Meniti Jalan Menjadi Guru: Farida Andriani

- Editor

Jumat, 18 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Farida Andriani

Guru Kimia SMKN 1 Blitar

Menjadi guru bukanlah impian saya di masa kecil. Saya berkeinginan jika dewasa nanti dapat berkarier menjadi seorang analis kimia.  Keinginan itu tertanam dalam pikiran saya hingga lulus SMA, tetapi kedua orang tua lebih mendukung saya untuk berkarier menjadi seorang guru. Sehingga untuk memenuhi harapan orang tua dan keinginan saya sendiri, setelah lulus SMA saya melanjutkan ke Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Malang mengambil jurusan Pendidikan Kimia. Empat tahun tepat saya menyelesaikan pendidikan tersebut dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Kimia. 

Ternyata tidak mudah mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh untuk menjadi guru kimia, karena pelajaran kimia hanya diberikan pada tingkat SMA jurusan IPA saja, dalam artian lingkup kerjanya sempit. Saya berusaha mendatangi sekolah-sekolah SMA, termasuk SMA saya dulu tetapi sudah ada guru kimianya. Pernah terlintas untuk menjalani profesi lain. Tapi akhirnya menjadi tenaga honorer sebagai guru sukwan di SMA pinggiran Kabupaten Blitar—berjarak 20 km dari rumah  yang saya tempuh dengan angkutan pedesaan. 

Untuk sampai ke sekolah, saya harus berangkat pagi-pagi bersamaan dengan pedagang pulang dari pasar karena angkutan pedesaan hanya ada pada jam-jam tertentu saja. Bila kesiangan angkutan pedesaan itu tidak mau mengantarkan sampai depan sekolah, dan terpaksa harus jalan kaki sejauh 1,5 km. 

Meskipun sekolah SMA itu berada di pinggiran kabupaten tetapi semangat belajar siswanya cukup tinggi.  Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri yang melecut semangat saya untuk memantapkan diri menjadi guru. 

Tiga tahun saya mengabdikan diri menjadi guru kimia honorer di sekolah SMA pinggiran Kabupaten Blitar tersebut. Hingga datang seorang guru PNS di sekolah tersebut untuk mengisi jam pelajaran kimia. Karena saya hanya guru honorer akhirnya saya ditempatkan di bagian perpustakaan sekolah. Tiga bulan saya menjalaninya dan saya mulai tidak nyaman dengan pekerjaan tersebut. Akhirnya saya memutuskan untuk mengundurkan diri. 

Saat perjalanan pulang, saya bertemu dengan guru SMK YP “17” yang mengajar di Kota Blitar dan memberi tahu kalau pelajaran kimia juga diberikan di SMK Teknik sebagai pelajaran dasar science. Sekolah tersebut sedang membutuhkan guru kimia. 

SMK YP “17” ini ternyata tidak jauh dari rumah saya, hanya 10 menit ditempuh dengan jalan kaki. Ternyata ini sudah menjadi rezeki saya, akhirnya saya menjadi guru science di sekolah tersebut. 

Setelah mengajar 1 tahun, ada tawaran lagi untuk mengajar science di SMK dr Ismangil yang bisa saya lakukan di sela-sela jam mengajar di SMK YP “17”. Beruntungnya kedua sekolah tersebut lokasinya berdekatan. Di SMK YP “17”, saya masuk pagi di di SMK dr Ismangil masuk siang. 

Meskipun honor tidak banyak, waktu itu hanya 3000 rupiah per jamnya, tetapi pekerjaan menjadi guru kimia di SMK lebih menyenangkan dan memberi rasa nyaman.  Saya bisa mengaplikasikan ilmu kimia sesuai keahlian. Hal ini memicu semangat saya untuk terus belajar menggali potensi diri agar mampu mendampingi siswa dalam belajar. 

Akhir tahun 2002, ada pendaftaran Guru Bantu Sekolah (GBS) untuk jurusan kimia.  Ada lebih dari 40 pendaftar dan hanya diambil 1 orang. Saya yang diterima menjadi Guru Bantu Sekolah dan diminta untuk tetap ditempatkan di SMK YP ‘ 17” Blitar sesuai SK Guru Bantu 1 Maret tahun 2003. 

September 2004, ada pendaftaran CPNSD di Dinas Pendidikan Kota Blitar. Saat itu formasi guru kimia hanya diambil 1 orang untuk jenjang SMK, pendaftarnya ada 79 orang. Pada waktu yang sama, Departemen Agama juga membuka pendaftaran CPNS untuk formasi guru kimia di MAN 1. Pendaftarnya hanya 4 orang.

Saya pun mendaftar pada kedua instansi tersebut. Tapi karena waktu pelaksanaan ujiannya bersamaan, saya memutuskan untuk ikut ujian di Departemen Agama karena peluangnya lebih besar. 

Saat pulang ujian, saya bertemu teman yang sama-sama guru honorer, memberi tahu kalau ujian CPNSD diundur satu minggu. Sehingga saya masih bisa ikut ujian penerimaan guru di Dinas Pendidikan. Berkah do’a, ridho kedua orang tua, serta kerja keras, Allah memberikan rezeki pada saya untuk menjadi PNS guru di dua instansi tersebut karena keduanya diterima.

Namun tidak mungkin saya jalani keduanya. Saya harus memilih di antara keduanya untuk mengabdikan diri sebagai guru. Saya akhirnya memilih Dinas Pendidikan untuk formasi SMK karena saya sudah merasa nyaman menjadi guru SMK. 

Tanggal 1 Januari 2005 SK PNS saya terima dan saya ditempatkan di SMK Negeri 1 Blitar. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah besar di lingkungan Provinsi Jawa Timur yang saat itu sedang berproses menjadi sekolah RSBI. 

Pada bulan Mei tahun 2008, saya dipanggil kepala sekolah untuk ikut seleksi program beasiswa Pasca Sarjana untuk guru-guru RSBI karena 30 % guru RSBI harus berpendidikan S2. 

Saya ikuti tahap demi tahap seleksi tersebut dan akhirnya diterima. Sebanyak 7 orang guru kimia dari sekolah RSBI baik itu dari SMA maupun SMK menempuh pendidikan reguler jurusan Pendidikan Kimia di Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang (UM). Selama mengikuti pendidikan 2 tahun, saya harus mengambil cuti mengajar dan fokus untuk sekolah. 

Pada program ini ada 3 mata kuliah yang pembelajarannya dilakukan di luar negeri melalui kegiatan Sandwich selama 3 bulan. Tiga mata kuliah tersebut adalah Biochemistry in Life, Chemistry Analysis, dan Science Teaching and Learning. Program Sandwich dilakukan di Nanjing Agricultural University of China. 

Tidak pernah terbayangkan melalui karier guru ini, Allah telah memberikan kesempatan, keberkahan, dan kemurahan rezeki pada saya untuk melihat serta menikmati proses pembelajaran di luar negeri. Melalui kegiatan Sandwich ini, saya bisa mendapatkan sedikit pengalaman belajar analisis kimia yang pernah menjadi cita-cita saya dulu. 

Melalui program ini pula, saya melihat dan mengalami bagaimana proses pembelajaran science di China, bagaimana siswa SMK di China sangat menghargai kerja keras, disiplin, dan kerjasama dalam belajar. Selama tiga bulan di Nanjing, saya bisa merasakan indahnya musim dingin bersalju yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Semua biaya selama pendidikan di Universitas Negeri Malang dan Kegiatan Sandwich di China dibiayai oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur.  

Setelah lulus program Pasca Sarjana jurusan Pendidikan Kimia Universitas Negeri Malang serta mendapat sertifikat belajar dari Nanjing Agricultural University of China, saya kembali ke SMK Negeri 1 Blitar dengan SK Struktural. Sambil menunggu  proses pengembalian SK Struktural ke Fungsional, saya kembali diberi tanggung jawab melakukan proses pendidikan dan pembelajaran untuk siswa SMK Negeri 1 Blitar. 

Pada saat itu sebenarnya terdapat program PLPG angkatan kedua untuk mendapatkan sertifikat pendidik dan tunjangan sertifikasi guru. Semua teman seangkatan saya bisa ikut kegiatan tersebut tetapi saya belum bisa karena SK saya masih dalam proses pengembalian. Namun di tahun berikutnya pada 2011, saya bisa ikut kegiatan PLPG dan lulus.Sehingga berhak memperoleh sertifikat pendidik serta tunjangan sertifikasi guru. 

Tahun 2013, saya diberi tanggung jawab oleh sekolah untuk mengikuti kegiatan pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi tingkat SMK se-kabupaten kota Blitar. Saya pun akhirnya mewakili Blitar untuk ikut di pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi tingkat Provinsi Jawa Timur. Banyak pengalaman menarik dari kegiatan ini, saya bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait berbagai masalah pembelajaran dengan guru-guru SMK maupun SMA dari seluruh Jawa Timur. 

Kemudian di tahun 2016, saya ditunjuk untuk mengikuti Diklat Instruktur Nasional Pembelajaran Kimia. Namun ketika belum sempat mengaplikasikannya ke sekolah-sekolah, ada panggilan untuk ikut program keahlian ganda. 

Di tahun tersebut pembelajaran kimia di SMK Teknologi dan Rekayasa hanya diberikan di kelas X sebagai mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan. Sehingga jam mengajar menjadi berkurang. Guna memenuhi jam mengajar sebagai PNS dan memenuhi kekurangan tenaga pengajar mata pelajaran teknik kejuruan, pemerintah memberi kesempatan guru untuk belajar mata pelajaran teknik kejuruan melalui program keahlian ganda selama satu tahun. 

Tahun 2017, saya mengikuti program keahlian ganda angkatan pertama dengan mengambil jurusan teknik komputer dan jaringan (TKJ) dengan motivasi agar bisa mengajar di jurusan TKJ dan memperoleh ilmu komputer yang mampu menjembatani pengetahuan tentang IT untuk diaplikasikan dalam pembelajaran kimia. Tahun 2008 saya lulus menjadi guru keahlian ganda untuk mata pelajaran TKJ dengan memperoleh sertifikat LSP dan sertifikat pendidik jurusan TKJ. 

Sekarang sudah berjalan tiga tahun lebih, saya dipercaya oleh sekolah untuk mengajar kimia dan simulasi komunikasi digital sebagai mata pelajaran dasar-dasar kompetensi kejuruan pada semua program keahlian di SMK Teknologi dan Rekayasa, di SMK Negeri 1 Blitar. 

Kini sudah lebih dari 23 tahun, saya berkarier sebagai guru.  Banyak suka dan duka, pasang surut dalam karier, serta pengalaman berharga, yang mewarnai perjalanan tugas dan tanggung jawab. Pengalaman ini mengajarkan pada saya untuk terus bersyukur, tulus ikhlas, serta terus belajar menggali potensi diri agar mampu mendampingi siswa dalam belajar sesuai zamannya. 

Perkembangan zaman dan teknologi mendorong saya untuk terus belajar mengembangkan potensi diri agar proses belajar mengajar sejalan dengan kebutuhan pendidikan. Berbagai latar belakang kehidupan dan kemampuan peserta didik juga mewarnai perjalanan karier saya sebagai guru. Sebab tugas guru tidak hanya melakukan proses belajar mengajar sesuai pelajaran yang diampu, tetapi juga harus mampu memotivasi peserta didik dalam mengembangkan karakter positif, sebagai bekal hidup di masyarakat. 

Pengalaman belajar mengajar menjadi pendukung utama dalam pembentukan karier saya sebagai guru. Pengalaman mengajar yang terbentuk bertahun-tahun menambah wawasan untuk lebih menyadari peran dan tanggung jawab sebagai guru. Menjadi tenaga profesional sebagai guru bukan sesuatu yang mudah dijalani. Perlu pengalaman, kerja keras, ketulusan, keikhlasan hati, rasa senang, dan kepuasan diri sebagai bentuk pengabdian dalam dunia pendidikan. Hal ini saya nikmati dan saya rasakan setelah sekian lama menjadi guru. 

Saya tidak pernah menyesal menjalani karier  sebagai guru meskipun itu bukan pilihan saya seutuhnya, namun cita-cita orang tua saya. Namun ternyata justru menjadi masa depan saya sekarang. Bahkan saya bangga. Melalui karier guru saya bisa berbakti pada kedua orang tua saya. Melalui karier guru, saya bisa berbagi ilmu, pengalaman belajar mengajar, bekerja dengan nyaman dan menyenangkan. 

Fisik, jiwa, hati, pikiran, dan perasaan saya akan terus hidup untuk membimbing siswa dalam mengembangkan potensi diri. 

Saya sangat berterima kasih pada kedua orang tua saya yang telah membimbing dan mengarahkan saya untuk menjalani karier sebagai guru. Dan Allah yang telah memberi keluasan rezeki, kesehatan, kesempatan, keberkahan hidup, untuk saya dalam menjalani karier sebagai guru seperti sekarang ini. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

*Meniti Jalan Menjadi Guru (MJMG) adalah konten serial yang mengisahkan perjalanan dan pengalaman menjadi seorang guru yang ditulis sendiri oleh nama bersangkutan. Tayang eksklusif di NaikPangkat.com dan akan dibukukan dalam sebuah antologi dengan judul “Meniti Jalan Menjadi Guru”

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 35 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis