Ditulis oleh Mujib Alwy, S.Pd.
Guru Projek IPAS di SMK Negeri 1 Polewali
Fasilitas area parkir merupakan salah satu pendukung perkembangan sebuah institusi, termasuk sekolah. Untuk itu perlu adanya program yang menunjang penataan ruang atau penataan area.
Parkir yang tertata rapi dengan mengedepankan keamanan dan kenyamanan akan membuat para pengguna parkir tidak merasa khawatir terhadap kendaraan yang diparkir. Mereka akan dapat melakukan aktivitas dengan maksimal tanpa terganggu dengan perasaan akan keamanan kendaraannya.
Setiap pengendara kendaraan bermotor, memiliki kecenderungan dalam mencari tempat untuk memarkir kendaraannya sedekat mungkin dengan tempat kegiatan atau tempat aktivitasnya, tak terkecuali di sekolah. Hal ini dapat menimbulkan kondisi yang semrawut dan tidak tertata dengan baik jika tidak dibuatkan aturan atau pun rambu-rambu.
Demikian halnya dengan siswa yang datang ke sekolah menggunakan kendaraan bermotor pasti memiliki kecenderungan memarkir kendaraannya pada lokasi yang paling dekat dengan kelasnya agar mudah dijangkau saat pulang sekolah. Kondisi ini membuat sepeda motor akan terlihat tidak tertata dengan baik sehingga akan menimbulkan kesan semrawut dan tidak elok dipandang mata.
Untuk saat ini, setiap siswa pasti memiliki jenis kendaraan, merek maupun warna yang bervariasi. Di sekolah yang memiliki jumlah siswa dalam kisaran antara 300 – 1000 siswa, akan sangatlah sulit jika parkiran sepeda motor tidak dikelola dengan baik.
jika kendaraan terparkir di tempat yang nyaman, aman, dan bebas dari gangguan maka pemilik kendaraan akan merasa nyaman dalam melakukan kegiatan di tempat aktivitasnya. Parkir kendaraan di sekolah baik itu untuk mobil, sepeda motor, maupun sepeda jika tidak ada pembiasaan yang dilakukan sejak dini di awal masuk sekolah akan sulit dibenahi.
Dan memulai pembiasaan parkir kendaraan yang rapi bagi siswa merupakan sesuatu hal tidak bisa disepelekan. Jika sejak dini pembiasaan tersebut dilakukan dalam rangka mendisiplinkan siswa, maka tentunya akan menghasilkan suatu kebiasan yang baik dengan harapan akan menjadi budaya yang baik di sekolah.
Sebagai contoh yang dapat dikemukakan di sini adalah SMA Negeri 3 Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Di sekolah tersebut dalam menata parkir kendaraan khususnya sepeda motor ditangani oleh Patroli Keamanan Sekolah (PKS) yang diberi tugas khusus untuk menata parkiran ini.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaannya, langkah pertama yang dilakukan adalah pengelompokan kendaraan berdasarkan jenis, merek, maupun warna dari kendaraan yang selanjutnya ditentukan titik lokasi parkir sepeda motor tersebut. Selanjutnya masing-masing titik area parkir, ada petugas kontrol dari PKS untuk memastikan kerapian dengan mengecek posisi sepeda motor dalam keadaan parkir.
Dalam praktiknya, titik lokasi dan posisi parkir dari masing-masing jenis kendaraan cenderung berubah-ubah dalam jangka waktu tertentu. Kondisi ini disebabkan sebagian siswa yang memiliki beberapa kendaraan sepeda motor dengan jenis, merek dan warna yang berbeda. Hal inilah yang menjadi hambatan terbesar yang dialami oleh petugas di lapangan.
Terkadang jumlah kendaraan A pada hari tertentu berbeda jumlahnya di lain hari yang kemudian dapat menimbulkan perubahan posisi area parkir dari sepeda motor tersebut karena harus menyesuaikan daya tampung kendaraan di area parkir. Sehingga di kalangan siswa ada merasa bingung terkait lokasi dan posisi sepeda motornya akan diparkir.
Dalam upaya menata parkir agar rapi ini, setidaknya berdasarkan pengalaman, para petugas menemukan beberapa tantangan. Pertama, beberapa siswa memiliki beberapa motor yang berbeda jenis, merek maupun warnanya yang digunakan setiap harinya sehingga sangat menyulitkan petugas lapangan dalam menentukan posisi paten dari masing-masing kendaraan siswa.
Kedua, sebagian siswa belum terbiasa memarkir kendaraannya dengan rapi. Dan yang terakhir sebagian siswa berpandangan bahwa urusan menata parkir kendaraan adalah urusan petugas parkir sekolah.
Dari kenyataan di atas, beberapa solusi dapat ditawarkan dalam mengatasi beberapa permasalahan yang muncul, di antaranya adalah: di awal tahun pelajaran dilakukan pendataan kendaraan siswa khususnya sepeda motor untuk mengetahui jumlah kendaraan baik jenis, merek maupun warnanya. Selanjutnya menentukan titik lokasi area parkir dari masing-masing kendaraan berdasarkan jenisnya, merek maupun warna.
Kemudian harus ada petugas kontrol dari masing-masing titik lokasi area parkir yang telah ditentukan. Jangan lupa untuk mengevaluasi secara berkala dari setiap permasalahan yang timbul di area parkir sekolah. Dan yang tak kalah penting, menyampaikan pesan moral kepada siswa tentang pentingnya menata parkir kendaraan dengan rapi.
Walaupun berbagai upaya yang telah dilakukan, jika tidak timbul kesadaran dalam diri siswa dan upaya bersama dengan semua pihak di sekolah baik kepala sekolah, guru, staf maupun satpam sekolah tidak akan berhasil. Untuk itu, rasa kebersamaan dan tanggung jawab dalam mewujudkan program parkir rapi yang elok dipandang mata harus tumbuh di antara para warga sekolah. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.