat berproses dalam belajarnya secara terus menerus dan konsisten sehingga menimbulkan kebiasaan belajar yang baik. Selain itu juga dapat bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar agar anak menjadi pribadi yang maju serta bertanggung jawab. Seberat apapun masalah yang siswa hadapi pasti dapat dilalui apabila mendapat dukungan serta bantuan dari orang tua.
Pendidikan adalah sesuatu hal yang akan terus menerus berlangsung dalam kehidupan manusia. Sudah seharusnya kita sadar akan pentingnya pendidikan dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting yang tidak bisa dipisahkan kedudukannya di dalam masyarakat. Biasanya orang yang pendidikannya tinggi akan jauh lebih dipandang dan dihargai orang.
Jika kita memperoleh pendidikan yang berkualitas dan baik, maka dalam kehidupan ke depannya sudah pastinya kita juga dapat memilih hal yang baik untuk keberlangsungan kehidupan kita. Kita juga akan menjadi manusia yang berkualitas jika mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas. Pendidikan tentunya akan mencetak generasi penerus yang berkualitas baik dari segi spiritual, intelegensi, dan keahlian pendidikan sebagai proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output atau hasil dari proses pendidikan ini gagal dan tidak berjalan dengan lancar, maka sulit dibayangkan bagaimana generasi bangsa dan negara dapat mencapai kemajuan yang diimpikan dan diinginkan. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.