Oleh Mujib Alwy, S.Pd.
Guru Dasar-dasar DKV di SMK Negeri 1 Polewali
Kompetensi guru merupakan salah satu hal yang paling penting dalam meningkatkan sumber daya manusia, dalam hal ini mampu mencetak siswa yang terampil dan kompetitif ketika mereka sudah lulus dari sekolah. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru tersebut perlu adanya sebuah magang atau praktik langsung. Ini sekaligus mengatasi kesenjangan antara kompetensi yang diajarkan di sekolah dengan apa yang dibutuhkan di dunia usaha. Sehingga program magang bagi guru ini adalah solusi yang tepat untuk meningkatkan kompetensi guru; ketika mengajar guru tidak hanya tahu teori saja namun juga mengetahui fakta-fakta yang ada di lapangan.
Program magang bagi guru ini seyogyanya dapat dijadikan sebagai kegiatan wajib, khususnya bagi guru SMK untuk meningkatkan relevansi kompetensi keahlian guru dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia usaha dan dunia industri. Dalam kegiatan magang tersebut, guru akan mendapatkan pengalaman lebih. Pasalnya guru akan terlibat langsung di industri ataupun melihat secara langsung perkembangan dunia industri terkini.
SMK Negeri 1 Polewali yang merupakan salah satu sekolah Pusat Keunggulan dan memiliki visi mewujudkan lulusan beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, mandiri, inovatif, berdaya saing global, berwawasan lingkungan, dan berbudaya lokal, telah melakukan program magang bagi guru ini.
Sebagai sekolah Pusat Keunggulan, dalam mewujudkan visi tersebut beberapa hal yang perlu dibenahi di antaranya peningkatan kompetensi lulusan sesuai bidang keahlian masing-masing. Peningkatan kompetensi lulusan ini dapat dicapai jika keterampilan yang peserta didik miliki benar-benar sesuai dengan kebutuhan di dunia usaha. Dan itu bisa dimulai dengan pemantapan kompetensi pada sisi para guru terlebih dahulu.
Konsentrasi keahlian dasar-dasar desain komunikasi visual merupakan salah satu jurusan pengembangan di SMK Negeri 1 Polewali. Dalam jurusan tersebut menitikberatkan pengembangan keterampilan dalam rekayasa desain, desain komunikasi visual aplikatif, komunikasi visual periklanan, media interaktif, fotografi, videografi. Keterampilan inilah yang akan diajarkan kepada peserta didik dan kompetensi tersebut yang harus mereka miliki sebelum terjun di dunia usaha.
Dalam lingkup usaha percetakan misalnya, perlu diketahui kebutuhan konsumen yang di antaranya cetak baliho, kalender, pamflet, cetak undangan, stand banner, cetak majalah, penjilidan, plakat, pin, tag name, dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut, pihak sekolah dapat menjemput peluang dengan mendesain kegiatan pembelajaran di sekolah dengan menerima pesanan dari konsumen. Ruangan di sekolah dapat ditata sedemikian rupa menyerupai kios penjualan atau layaknya pusat penjualan dan pemesanan produk.
Sekolah dapat melakukan investasi untuk menyiapkan semua kebutuhan peralatan seperti mesin cetak baliho, mesin cetak undangan, mesin cetak kalender, mesin sablon digital. Menyiapkan peralatan tersebut dapat membuka peluang menciptakan tenaga kerja di bidang desain percetakan untuk mengurangi angka pengangguran yang diakibatkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan. Kewajiban sekolah di sini adalah mengatasi kesenjangan antara kebutuhan pasar dengan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.
Dunia usaha yang hadir kemudian dapat untuk membantu dan mendorong pihak sekolah dalam hal transfer keterampilan baik kepada guru maupun kepada peserta didik itu sendiri. Transfer keterampilan ini sekaligus dapat dijadikan sebagai momen perkenalan nama sekolah atau merekrut peserta didik sendiri untuk dijadikan pekerja profesional. Di sisi lain juga bisa menjadi tempat belajar bagi peserta didik sebelum mereka membuka lapangan kerja sendiri.
Transfer keterampilan seperti ini penting bagi pihak sekolah mengingat banyak guru yang sebenarnya selama ini belum memiliki pengalaman dan memahami tentang persaingan di dunia usaha percetakan. Oleh sebab itu, sebelum guru membekali siswa untuk terjun di dunia usaha tentunya harus dibekali dengan keterampilan dan pengalaman yang baik.
Pada akhirnya, memiliki visi wirausaha yang baik hanya bisa didapatkan melalui kerja sama antara dunia usaha percetakan dan dunia pendidikan dalam hal ini pihak sekolah. Selanjutnya, bembangun jiwa bisnis dalam diri peserta didik dapat dimulai dari pembelajaran di kelas dengan membuat suasana kelas sama seperti keadaan dunia usaha di mana ruang kelas dapat dibuat layaknya tempat usaha yang sesungguhnya agar peserta didik terbiasa.
Itu semua dapat dimulai dengan penataan kelas, misalnya menyerupai tempat usaha foto copy, usaha percetakan, atau usaha jasa periklanan lainnya. Penataan kelas bisa disesuaikan dengan konsentrasi keahlian DKV yang terdapat di SMK. Demikian halnya dengan konsentrasi keahlian akuntansi, perkantoran, pemasaran, farmasi dan DPIB di mana semua kelas tersebut dapat diatur dan ditata sedemikian rupa agar menyerupai kantor layanan usaha, apotek atau pun toko penjualan produk barang dan jasa.
Terakhir, kerja sama dunia usaha dan sekolah perlu senantiasa dibangung untuk meminimalisir kesenjangan keterampilan yang diajarkan di sekolah dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia usaha Semua peralatan yang digunakan di dunia usaha mutlak diprogramkan pengadaannya di sekolah jika ingin menghasilkan mutu lulusan SMK yang siap kerja, siap berwirausaha, siap bersaing di dunia kerja yang semakin ini.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud