Learning loss di Indonesia sempat kali terdengar di telinga kita saat ini. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa dampak dari pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran berbasis online yang begitu lama akan menghasilkan siswa yang mengalami learning loss.
Sudahkah Bapak Ibu tahu mengenai makna learning loss tersebut? Apa maksudnya? Yuk kita simak informasinya berikut ini.
Makna Learning Loss
Learning loss merupakan istilah yang muncul dan digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, sehingga menyebabkan terjadinya kemunduran proses akademik bagi siswa disebabkan oleh faktor- faktor tertentu.
Di lain sisi, pendapat diungkapkan oleh psikolog sosial dari Universitas Indonesia, Hamdi Moeloek sebutan learning loss di Indonesia ini sebagai generasi yang hilang akibat suatu keadaan dalam hal ini pandemi covid-19.
Kita pahami betul dampak adanya covid-19 memaksa kita untuk terus melaksanakan pembelajaran secara daring di tengah keterbatasan literasi digital guru dan siswa, mungkin hasilnya akan sedikit berbeda apabila literasi digital guru dan siswa sudah mumpuni.
Pembalajaran daring yang terlalu lama hampir 1,5 tahun menjadikan pendidikan siswa terganggu, apalagi banyak siswa di masa krusial dari peralihan jenjang misalnya dari SD ke SMP, SMP ke SMA/SMK justru harus menjalani pembelajaran daring yang belum dianggap berhasil di Indonesia apalagi dengan berbagai faktor yang ada.
Penyebab Terjadinnya Learning Loss di Indonesia
Ada beberapa penyebab terjadinnya learning loss di Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1. PJJ Berkepanjangan
Konsep learning loss di Indonesia di maknai sebagai hal yang terjadi akibat dari pengejaran yang kurang efektif akibat adanya covid-19. Sebenarnya pun sebelum adanya pandemi siswa sudah mengalami learning loss secara tidak disadari, misalnya seperti libur sekolah yang berkepanjangan dan lain sebagainya.
Setelah diberlakukannya sistem pembelajaran jarak jauh atau daring oleh pemerintah justru membuat ketidakefektifan dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran daring sudah terlaksana lebih dari 1,5 tahun bukan waktu yang sebentar. Hal ini membuat kurang efektifnya pembelajaran.
2. Kemampuan Literasi Digital Guru
Dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring, hal utama yang terpenting adalah kemampuan literasi digital guru. Mulai dari kemampuan mendapatkan informasi, meyampaikan informasi, hingga mengelola informasi yang diperoleh.
Rendahnya tingkat pemahaman guru tentang teknologi apalagi penerapan PJJ yang begitu mendadak tentu bukanlah hal yang mudah untuk dapat mencapai pelaksanaan PJJ yang efektif, akan berbeda hasilnya apabila guru sudah memiliki tingkat literasi digital yang baik .
3. Kemampuan Literasi Digital Siswa
Selain kemampuan literasi digital guru, kemampuan literasi siswa juga menjadi penting, karena komponen guru dan siswa menjadi faktor utama dalam pembelajaran.
Kesulitan siswa tidak hanya terkait kemampuan literasi digitalnya, tetapi juga menyangkut sarana yang siswa miliki, mulai dari kepemilikan smartphone, kuota untuk belajar hingga jaringan internet yang terkadang masih jadi kendala, yang menjadikan penghalang pembelajaran jarak jauh dapat berjalan efektif sehingga memicu terjadinya learning loss
4. Sulitnya Pendidikan Karakter Diterapkan Saat Daring
Dalam proses pembelajaran selain dari pengetahuan kognitif siswa, pendidikan karakter juga diperlukan. Namun sayangnya, pendidikan karakter siswa sulit diterapkan dalam proses pembelajaran daring, karena guru tidak dapat mengontrol siswa secara langsung.
Sedangkan orang tua siswa juga tidak mampu sepenuhnya mengontrol perkembangan karakter anaknya, sehingga menjadi kelemahan dalam penerapan pembelajaran jarak jauh.
Bahaya Jika Terjadi Learning Loss
Peserta didik tidak peroleh pembelajaran yang optimal
Peserta didik sebagai objek pembelajaran yang seharusnya dapat menerima segala pembelajaran secara optimal untuk dapat memenuhi target atau tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Namun, berjalannya waktu penetapan pembelajaran secara daring yang berkepanjangan membuat siswa mengalami kurangnya motivasi belajar.
Kurang motivasi belajar membuat siswa kurang dapat menerima pembelajaran dengan baik, terlebih metode pembelajaran yang diterapkan membuat siswa merasa bosan dan tidak nyaman. Akhirnya, untuk memperoleh target belajar siswa memilih jalan pintas dengan mengandalkan mesin pencari yang sejatinya tidak dapat dipercaya sepenuhnya.
Akibatnya peserta didik mengalami kemunduran akademis dan non akademis
Karena proses belajar mengajar yang kurang efektif akibat PJJ berkepanjangan menyebabkan kemunduran akademis maupun non akademis. Meskipun jika diperhatikan siswa tetap mendapatkan nilai yang baik saat proses PJJ ini, namun guru tidak bisa menjamin apakah pengetahuan siswa juga mencerminkan nilai yang siswa peroleh.
Selain akademis , kemunduran non akademis juga sangat terasa, biasanya siswa selain mendapatkan pembelajaran juga memperoleh tambahan kegiatan seperti ekstrakulikuler, semuanya menjadi ditiadakan. Sehingga bakat lain siswa menjadi tidak ter-asah.
Pemulihannya bisa memakan waktu yang lama
Apabila terjadi learning loss di Indonesia tentu menjadi hal yang mengkhawatirkan. Indonesia isa kehilangan generasinya, generasi yang akan menjadi penerus estafet pembangun bangsa , ditakutkan apabila terjadi learning loss akan kehilangan itu semua dimasa mendatang.
Learning loss bisa memakan waktu pemulihan yang lama, karena segala kebiasaan dan model belajar yang selama pandemi ini diterapkan akan melekat terus kepada siswa, sehingga perlu adanya pemulihan sedikit demi sedikit demi keberlangsungan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
Solusi Mengatasi Learning Loss di Indonesia
Pertama, sekolah harus terus mengembangkan kapasitas serta kompetensi dalam bidang digital guru dan siswanya sehingga mampu mengoptimalkan pembelajaran melalui blanded learning maupun pembelajaran daring. Pengalaman selama pandemi memberikan banyak pelajaran yang tidak akan hilang ketika keadaan sudah kembali normal. Dari adanya pengalaman tersebut akan tercipta evaluasi dan masukan untuk pengembangan penerapan proses belajar mengajar kedepannya.
Kedua, pembelajaran selama daring difokuskan pada topik dan keterampilan yang esensial dan berguna bagi siswa untuk menempuh pendidikan tingkat lanjut dan yang diperlukan dunia kerja. Untuk mewujudkan pembelajaran yang bermanfaat, bukan hanya sekedar pada pemahaman materi, melainkan juga penekanan pada makna.
Ketiga, pengembangan kurikulum serta model pelajaran yang dapat membebaskan siswa dari hanya sekedar mengejar nilai karena hal ini menciptakan pribadi siswa menjadi individualis dan tidak peka terhadap sosial. Pada kurikulum, dengan hadirnya kurikulum darurat dapat dimaksimalkan guru serta sekolah dengan sebaik mungkin untuk dapat mendesain pembelajaran serta tujuan pembelajaran sesuai kebutuhan dan kondisi siswa.
Keempat, pembelajaran yang mendalam dapat dipahami sebagai proses seseorang agar mampu mengambil manfaat dari apa yang telah dipelajari dalam suatu situasi dan mampu menerapkannya pada situasi baru atau bisa dibilang sebagai bentuk pembelajaran transformasi.
Dan terakhir, kelima, diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan literasi digital agar bisa secara mandiri, mencari, dan memperoleh ilmu pengetahuan baru. Guru dapat berperan sebagai pemberi materi dan motivator bagi siswa guna meningkatkan kualitas pembentukan sikap dan karakter pribadi siswa. Keterampilan ini akan menjadikan siswa lebih mudah dalam memperoleh ilmu pengetahuan baru yang mendukung kemampuan belajar siswa secara mandiri.
e-Guru.id Menyelenggarkan Pelatihan Khusus Bersertifikat 90JP dengan judul Berkolaborasi dengan Google Untuk Mengatasi Learning Loss di Masa Pembelajaran Tatap Muka Terbatas. DAFTAR SEKARANG
Narahubung Pelatihan: 087719662338
Penulis : Rahma Ta’nisa