Sekarang, hampir semua kalangan sangat akrab dengan media sosial. Memang benar, ada banyak manfaat yang didapatkan, tetapi dampak buruk yang bermunculan juga semakin banyak. Ini karena kurang bijak dalam menggunakannya. Itulah sebabnya, kemendikbud mengeluarkan kebijakan sebuah program penguatan karakter siswa, yaitu literasi media sosial.
Tentunya, sebagai guru, Anda sudah sangat familiar dengan istilah itu. Namun, sudahkah menerapkannya dalam pembelajaran? Well, artikel ini akan menjelaskan tentang pengaruh media sosial terhadap karakter siswa, tujuan literasi media sosial, dan cara penerapannya. Simak ulasan berikut!
Pengaruh Media Sosial Terhadap Karakter Siswa
Pada dasarnya, segala sesuatu memiliki dampak baik dan buruk. Begitupun media sosial, platform-platform medsos bisa memberikan pengaruh yang positif dan negatif khususnya terhadap remaja. Mereka akan merasakan manfaatnya jika mampu mengimbangi penggunaannya. Sebaliknya, kerugian akan menimpa jika mereka tidak bijak selama mengoperasikannya.
Lantas, apa saja pengaruh media sosial terhadap karakter siswa? Di bawah ini adalah daftar manfaat dan kerugiannya:
Manfaat bagi pelajar
Berikut adalah keuntungan bermain media sosial bagi pelajar:
Kemampuan beradaptasi
Dalam literasi media sosial, siswa akan berhadapan dengan orang-orang di seluruh dunia. Mereka akan memahami bahwa isi kepala manusia tidak bisa disamakan. Mereka juga mampu mengolah jaring pertemanan. Sehingga, mereka akan terus berlatih dan terbiasa bersosialisasi dengan baik meskipun terkadang tidak sevisi.
Secara tidak langsung, siswa telah belajar beradaptasi dengan orang yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Tentunya, ini sangat membantu pembentukan karakter dalam jiwa anak. Dalam kehidupan nyata, mereka bisa menyesuaikan posisi saat berhadapan dengan siapapun.
Jaringan pertemanan semakin luas
Jejaring sosial memfasilitasi pelajar untuk memperluas pertemanan. Meskipun tidak bertemu, mereka masih bisa menjalin komunikasi dengan baik. Menariknya, mereka juga bisa membentuk komunitas tertentu. Misalnya, komunitas pecinta literasi, grup anak IPA, dan lain sebagainya.
Tentunya, grup tersebut akan sangat bermanfaat bagi semua anggota. Di sini, mereka bisa berdiskusi banyak hal sesuai tujuan pembentukan komunitas. Yang pasti, masing-masing peserta berkontribusi positif demi kemajuan bersama.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya