Pentingnya Literasi Digital di Dunia Pendidikan

- Editor

Kamis, 19 Mei 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Literasi Digital di Dunia Pendidikan – Dewasa ini, di mana teknologi sudah maju, komunikasi dan informasi dapat disampaikan dengan cepat.

Semua sektor akan beradaptasi dengan kecanggihan zaman ini. Salah satunya adalah sektor pendidikan. Dalam belajar, memperoleh dan menyebarkan informasi, dan kegiatan interaksi lainnya akan semakin akrab dengan teknologi terbaru.

Pada dunia pendidikan ini harus bisa dengan cepat beradaptasi dengan kecanggihan zaman ini. Tidak terkecuali warga utama dalam pendidikan. Yaitu ada guru dan siswa. Mereka harus selalu mengikuti perkembangannya. 

Dimana seorang guru sebagai pendidik yang mengarahkan siswanya di kelas, membuat sarana prasarana untuk belajar, membuat kurikulum yang tepat bagi siswa, dan kegiatan utama guru lainnya. Hal ini harus guru terapkan dengan mengikuti kemajuan teknologi digital.

Bagi siswa, mengikuti perkembangan ini juga wajib. Karena mereka yang akan hidup di masa mendatang. Apabila mereka tidak dapat mengikuti perkembangan zaman, maka kemajuan negara akan dipertaruhkan.

Pengertian Literasi Digital

Menurut Paul Gilster literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi yang didapatkan dari berbagai sumber.

Sementara itu, menurut Deakin University’s Graduate Learning Outcome 3, mengungkapkan bahwa literasi digital adalah upaya memanfaatkan teknologi dalam menemukan, menggunakan, dan menyebarluaskan informasi dalam dunia digital seperti saat ini.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa literasi digital merupakan upaya yang diperlukan individu pada era canggih seperti saat ini untuk menyaring informasi secara akurat.

Upaya lain untuk mendukung literasi digital ini adalah penggunaan aplikasi yang tepat dan pemahaman secara mendalam mengenai informasi yang didapatkan tersebut. Mengingat dampak mengenai penyebaran hoax dalam masyarakat sangat memprihatinkan.

Karena, literasi yang buruk dapat berdampak buruk juga terhadap psikologis siswa. Hal ini dapat terjadi karena usia siswa yang cenderung masih labil dan sering menerima informasi dengan gamblang tanpa disaring dan mencari tahu kebenarannya.

Komponen dalam Literasi Digital

Ada beberapa komponen dalam literasi digital, antara lain adalah sebagai berikut.

1. Social Networking

Saat ini, sebagian besar pasti mempunyai akun media sosial. Bahkan lebih dari satu akun dan aplikasi. Seperti media sosial meta, twitter, linkedin, instagram, tiktok, dan aplikasi lainnya.

Untuk membaca informasi dari media sosial tersebut wajib memahami dan menyeleksinya. Namun, sayangnya tidak semuanya mau dan mampu untuk berupaya menyaring informasi yang telah dibacanya.

Padahal, keterampilan untuk memanfaatkan fitur-fitur yang ada dalam sebuah aplikasi sosial media merupakan sebuah pengetahuan dasar yang wajib dimiliki oleh semua penggunanya. Salah satunya adalah dengan menyaring apa yang akan dibagikan dan apa yang akan didapatkan pada akun sosial medianya.

Misalnya, mereka yang bekerja di dunia akademik lebih memanfaatkan sosial media berupa LinkedIn untuk mendukung hubungannya dengan para cendekiawan di seluruh dunia. Atau membuat video pembelajaran yang dapat diunggah di YouTube.

2. Transliteracy

Komponen transliteracy ini didefinisikan sebagai upaya memanfaatkan berbagai platform untuk membuat konten, membagikan hingga mengkomunikasikannya. Dalam komponen ini lebih mengutamakan kemampuan berkomunikasi dengan berbagai sosial media, grup diskusi, atau layanan online lain.

3. Maintaining Privacy

Privasi menjadi hal penting dalam literasi digital ini. Sebagai pengguna sosial media dari berbagai platform harus memahami mengenai cyber crime. Saat ini cyber crime telah marak terjadi seiring berkembangnya dunia digital ini.

Apa itu cyber crime? Cyber crime adalah kejahatan dunia maya yang melibatkan aktivitas ilegal menggunakan komputer, perangkat digital atau jaringan komputer.

Contoh dari cyber crime yang sering terjadi adalah pencurian online lewat kartu kredit (carding), peretasan via surel, hingga pencurian informasi pribadi (phising).

4. Managing Identify

Komponen keempat ini yakni managing digital identity, berhubungan dengan bagaimana pengguna platform menggunakan identitas secara tepat di berbagai sosial media yang dimiliki.

5. Creating Content

Creating content merupakan keterampilan pengguna platform dalam membuat atau menciptakan konten. Misalnya membuat konten pada platform atau aplikasi blogspot, wordpress, facebook, dan yang lainnya.

6. Organizing and Sharing Content

Organizing and sharing content ini berkaitan dengan bagaimana pengguna platform mengatur dan membagikan konten informasi supaya lebih mudah disebarkan kepada umum.

Contohnya, pemanfaatan situs social bookmarking yang dinilai memudahkan dalam proses penyebaran informasi dan dapat diakses oleh banyak pengguna internet.

7. Reusing or Repurposing Content

Dalam komponen reusing/ repurposing content ini, mengutamakan bagaimana pengguna platform membuat atau ‘mengolah’ kembali konten yang ada supaya dapat dipergunakan kembali sesuai kebutuhan.

Contohnya, seorang guru membuat konten mengenai mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi teks ceramah. Konten tersebut diunggah di platform Slideshare, dengan tujuan supaya banyak orang yang mengunduh dan mempelajarinya.

Setelah itu, konten tersebut ‘diolah’ kembali oleh orang lain dengan menambahkan informasi atau pengetahuan baru yang lebih lengkap.

8. Filtering and Selecting Content

Dalam komponen filtering and selecting content ini mengutamakan kemampuan mencari dan menyaring informasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan pengguna melalui mesin pencari di internet.

9. Self Broadcasting

Dalam komponen ini, memiliki tujuan yakni membagikan ide atau gagasan menarik serta konten multimedia melalui berbagai platform, misalnya melalui blog atau forum online. Self Broadcasting ini dapat menjadi upaya berpartisipasi masyarakat sosial online dalam kegiatan literasi digital.

Manfaat Literasi Digital

Menurut Eti Sumiati dan Wijonarko, literasi digital mempunyai beberapa manfaat bagi kehidupan, termasuk manfaat literasi digital di dunia pendidikan. Manfaat tersebut antara lain:

  • Kegiatan mencari dan memahami informasi dapat menambah wawasan individu. 
  • Meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi.  
  • Menambah penguasaan ‘kosakata’ individu, dari berbagai informasi yang dibaca.                                                                  
  • Meningkatkan kemampuan verbal individu.  
  • Literasi digital dapat meningkatkan daya fokus serta konsentrasi individu. 
  • Menambah kemampuan individu dalam membaca, merangkai kalimat serta menulis informasi.

Kemampuan Literasi Digital yang Wajib Dimiliki

1. Digital Culture

Digital culture merupakan sebuah konsep yang menggambarkan bagaimana teknologi dan internet membentuk cara seseorang berinteraksi dengan sesama. Hal ini mencakup cara berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi. 

Digital culture merupakan produk dari teknologi yang semakin hari semakin berkembang. Ini berlaku pada semua bidang. Karena sama-sama membahas mengenai hubungan antara manusia dan teknologi.

Yang disini khususnya untuk siswa, sebagai generasi z yang sekarang ikut andil dalam membentuk digital culture. Sebab mereka sering menggunakan internet untuk kebutuhan belajar dan kebutuhan pribadi lainnya.

Hanya saja, mereka akan memakai teknologi ini secara lebih mendalam untuk menciptakan komunitas daring dan identitas diri. Jadi, menjadi penting untuk mengembangkan keterampilan menjelajahi internet dengan aman dan kompeten.

2. Critical Thinking

Ada banyak definisi critical thinking atau berpikir kritis. Secara umum, critical thinking membahas tentang kemampuan berpikir untuk diri sendiri.

Agar dapat berpikir kritis, seseorang harus mampu menganalisis dan mengevaluasi informasi serta argumen, melihat pola dan koneksi, mengidentifikasi dan membangun informasi yang bermakna, menerapkannya pada konteks dunia nyata, dan dapat mengungkapkannya dengan kata-kata sendiri.

Salah satu kemampuan literasi digital yang wajib dimiliki pada era modern ini perlu dikembangkan untuk mendapatkan manfaat terbaik dari teknologi digital. Setiap orang harus mampu mengajukan pertanyaan dan tetap skeptis untuk meningkatkan kekayaan informasi yang tersedia secara online. 

Dengan mengajukan pertanyaan, seseorang dapat mengetahui arti dari pesan yang diterima sehingga dapat mengenali apakah itu berita palsu, apakah informasi yang dibaca valid atau tidak, dan apakah sumbernya dapat dipercaya.

Melatih keterampilan critical thinking mendukung konsumsi konten lebih bijaksana dan membantu menjadi lebih berempati ketika berpartisipasi dalam dunia online. 

3. Online Safety Skills

Menjadi aman saat online berarti harus memiliki pengetahuan untuk mengidentifikasi potensi risiko dan sadar akan keamanan pribadi saat mencari informasi, berbagi, atau menjelajahi internet.

Selain membantu seseorang lebih waspada terhadap keselamatan mereka sendiri, kemampuan ini juga membantu menjadi pengguna internet yang lebih baik.

Kemampuan literasi digital satu ini wajib dimiliki agar akses tak terbatas ke internet dapat dilakukan dengan aman. Membuka dialog tentang praktik online safety skills adalah langkah positif untuk mengembangkan keterampilan literasi digital.

Beberapa hal penting yang berkaitan dengan online safety skills adalah cyberbullying, sexting, konten sesuai usia, berbagi foto dan izin, pemerasan online, eksploitasi online, plagiarisme dan hak cipta, hingga proteksi terhadap virus.

4. Digital Ethics

Literasi digital merujuk pada keterampilan untuk mengakses, memahami, mempertanyakan, menganalisis secara kritis, dan mengevaluasi konten online. Dalam hal ini, etika digital atau digital ethics sangat penting agar bisa menggunakan internet dengan benar dan menghormati karya kreatif orang lain.

Melalui etika digital, dapat tercipta budaya kepercayaan, tanggung jawab, integritas, dan keunggulan dalam penggunaan sumber daya di ranah online. Etika digital juga mempromosikan privasi, kerahasiaan informasi dan akses ke jaringan komputer, hingga membantu mencegah konflik dan ketidakjujuran.

5. Finding Information

Internet memberi banyak informasi yang bisa diakses dengan mudah. Masalahnya adalah ada hampir terlalu banyak informasi untuk dipilih. Memilah antara informasi nyata, informasi yang salah, dan opini terkadang bisa menjadi sulit. Mesin pencari pun sering diandalkan untuk melakukan penyortiran, tapi ini juga belum cukup. 

Kemampuan finding information diperlukan untuk mengetahui cara mencari informasi secara akurat dan kemudian mengevaluasi informasi yang ditemukan.

Kemampuan finding information mencakup komunikasi, kesadaran sosial dalam lingkungan digital, pemahaman tentang keamanan elektronik, dan penciptaan informasi baru. Baik literasi digital maupun informasi didukung oleh pemikiran kritis dan evaluasi.

Upaya Peningkatan Kemampuan Literasi Digital

Upaya ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital dan membuat siswa terbiasa akan melakukan pencarian informasi yang valid dan akurat di internet. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membuat perpusnas

Program literasi informasi telah menjadi bagian dari program layanan perpustakan di wilayah Indonesia. Dari adanya kemajuan teknologi membuat sumber daya informasi digital semakin melimpah karena banyaknya sumber-sumber yang menyediakan informasi tersebut.

Upaya peningkatan literasi digital di dunia pendidikan telah didukung oleh pemerintah melalui berbagai program. Salah satunya adalah adanya program yang dikembangkan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) dengan layanan e-sources yang beralamat di http://e-resources.perpusnas.go.id/.

Tidak hanya itu, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) juga menyediakan layanan digital yang tentu saja berisi berbagai sumber informasi berupa jurnal, e-book, multimedia, naskah manuskrip, dan lain-lain. (mfs)

Ayo bergabung bersama e-Guru.id dan rancang pembelajaran di kelas agar lebih menarik dan kekiniane-Guru.id yang merupakan suatu platform peningkatan kualitas dan kompetensi guru dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.

Klik di sini untuk mendaftar!

Gabung grup Telegram Guru Cerdas Era Digital untuk mendapatkan informasi terkait dengan Diklat, Webinar/Seminar, Pelatihan, Workshop, Bimtek, Lokakarya, dan informasi terbaru di bidang pendidikan.
Bergabung Sekarang!

Berita Terkait

Kabar Gembira Menteri Keuangan Sudah Siapkan Anggaran Untuk Kenaikan Gaji Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 2025
Guru SD, SMA, dan SMA/SMK Wajib Tahu! 6 Program Prioritas Kemendikdasmen Tahun 2024
Kabar Gembira untuk Guru Sertifikasi maupun Non Sertifikasi Ada Arah Dari Wapres Kepada Menteri Pendidikan
Keterangan Mendikdasmen, Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka, Lantas Apa?
Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?
Persiapan Seleksi Kompetensi PPPK Guru 2024, Simak Kisi- Kisi Lengkap Sesuai SK Tahun 2024
Jangan Salah Upload! Ini Persyaratan Administrasi untuk 4 Kategori Pelamar PPPK Guru Tahun 2024
Seleksi PPPK Akan Dibuka Mulai 27 September 2024? Simak Keterangan Selengkapnya!
Berita ini 396 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 10:37 WIB

Kabar Gembira Menteri Keuangan Sudah Siapkan Anggaran Untuk Kenaikan Gaji Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 2025

Sabtu, 16 November 2024 - 11:45 WIB

Guru SD, SMA, dan SMA/SMK Wajib Tahu! 6 Program Prioritas Kemendikdasmen Tahun 2024

Kamis, 14 November 2024 - 10:23 WIB

Keterangan Mendikdasmen, Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka, Lantas Apa?

Rabu, 13 November 2024 - 11:51 WIB

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 6 November 2024 - 11:50 WIB

Persiapan Seleksi Kompetensi PPPK Guru 2024, Simak Kisi- Kisi Lengkap Sesuai SK Tahun 2024

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis