Oleh Verawati, S.Pd., M.Ed.
Guru di SMKN 2 Cikarang Barat
Belajar adalah sebuah proses untuk memiliki sebuah kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut bisa berupa kemampuan dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan apa yang ingin dipelajari.
Pada dasarnya, setiap orang mau dan bersedia untuk mempelajari suatu ilmu ketika dia tahu apa manfaat ilmu yang dipelajarinya tersebut untuk kehidupannya. Manusia, pada tahap kanak-kanak kemungkinan mereka belajar hanya dengan cara mengikuti instruksi orang tua tanpa tahu tujuannya. Seiring dengan bertambahnya usia, setiap orang akan memiliki pemahaman manfaat terkait ilmu yang dipelajari.
Sebaliknya, kenapa seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, hal itu karena mungkin orang tersebut tidak merasa apa yang dipelajari tidak berguna bagi kehidupannya. Dengan kata lain, jika ia tahu manfaat dari suatu ilmu yang diminatinya, maka tanpa instruksi pun maka ia akan belajar dengan sepenuh hati. Itulah makanya banyak orang yang memiliki suatu keahlian tertentu karena belajar secara otodidak alias belajar sendiri.
Istilah belajar otodidak nampaknya cukup relevan jika dikaitkan dengan istilah “Merdeka Belajar”. Maksud dari merdeka di sini ini ialah seseorang berhak memilih subjek apapun yang ingin dipelajarinya sesuai dengan apa yang dia butuhkan. Dan hal ini juga diterapkan dalam sistem pendidikan kita saat ini dalam bingkai Kurikulum Merdeka di mana tidak ada lagi pendikotomian siswa jurusan IPA atau IPS. Mereka diberikan acuan beberapa pelajaran wajib namun diberikan juga kebebasan untuk memilih beberapa pelajaran yang mereka minati.
Contoh nyata merdeka belajar adalah ketika saya mengikuti sebuah pembelajaran terkait teknik menulis. Motivasi tersebut muncul dengan sendirinya dalam diri saya. Sebab saya yakin bahwa kemampuan menulis akan menunjang segala jenis pekerjaan apapun. Dengan kemampuan literasi yang baik, akan mudah bagi kita untuk mencurahkan gagasan, membuat berbagai jenis tulisan, kemudian menciptakan sebuah karya termasuk buku. Dan masih banyak manfaat yang akan diperoleh seiring dengan semakin kompeten seseorang dalam hal menulis.
Semua itu saya lakukan tanpa instruksi, tanpa ada surat tugas dari atasan, tanpa perintah dari siapapun.
Saya ingat ketika saya masih kecil, ingin sekali mahir berbahasa Inggris. Saya tahu saat itu bahwa dengan menguasai bahasa Inggris banyak keuntungan yang akan saya peroleh. Sayangnya saya tidak berani untuk melanjutkan ke SMA dan mengambil jurusan bahasa. Karena faktor ekonomi, akhirnya saya masuk SMK karena ingin cepat bekerja. Saya mengambil kompetensi keahlian akuntansi.
Meskipun demikian, saya tetap suka mempelajari bahasa Inggris secara mandiri atau otodidak. Kebetulan juga saat ini suami saya juga memiliki skill bahasa Inggris yang baik, maka saya akhirnya banyak dilatih secara khusus dalam mempelajari strategi mendapat nilai TOEFL yang tinggi dari. Dengan skor TOEFL yang cukup tinggi tersebut, saya berhasil memperoleh kesempatan belajar ke luar negeri secara gratis.
Itulah sekedar pengalaman bagaimana kemerdekaan mempelajari sesuatu akan muncul jika merasa apa yang dipelajari dapat memberikan manfaatkan sehingga dalam prosesnya tanpa ada paksaan, karena kita tahu apa yang ingin kita capai dari proses belajar tersebut.
Pesan yang ingin saya sampaikan kepada siapapun baik yang berprofesi sebagai guru maupun sebagai orang tua yang ingin mengarahkan anak untuk belajar, berikan penjelasan dulu tentang apa tujuan dari aktivitas belajar tersebut. Setelah itu tumbuhkan minat kepada mereka untuk terus mempelajari hal tersebut dengan semangat mereka sendiri karena suatu hari mereka akan memetik manfaat jika sudah menguasai ilmu tersebut.
Jika mereka kurang berminat, berikan kesempatan kepada mereka untuk berargumentasi hal apa yang mereka ingin pelajari dan mengapa mereka tertarik belajar hal tersebut. Selama argumentasi yang mereka berikan logis dan bisa dipertanggungjawabkan, memiliki minat dan passion dalam subjek yang akan mereka pelajari, maka biarkan dan arahkan saja agar mereka tetap berada di jalur yang positif dalam mempelajari ilmu apa yang telah mereka pilih.
Kita tidak bisa memaksakan kehendak setiap anak untuk menguasai berbagai hal. Kita hanya bisa mengarahkan ke mana arah proses pembelajaran tersebut. Berikan kemerdekaan untuk memilih, tapi tetap berikan pemahaman bahwa setiap hal yang dipilih harus dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Jangan biarkan mereka belajar sesuatu dengan tujuan untuk merugikan orang lain karena setiap manusia meskipun merdeka tapi tidak merdeka dari konsekuensi yang akan terjadi apabila mereka salah langkah dalam menerapkan ilmu yang dimilikinya. Tujuan akhir dalam proses belajar adalah untuk memiliki ilmu dimana ilmu tersebut memberikan kebermanfaatan kepada sesama manusia.
Mari kita luruskan niat dalam belajar, karena sejatinya setiap orang adalah pembelajar. Gunakan internet dengan bijak karena ia bisa jadi pisau bermata dua; bisa membantu untuk belajar atau justru bisa menjadi perusak proses belajar. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.