Nasihat Guru Inspiratif: Belajarlah Menulis Sejak Dini, Menulis adalah Bekerja untuk Keabadian

- Editor

Senin, 27 Februari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumini/Kepala Sekolah SDN 009 Nongsa

Sumini/Kepala Sekolah SDN 009 Nongsa

Oleh Sumini

Kepala Sekolah SDN 009 Nongsa

 

 

Saya teringat sebuah kutipan bijak yang berbunyi, “Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi jika ia tidak menulis ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Kata-kata ini perlu diterjemahkan bahwa orang yang pandai setinggi langit pun akan hilang dari masyarakat dan dunia jika tidak menulis. Namun, jika orang itu mau menulis dan mendokumentasikan tulisannya dalam bentuk buku atau media digital, nama pemilik tulisan tersebut akan abadi dan akan terus dibaca oleh masyarakat. 

Lihatlah Ki Hajar Dewantara, Khairil Anwar, dan cerdik pandai lain yang sudah meninggal, mereka tetap dikenang oleh masyarakat hingga saat ini berkat karya-karya tulis yang mereka ciptakan. 

Kali ini, saya  ingin menyampaikan kepada kalian yang masih belajar dan duduk di bangku sekolah untuk mulai menulis sejak dini. Sebab menulis merupakan salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari. Terlebih lagi, menulis juga dapat menjadi solusi untuk mengabadikan nama kita. 

Melalui menulis, kita dapat memanfaatkan kreativitas dan imajinasi kita untuk menghasilkan karya yang bernilai. Menulis dapat memberikan kesempatan bagi kita untuk mengejar impian dan membuat mimpi menjadi kenyataan. 

Dalam dunia kerja, menulis dapat menjadi profesi yang menguntungkan dan tidak terbatas oleh usia atau jenis kelamin. Kita dapat menjadi penulis buku, blog, atau artikel yang diterbitkan secara online. Selain itu, menulis juga dapat menjadi sumber pendapatan. Menulis juga dapat membantu kita untuk memperkaya pengetahuan dan memperluas wawasan. 

Dalam menulis, kita dapat mempelajari hal-hal baru dan mengembangkan diri melalui proses penulisan. Selain itu, menulis juga dapat membantu kita dalam mengatasi masalah dan membuat perencanaan hidup yang lebih baik.

Jangan ragu untuk memulai menulis dan terus berkembang demi masa depan yang lebih baik. Orang yang rajin menulis akan otomatis rajin membaca, dan orang yang rajin membaca akan memiliki pengetahuan yang lebih luas. Cintailah literasi sejak dini, jangan sia-siakan masa belajar kalian. Siang dan malam akan berlalu, tetapi tulisanmu tidak akan. Tulisanmu akan abadi dan selalu ada sampai akhir zaman.

Mulai dari SD, kalian sudah harus rajin menulis dan mencatat aktivitas harian kalian dalam bentuk tulisan. Kalian boleh menulis cerpen, puisi, pantun, komik, dan lain-lain. Lalu dokumentasikan karya tersebut dengan rapi, jadikan sebagai buku. 

Kemudian simpan di perpustakaan sekolah, misalnya.  Ketika kalian sudah lulus dari sekolah tersebut, niscaya karya-karya kalian akan mengisi perpustakaan sekolah dan akan terus dibaca oleh adik-adik kelas berikutnya.

Dengan era teknologi digital seperti sekarang, tulisan kalian bisa disimpan lebih mudah dalam bentuk softcopy seperti blog, Facebook, Instagram, sehingga banyak orang bisa membacanya.

Ayo, jadilah generasi di garda terdepan untuk menjaga obor literasi, jangan takut salah  dalam latihan menulis. Jangan menuntut tulisan itu harus bagus, harus dengan bahasa sastra yang indah, tapi pikirkan bahwa setiap kalimat yang kalian tulis itu adalah bermakna dan bermanfaat khususnya buat diri sendiri. 

Dalam berlatih, kalian bisa menulis apa saja. Misalnya menulis cerita tentang ibu kalian, tentang bapak, tentang adik atau kakak, tentang rumah kalian, tentang kota kalian, atau saat kalian sedang berdiskusi kelompok; atau saat kalian menjadi juara kelas; atau saat kalian sedih ditinggalkan orang yang kalian sayangi; atau saat kalian menolong kawan yang sedang kesusahan; atau juga saat kalian tidak suka dengan pelajaran yang pada akhirnya malah menjadi pelajaran favorit kalian; atau tentang guru- guru kalian, tentang sekolah kalian, tentang kawan kawan kalian, tentang taman sekolah kalian, tentang ibu kantin, dan masih banyak lagi hal yang lain. Semua bisa menjadi inspirasi dalam menulis. 

Memulai belajar menulis itu memang pekerjaan yang sangat berat. Sama seperti yang saya alami dulu. Pertama kali saya memulai menulis terasa begitu berat, namun setelah sering melakukannya, menulis menjadi kebiasaan dan mudah dilakukan.

Mungkin saya sendiri termasuk orang yang terlambat dalam belajar menulis—baru saya lakukan setelah jadi guru bertahun-tahun. Tapi biar terlambat daripada tidak sama sekali. 

Semua orang bisa menulis, tidak hanya terbatas untuk yang berbakat saja. Saya sering dengar kalimat begini, ”Aduh aku tak punya bakat menulis,  aku tidak hobi menulis, aku paling malas kalau ada tugas dari guru membuat puisi atau cerpen.” 

Sebaiknya kalimat seperti itu kalian buang jauh-jauh. Sesungguhnya tidak ada yang tidak bisa kalian lakukan, asalkan mau belajar dengan sungguh-sungguh, mau berlatih, mencobanya. Yakinlah usaha yang sungguh-sungguh pasti hasilnya akan besar. 

Ketika kalian sudah melakukannya, jangan menyerah saat dikritik. Jangan lemah saat diejek. Tetaplah berusaha dengan maksimal. 

Jika kalian ingin berkarya, mulai sekarang buatlah  perubahan. Buatlah komitmen, misalnya satu hari harus menulis satu kalimat. Di hari berikutnya lebih dari satu satu kalimat, hingga akhirnya menjadi satu paragraf dan seterusnya. 

Jika kalian ingin cepat dalam membuat karya berupa buku, dapat melakukannya dengan menulis secara ramai-ramai dan dikumpulkan menjadi satu buku (antologi). Di lain waktu, kalian pun bisa membuat buku karya sendiri. 

Dalam melakukan perubahan ini sudah pasti tidak mudah, pasti akan ada tantangan.  Namun alangkah meruginya kita jika kita tidak mau memulai untuk melakukan perubahan. Jika kita ingin berkarya maka perlu adanya perubahan, perlu memulai melakukannya, mencoba. 

Yakinlah apa saja yang kalian tulis pasti ada manfaatnya untuk orang yang membacanya. Hingga akhirnya kita akan meninggalkan kenangan yang abadi seperti makna kalimat berikut ini: ”Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat.” ~ Ali bin Abi Thalib. 

Anak-anakku yang sangat saya sayangi di manapun kalian berada, terkhusus para siswa di SDN 009 Nongsa, Kota Batam, segeralah menulis dan berkarya. Tidak ada kata terlambat dalam belajar. Meskipun saya baru belajar menulis di umur kepala empat tapi setidaknya sejauh ini sudah ada sekitar 15 buku antologi yang diterbitkan dan saya terlibat di dalam penyusunan buku tersebut. 

Buku-buku tersebut ada di perpustakaan sekolah SDN 009 Nongsa, Kota Batam dan juga di Perpustakaan Nasional sebab semua buku tersebut ber-ISBN. Saya yakin tulisan-tulisan itu akan banyak dibaca orang dan saya yakin karya yang telah kami buat itu akan abadi di sepanjang zaman dan memberi manfaat bagi yang membacanya. 

Selain itu, tulisan saya juga ada yang dimuat di NaikPangkat.com, ditayangkan di koran, dan juga  ada di jurnal pendidikan. 

Semoga tulisan ini menjadi inspirasi dan motivasi buat kalian semua, sekalipun saya nanti sudah tiada. Salam literasi. Teruslah menulis walau satu kalimat yang bermanfaat sepanjang zaman.

Waktu tidak tampak saat berjalan, tetapi jarum jam yang berputar menunjukkan bahwa waktu terus bergerak ke depan dan tidak pernah kembali. Semua yang kita lakukan akan tertinggal di belakang, baik perbuatan baik atau buruk. 

Semuanya akan dicatat oleh waktu dan akan lenyap dalam aliran zaman. Hanya kenangan yang tersimpan dalam hati kita yang dapat diceritakan kepada anak cucu jika kita masih hidup dan memilikinya. Namun, jika sudah tidak dapat bercerita lagi karena sudah menutup mulut selamanya, semuanya akan terkubur bersama jasad kita kecuali karya-karya kita. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

 

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

17 Tahun sebagai Guru Honorer, Tak Berhenti Mengejar Impian Jadi ASN PPPK
Kisah Sukses ASN PPPK: Hampir Menyerah dan Berpaling dari Dunia Pendidikan
Mengenal Alga Pratama Putra Siswa SMAN 11 Garut dan Calon Duta Baca
Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza
Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat
Mengesankan, Guru Asal Wonogiri Fasih Bahasa Inggris hingga Viral Karena Konten Uniknya
Kisah Kepala Sekolah Muda Asal Semarang Memik Nor Fadilah: Tumbuhkan Kepemimpinan Melalui Kedekatan dengan Siswa
Perjuangan Ana Rahmawati, Guru Asal Pati yang Mengajar Penuh Dedikasi Sembari Menanti Keputusan Penempatan ASN
Berita ini 380 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 23 Juni 2024 - 20:45 WIB

17 Tahun sebagai Guru Honorer, Tak Berhenti Mengejar Impian Jadi ASN PPPK

Minggu, 9 Juni 2024 - 20:59 WIB

Kisah Sukses ASN PPPK: Hampir Menyerah dan Berpaling dari Dunia Pendidikan

Kamis, 16 Mei 2024 - 10:10 WIB

Mengenal Alga Pratama Putra Siswa SMAN 11 Garut dan Calon Duta Baca

Rabu, 13 Maret 2024 - 11:34 WIB

Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza

Minggu, 20 Agustus 2023 - 21:20 WIB

Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis