Jigsaw
Jigsaw adalah model pembelajaran berbasis penelitian yang di temukan dan di kembangkan pada awal tahun 1970-an oleh Elliot Aronson, seorang profesor di University of California, Amerika Serikat.
Jigsaw merupakan model pembelajaran inovatif yang mendorong pembelajaran aktif. Model pembelajaran ini juga menawarkan kesempatan kepada siswa untuk saling belajar. Model pembelajaran ini telah terbukti mendorong inklusi di dalam kelas.
Lalu bagaimana cara mengaplikasikannya?
Guru dapat membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Kemudian, bagi bahan ajar hari itu menjadi 5-6 segmen dan bagikan setiap segmen materi kepada setiap siswa dalam kelompok untuk di pelajari.
Siswa kemudian di tugaskan ke kelompok yang berbeda di mana mereka akan menjelaskan informasi yang telah mereka pelajari kepada anggota lain. Siswa harus menyelesaikan proses ini sampai setiap kelompok memiliki informasi untuk melengkapi informasi.
Personalisasi Pembelajaran
Seperti namanya, Personalisasi Pembelajaran adalah model pembelajaran yang di personalisasi untuk setiap siswa berdasarkan gaya belajar, latar belakang, kebutuhan, dan pengalaman mereka. Melalui pembelajaran yang di personalisasi, siswa dapat terbantu untuk belajar lebih cepat dan mudah dalam memahami konsep-konsep baru, serta mendorong minat belajar.
Flipped Classroom
Metode pembelajaran di dikte di mana guru mengajar dan siswa mendengarkan secara pasif merupakan salah satu praktik mengajar konvensional yang telah lama di gunakan oleh banyak guru. Dalam Flipped Classroom, yang terjadi sebaliknya. Siswa tidak lagi memperhatikan guru di kelas dan menunjukkan pemahaman mereka dalam pekerjaan rumah.
Melalui Flipped Classroom, siswa dapat membaca atau menonton topik di luar kelas untuk mengembangkan pemahaman mereka tentang materi kelas. Flipped classroom sebenarnya adalah pendekatan pembelajaran hybrid.
Waktu yang di habiskan di kelas di gunakan untuk menerapkan pengetahuan yang di peroleh sebelumnya dengan melakukan tugas-tugas yang umumnya digunakan oleh guru seperti pekerjaan rumah. Selain itu, siswa juga dapat melakukan diskusi, kerja kelompok, debat atau latihan.
Flipped Classroom paling efektif diterapkan dengan bantuan teknologi seperti Learning Management System (LMS) yang disediakan oleh KOCO Schools. Melalui LMS, guru dapat dengan mudah mendistribusikan file dan tugas siswa, menghadiri secara digital, menyiapkan materi, dan mengajukan pertanyaan serta menilai dalam waktu yang lebih singkat.
Melalui metode ini, peran antara guru dan siswa “di balik” sehingga siswa dan pekerjaannya menjadi pusat perhatian di kelas daripada guru.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya