Pembelajaran Menyenangkan dengan Metode JAS sebagai Wujud Merdeka Belajar

- Editor

Selasa, 11 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penerapan Metode JAS (Jelajah Alam Sekitar)

Penerapan Metode JAS (Jelajah Alam Sekitar)

Oleh Pontjowulan H.I.A, M.Pd.

Guru di SMK Negeri 9 Samarinda

 

Istilah “Merdeka Belajar” akhir-akhir ini makin populer dan tidak asing lagi diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Konsep Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut bertujuan menggali potensi guru dan siswa dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan secara mandiri. Melalui program ini, guru harus berperan aktif dan inovatif menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Pembelajaran menyenangkan merupakan kegiatan belajar mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dengan berbagai penerapan metode sehingga saat pembelajaran berlangsung siswa tidak merasa bosan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat siswa untuk terlibat secara aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.

Dalam proses belajar mengajar akan lebih efektif jika dilakukan dalam situasi yang menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Apabila guru mengajar dengan cara menyenangkan, siswa pun menjadi ikut senang. Dan kalau siswa sudah merasa senang maka semangat belajar menjadi tinggi sehingga guru merasa puas karena pembelajaran berhasil.

Salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan adalah metode JAS (Jelajah Alam Sekitar).  Metode ini merupakan  salah satu komponen dari PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). 

Di dalam metode JAS memberikan ruang gerak dan kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplorasi melalui kegiatan yang relevan sehingga memungkinkan siswa merekonstruksi kembali pemahaman konseptualnya.

Di sisi lain, pembelajaran dengan metode JAS membuat siswa memperoleh pengalaman langsung yang memungkinkan siswa menjadi lebih memahami masalah yang dipelajari dan dapat membuat siswa senang serta tidak bosan daripada belajar dalam ruang kelas. Metode JAS juga menekankan pada proses pembelajaran yang dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa dengan dunia nyata sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam, siswa juga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan masalah kehidupan nyata.  

Dengan demikian, dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan secara instan dari guru atau buku, melainkan kegiatan nyata dari lingkungan sekitar kehidupan siswa.

Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran dengan metode JAS:

(1)  Guru menyiapkan materi/bahan ajar yang akan diberikan untuk siswa;

(2)  Guru memberikan materi secara singkat;

(3)  Guru membentuk kelompok-kelompok yang anggotanya 4 sampai 5 siswa pada setiap kelompok; 

(4) Guru membimbing siswa dalam melakukan pengamatan atau observasi di lingkungan sekitar; 

(5) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa lembar kerja yang    sudah dirancang sebelumnya dan guru memberi bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya; 

(6) Setiap kelompok melaporkan hasil pengamatannya dengan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya; 

(7) Apabila ada waktu guru memberikan tes untuk siswa secara individu; 

(8) Menjelang akhir pembelajaran guru memberikan pendalaman materi secara klasikal.

Belajar dengan mengajak siswa menjelajah lingkungan sekitar setidaknya dapat memberikan sejumlah keuntungan, di antaranya yaitu :

  1. Kegiatan belajar akan lebih menarik dan tidak membosankan siswa sehingga membuat siswa akan lebih termotivasi;
  2. Siswa dapat langsung mendengar, melihat, meraba, dan mencium objek yang sedang dipelajari secara alami dan nyata sehingga dapat meyakinkan hasilnya;
  3. Bahan-bahan yang akan dipelajari lebih banyak dan faktual serta kebenarannya lebih akurat;
  4. Siswa lebih aktif  karena dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati dan mendemonstrasikan.
  5. Menjadikan banyak sumber belajar karena lingkungan yang dipelajari sangat beragam.
  6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan secara langsung yang ada di lingkungan sekitarnya sehingga dapat membangkitkan minat ingin tahu. 

Dengan demikian siswa melewati proses belajar sangat baik karena terlibat langsung dalam pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna karena ditemukan sendiri  sehingga kemauan belajar menjadi lebih tinggi. Dalam pembelajaran terjadi eksplorasi, konstruktivisme pengetahuan, proses sains, dan masyarakat belajar. 

Singkat kata, metode JAS layak digunakan untuk seluruh mata pelajaran. Guru dapat mengarahkan lingkungan yang  akan dijelajahi meliputi lingkungan fisik, sosial, budaya, dan teknologi yang berada di sekitar siswa. Hal ini sesuai dengan konsep eksplorasi, yaitu memanfaatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar. Namun demikian eksplorasi yang dilakukan siswa harus diikuti dengan kegiatan pembelajaran yang berkesinambungan agar efektif dan efisien.

Melalui metode ini, kerja sama antar siswa yang harmonis juga dapat terbangun, disiplin, bekerja menurut minat dan kemampuan, serta menciptakan suasana belajar demokratis. Guru dapat melihat aktivitas yang tinggi pada siswa, inilah desain belajar bermakna yang sesungguhnya—sebuah totalitas profesional pendidik untuk anak didiknya.  

Adalah sebuah ketidakadilan jika selama mengajar, guru hanya berkutat di dalam kelas saja yang membuat siswa bosan. Oleh karena itu JAS adalah salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa di sekolah. 

Sebagai pendidikan formal, sekolah merupakan lembaga yang mempunyai peran penting dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan. Sekolah yang merupakan tempat dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, haruslah mengutamakan kesenangan dan kegembiraan.

Faktanya pendidikan saat ini seringkali menimbulkan tekanan bagi siswa, guru, dan orang tua karena cenderung lebih mementingkan hasil akhir nilai berupa angka. Guru dan siswa lebih fokus tentang cara untuk mendapat nilai yang bagus sehingga aspek sikap dan keterampilan kurang mendapat perhatian. Kondisi tersebut sebaiknya tidak dibiarkan dan diperlukan konsep yang mampu menjawab tantangan zaman, salah satunya dengan menciptakan ekosistem pendidikan yang ramah dan menyenangkan.

Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) menciptakan budaya belajar yang kritis, kreatif, mandiri, dan menyenangkan di sekolah. Gerakan ini berupaya membangun kesadaran guru, kepala sekolah, dan pemangku kebijakan  pendidikan dalam merancang sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar. GSM diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk membangun lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.  (*)

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 1,485 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis