4. Kurikulum
Situasi yang terjadi yaitu :
- Perkembangan linear
- Kurikulum berdasarkan konten
- Fokus kepada kegiatan akademik
- Patahan antara kurikulum PAUD dan SD
Arahan perubahan Sekolah :
- Perkembangan fleksibel
- Kurikulum berdasarkan kompetensi
- Fokus kepada soft skill dan pengembangan karakter
- Transisi yang mulus dari PAUD ke SD
5. Sistem Penilaian
Dari Penilaian bersifat sumatif/ menghukum arah perubahan menjadi Penilaian bersifat formatif/ mendukung. Setiap elemen dalam sekolah perlu bersama – sama saling bersinergi, mulai dari Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah dan juga Siswa, yaitu melalui program Sekolah Penggerak. Dengan rincian tugas berikut ini:
- Tugas Utama Kepala Sekolah
- Berkolaborasi dalam Community of Practice dengan Kepala Sekolah Penggerak lain
- Kepala sekolah mendapatkan pelatihan manajemen dan instructional leadership
- Tugas Guru
- Akan menggunakan platform pembelajaran mandiri guru
- Menerapkan prinsip pengajaran & penilaian yang efektif
- Peran Murid
- Menggunakan pembelajaran dengan paradigma baru:
- Pembelajaran intrakurikuler yang terdiferensiasi
- Proyek kokurikuler lintas mata pelajaran yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.
Selain 3 komponen utama sekolah di atas, masih terdapat andil dari pihak lain yaitu,
- Pelatih Ahli & Pengawas
- Pelatih ahli melakukan pendampingan kepala sekolah
- Pengawas mendapatkan pelatihan dan pendampingan
- Komite Pembelajaran Guru
- Dipilih oleh Kepala sekolah untuk membantu Pembelajaran Guru
- Menjadi fasilitator pembelajaran Guru
Atas fenomena yang ada diatas tersebut guru serta sekolah perlu meningkatkan kesiapan dalam Kurikulum Merdeka. Apa saja hal yang perlu disiapkan? Yuk simak informasinya berikut ini.
Hal Yang Perlu Dipersiapkan Sekolah Penerapkan Kurikulum Merdeka
1. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran
Kepala sekolah perlu mulai berperan sebagai pemimpin pembelajaran, artinya bahwa kepala sekolah sudah harus memulai untuk memprioritaskan waktu dan energinya lebih banyak untuk memandu perencanaan, pendampingan, dan refleksi proses pembelajaran baik melibatkan murid , siswa maupun orang tua siswa.
2. Perencanaan Program Sekolah yang Kolaboratif
Program sekolah yang kolaboratif bisa dipandu oleh kepala sekolah ataupun guru dengan mulai melibatkan semua guru antar mata pelajaran, dan antar kelas yang tetap berorienatasi kepada kebutuhan siswanya.
3. Memulai Berbagi Praktik Baik
Berbagi praktik baik ini dilakukan oleh guru- guru di sekolah, memungkinkan antar guru bisa saling belajar, saling merefleksikan pembelajaran yang dilakukan, baik guru sesama mata pelajaran, ataupun guru atar mata pelajaran, serta menduplikasikan program atau proyek guru lain yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa yang di ajar oleh guru.
Halaman selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya