Saat ini di media sosial, televisi sudah ramai perbincangan tentang mudik lebaran. Begitu pentingnya moment mudik lebaran ini karena melibatkan berbagai aspek kehidupan. Mudik lebaran sudah menjadi budaya bangsa Indonesia. Sehingga perlu penanganan dari pemerintah pusat, daerah, dan berbagai pemangku kepentingan. Terlebih kurang lebih dua tahun ini Bangsa Indonesia, bahkan dunia sedang mengalami Pandemi Covid-19 yang telah menelan jutaan jiwa manusia. Terkait dengan budaya mudik lebaran masa sekarang ini, tentu akan menjadi peristiwa yang harus kita perhatikan bersama.
Mudik di Indonesia sudah menjadi budaya, terlebih pada saat hari raya keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri. Begitu juga dengan kami sekeluarga yang hidup di luar tempat kelahiran, jauh dari orang tua, dan saudara. Semua itu menjadikan kami rindu untuk menemui orang tua di kampung halaman.
Mudik lebaran setiap hari raya Idul Fitri kami rasakan sangat indah dan nikmat. Keluarga besar banyak kesempatan berkumpul, beribadah bersama. Semua itu menjadi momen mengingatkan kami bernostalgia di kampung halaman.
Berkumpul, makan Bersama, saling berkunjung ke tetangga, saling menceritakan keluarga, merupakan kebiasaan di kala lebaran tiba. Bersilaturahmi dengan arak-arakan kendaraan mengunjungi saudara yang satu kota, menjadi keindahan tersendiri. Berbagi uang fitrah atau angpao kepada keponakan-keponakan, saudara adalah kenikmatan tersendiri.
Kebiasaan yang sangat mengesankan inilah akhirnya menjadikan mudik sebagai kebiasaan setiap tahunnya.
Peluang Mudik Tahun 2021
Tahun lalu, mudik dilarang karena tingkat penyebaran Covid-19 masih sangat tinggi. Di tahun 2021 ini, pemerintah melalui Menhub mengisyaratkan untuk tidak melarang mudik lebaran. Hal ini bagi pemudik bisa jadi adalah peluang untuk merealisasikan mudik lebaran yang tidak bisa dilaksanakan tahun sebelumnya.
Namun sebagai bagian dari pemudik, kami harus mempertimbangkan masak-masak, menganalisis berbagai aspek positif dan negatifnya bila melakukan mudik lebaran. Situasi dan kondisi saat ini masih kami rasakan sangat riskan. Peluang mudik diberikan pemerintah, namun peluang bersinggungan dengan penularan Covid-19 sangat besar.
Mobilitas masyarakat perkotaan diakui tidak memiliki mobilitas yang tinggi. Sehingga peluang mereka menjadi penyebar penularan Covid-19 lebih tinggi. Peluang ini akan membuka peluang-peluang lain bagi penyebaran virus tersebut saat melakukan perjalanan yang jauh.
Beberapa aktivitas di perjalanan yang dilakukan seperti berhenti di pom bensin untuk mengisi bahan bakar, makan di tempat restoran, atau kebutuhan dasar lain buang air kecil dan bahkan hanya sekedar berhenti untuk melenturkan badan yang pegal saat di perjalanan menjadi potensi terpapar Covid-19. Belum juga adanya kemacetan saat mudik lebaran. Mungkin itulah yang harus kita pertimbangkan lagi untuk mudik lebaran di saat masih adanya pandemi Covid-19 ini.
Protokol Kesehatan sebagai Ikhtiar
Apa yang harus kita upayakan saat kita memutuskan untuk mudik pada saat pandemi Covid-19 ini?
Apabila kita menyadari betul bahwa ikhtiar adalah keharusan, maka keputusan mudik lebaran harus dipersiapkan dengan benar. Seperti menjaga protocol kesehatan mulai berangkat, saat di perjalanan, di tempat tujuan, sampai pulang kembali.
Inilah adalah persiapan untuk mudik lebaran lebaran 2021:
1. Pastikan Anda sekeluarga dalam kondisi sehat. Bila perlu Anda dan keluarga harus melakukan rapid test.
2. Persiapkan bekal materi yang cukup, baik bekal makanan, minuman obat-obat darurat, bila perlu dilengkapi dengan termometer, hand sanitizer, masker yang cukup selama perjalanan untuk tiap anggota keluarga. Minimalisir berhenti di tempat pemberhentian. Jika terpaksa berhenti, berhentilah di tempat yang tidak ramai pemudik.
3. Ingat menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan/ memakai hand sanitizer saat turun dari kendaraan, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi.
Mudik lebaran sangat ditunggu-tunggu oleh para perantau dan orang-orang yang jauh dari orang tua, saudara dan kampung halaman. Kerinduan untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga besar harus disertai logika berpikir dan kebijaksanaan demi kebaikan bersama. Lakukan ikhtiar secara maksimal, landasi dengan keyakinan dalam mengambil keputusan untuk melakukan mudik lebaran tahun 2021 ini.
Ditulis oleh: Sukamtini Purwowiratmo, S.Pd, Guru di SLB BC YPNI Pameungpeuk Kab. Bandung