Pendidikan Seks – Tingginya kasus kekerasan seksual pada era sekarang ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja namun juga anak-anak. Lebih parahnya lagi perilaku menyimpang tersebut dilakukan oleh orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dengan korban siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Selain orang dewasa, anak-anak juga banyak menjadi pelaku kekerasan seksual.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh komisi perlindungan anak Indonesia kekerasan pada anak dari tahun 2010 sampai 2014 sebanyak 21.869.797 kasus yang mana terdiri dari pelanggaran hak anak dan kekerasan seksual. Kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia dalam hal ini mendominasi yakni sebanyak 42-58% kasus.
Pemicu terjadinya kasus kekerasan seksual tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang pendidikan seksual pada diri anak-anak. Ketidakpahaman akan pendidikan seksual menyebabkan anak sulit untuk membentengi dan melakukan perlawanan apabila terjadi kekerasan seksual yang dilakukan kepada mereka.
Pada era digital saat ini berbagai informasi dengan cepat menyebar luas tanpa adanya batasan ruang dan waktu melalui internet yang mana informasi yang dapat diakses meliputi hal apapun baik hal positif maupun negatif. Akibat rasa keingintahuan anak mengenai seks maka dengan memanfaatkan informasi melalui internet anak-anak dan remaja akan bebas mengakses informasi tersebut tanpa adanya filter yang bagus.
Dampak yang terjadi apabila anak-anak tersebut belum diberikan edukasi tentang pendidikan seksual maka akan terjadi misinformasi pada anak dari apa yang telah dibaca dan dilihat di internet yang mana akan menimbulkan rasa ingin coba-coba sehingga terjadilah kekerasan seksual dan pelecehan seksual pada anak-anak.
Di Indonesia sendiri pendidikan seks masih dianggap menjadi hal tabu apabila pendidikan tersebut diberikan kepada anak-anak. Padahal pendidikan seksual memiliki peranan yang sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak terutama pada jenjang sekolah dasar mengingat pada usia tersebut perkembangan biologis anak mulai terjadi. Dengan pendidikan seksual yang diberikan sejak dini akan membentengi mereka dari kekerasan seksual sehingga dapat mengurangi resiko kekerasan seksual pada anak-anak.
Pendidikan seksual merupakan sebuah upaya pengajaran dan pemberian informasi mengenai masalah seksual. Informasi tersebut menyangkut pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi yang didukung dengan penanaman moral, etika, komitmen serta agama agar tidak terjadi penyimpangan dalam melakukan hubungan seksual.
Maka dari itu pendidikan seks sangat penting ditanamkan sejak dini karena digunakan sebagai cikal bakal pendidikan saat dewasa dalam menjalankan kehidupan berkeluarga yang bermakna. Berbagai ahli psikologi sepakat untuk menganjurkan supaya anak-anak diberikan pendidikan seksualitas sejak dini yang sesuai dengan tahap perkembangan kedewasaan mereka.
Tujuan dari pendidikan seks yang dilakukan sejak dini akan membantu anak mengetahui tentang materi biologis seperti pertumbuhan, masa pubertas serta kehamilan selain materi biologis pendidikan seks juga dapat mencegah anak-anak dari tindak kekerasan, mengurangi rasa bersalah, malu, kecemasan akibat tindakan seksual, mencegah kehamilan pada remaja bawah umur, menciptakan hubungan yang baik, mencegah seks bebas serta mengurangi kasus infeksi pada saat hubungan seksual.
Permasalahan seksual tidak hanya dapat dipandang sebagai hubungan fisik semata namun juga mencakup berbagai aspek. Menurut Masters, Johnson & Kolodny masalah seksual mencakup berbagai aspek termasuk di dalamnya aspek biologis, perilaku, klinis, moral, psikososial serta budaya yang mana merupakan fenomena multidimensi.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Zelnik dan Kim (1982) menunjukkan apabila orangtua mau memberikan edukasi seks kepada anak mereka sejak dini maja akan berdampak pada anak yang cenderung menunda perilaku seksual premarital. Riset ini juga didukung oleh riset yang dilakukan oleh Fisher yang hasilnya menunjukkan bahwa remaja akan cenderung meniru sikap dan perilaku dari orang terdekatnya dalam hal ini orang tua. Dari hasil riset tersebut membuktikan bahwa pendidikan seksual yang dilakukan sejak dini yang dimulai dari lingkungan keluarga akan berdampak positif pada perkembangan anak.
Faktor yang menjadi penyebab kekerasan seksual pada anak terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup faktor biologis, moral dan kejiwaan. Sedangkan faktor eksternal mencakup faktor media massa, ekonomi, maupun sosial budaya. Kedua faktor tersebut menjadikan kekerasan dan pelecehan seksual banyak terjadi di masyarakat. Kekerasan seksual yang terjadi pada anak akan berdampak buruk pada perkembangan anak di antaranya hilangnya kepercayaan anak terhadap orang lain, trauma, depresi, malu, hilangnya rasa kepercayaan diri, hingga bunuh diri.
Untuk mengatasi korban kekerasan dan pelecehan seksual pada anak perlu penanganan khusus seperti layanan rehabilitasi oleh orang yang sudah profesional seperti psikolog dan juga dijauhkan oleh ayah kandungnya, Rehabilitasi sangat dibutuhkan bagi korban kekerasan seksual terutama korbannya merupakan korban yang masih di bawah umur tujuannya untuk mengembalikan kembali kondisi korban menjadi seperti semula pada saat belum terjadinya permasalahan sehingga dapat mencegah timbulnya efek negatif bagi perkembangan anak dalam menuju masa dewasanya.
Salah satu langkah preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah kekerasan seksual pada anak salah satunya yakni melalui pendidikan seks yang diperuntukkan untuk anak jenjang sekolah dasar. Teknik pendidikan seks pada anak usia sekolah dasar dapat diberikan dengan cara membantu anak supaya mereka merasa nyaman dengan tubuhnya, memberikan sentuhan dan pelukan kepada anak, membantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan di depan umum, memberitahu kepada anak mengenai hal pribadi yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain, memberikan edukasi kepada anak agar dapat mengetahui perbedaan anatomi tubuh laki-laki dan perempuan, memberikan penjelasan tentang proses perkembangan tubuh yang disesuaikan dengan perkembangan kognitif anak seperti hamil dan melahirkan, memberikan pemahaman tentang fungsi anggota tubuh secara keseluruhan yang mampu menghindarkan diri dari perasaan malu dan bersalah atas bentuk serta fungsi tubuhnya sendiri, mengajarkan anak untuk mengetahui nama-nama yang benar pada setiap bagian tubuh dan fungsinya, membantu anak memahami konsep pribadi dan mengajarkan kepada mereka kalau pembicaraan seks adalah pribadi, memberi dukungan dan suasana kondusif agar anak bersikap terbuka kepada orang tua dalam hal pertanyaan tentang seks, membiasakan menggunakan pakaian yang sesuai dengan jenis kelaminnya dalam kehidupan sehari- hari.
Selain upaya preventif cara menyampaikan pendidikan seksual pada anak juga perlu diperhatikan yang mana tidak boleh terlalu vulgar karena kalau terlalu vulgar dikhawatirkan malah akan berdampak negatif terhadap perilaku anak yang akan menimbulkan trauma di mana anak perempuan ataupun laki-laki akan mengalami bahaya yang sama mengancamnya dari lingkungan. Maka dari itu pengembangan materi pendidikan seks merupakan sesuatu yang sangat penting. Pendidikan seks yang diberikan sejak dini diharapkan anak agar anak dapat memeroleh informasi yang tepat mengenai seks yang diharapkan dapat menghindarkan anak dari bahaya negatif perilaku seks bebas maupun perilaku menyimpang.
Jadilah bagian dari anggota e-Guru.id dan temukan pelatihan gratis untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mendidik siswa. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!