Meningkatkan Pemahaman Matematika Murid dengan REMEDU

- Editor

Sabtu, 9 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Danang Windriyanto, S.Pd.SD.

Guru SDN Tambakromo 1 Ponjong

Penting bagi murid untuk memahami materi Matematika. Sayangnya, hal tersebut sering menjadi masalah yang mendasar di berbagai sekolah. Dan Realistic Mathematics Education (REMEDU) dianggap mampu membantu murid memahami materi pelajaran Matematika. 

Realistic Mathematics Education dikembangkan oleh seorang dari Belanda, yaitu Freud dengan pola guided reinvention dalam mengkonstruksi konsep-aturan melalui process of mathematization; yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan) untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik dan secara vertikal (reorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan matematika).

Prinsip REMEDU adalah aktivitas konstruktivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal dalam konteks melalui refleksi, informal ke formal), intertwinement (keterkaitan-interkoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penerapan REMEDU adalah observasi tentang seberapa jauh pemahaman murid terhadap materi  dan penguasaan materi ajar; seberapa berpengaruh untuk kehidupan sehari-hari murid. Setelah data dapat diambil, kemudian dikembangkan dalam penugasan mandiri. 

Setiap murid akan mendapatkan tugas yang tidak sama satu sama lain. Hal ini disesuaikan dengan dua hal di atas, yaitu sejauh mana pemahaman tiap murid terhadap materi dan seberapa jauh aplikasi materi yang dilakukan murid di lingkungannya.

Langkah kedua adalah merancang sistem, misalnya melakukan simulasi pasar yang diadakan di sekolah. Lingkup kecilnya adalah di kelas. Beberapa murid diberikan peran untuk menjadi pihak yang menjual atau berperan sebagai pedagang. Beberapa yang lain menjadi pembeli atau konsumen. 

Hal tersebut akan terjadi kegiatan nyata berkaitan dengan transaksi jual beli. Sehingga materi pemahaman tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian berlangsung dalam pasar tersebut. Murid akan langsung dihadapkan pada permasalahan yang nyata dan bagaimana murid menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Ketika proses transaksi jual beli ini selesai, maka murid akan berpikir bagaimana untuk memenuhi permintaan barang oleh konsumen dalam pasar. Maka dibentuk tim yang bertugas menjadi penjual besar sebagai tempat belanja para pedagang eceran. Di sini pedagang eceran akan berhadapan dengan proses pembelian barang kepada pedagang besar. Bagaimana mereka harus membeli barang semurah mungkin. Namun mampu menjual barang setinggi mungkin. Artinya pedagang kecil dapat menjual lagi untuk mendapatkan keuntungan. Prosesnya pasti akan timbul tawar-menawar barang. 

Permasalah berikutnya yang akan dihadapi yaitu menentukan harga jual barang agar yang berperan sebagai pedagang kecil mendapatkan keuntungan. Artinya ada selisih harga dalam transaksi ini. Selisih harga beli dan harga jual ini merupakan konsep penjumlahan pada kejadian nyata yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari murid. Maka realitas yang dihadapkan pada murid akan menjadi pembelajaran konkret yang menyenangkan sekaligus meningkatkan pemahaman terhadap materi ajar. 

Dengan demikian, konsep matematik penjumlahan, pengurangan, pembagian dan juga perkalian tidak lagi hanya dalam bentuk abstrak dalam pembelajaran di kelas yang biasanya terjadi satu arah di mana hanya guru yang berperan dalam menyampaikan materi kepada muridnya. Namun dalam hal ini murid memiliki pengalaman nyata yang akan mereka hadapi pada kehidupan sehari-hari.

Dalam Kurikulum Merdeka yang sedang digalakkan oleh Kemendikbud, memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengembangkan kreasinya, mendesain pembelajaran semenarik mungkin, sekaligus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan membaca potensi siswa. Sehingga penerapan REMEDU dalam pembelajaran sangat sangat sesuai diterapkan pada mata pelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan ajar. 

Hasil dari penerapan REMEDU telah terbukti bahwa dari 18 siswa di SDN Tambakromo 1 Ponjong sebanyak 83% siswa mengalami peningkatan pemahaman terhadap bahan ajar Matematika Kelas VI Semester 2 Tahun Pelajaran 2021/2022. Pembelajaran dengan model ini menjadi memori yang melekat, sekaligus meningkatkan motivasi siswa untuk menghadapi masa depan murid.  Pasalnya, mereka memahami kebermanfaatan materi ajar yang mereka pelajari dalam kelas yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari murid sendiri. 

Beberapa keuntungan model REMEDU ini di antaranya adalah murid mampu membangun sendiri pengetahuannya, proses pembelajaran yang menyenangkan serta memberikan pengalaman hidup bermakna, sebagai bekal nantinya untuk terjun di lingkungan  masyarakat. 

Dunia telah berubah sangat signifikan. Menguasai suatu bidang menjadi suatu hal yang sangat penting dan menjadi kebutuhan di dunia nyata. Untuk itu, pembekalan keahlian pada siswa harus dimulai sejak sekarang. 

Aristoteles berpendapat bahwa pendidikan adalah bekal untuk beberapa aktivitas atau pekerjaan yang layak. Untuk itu, pendidikan sudah semestinya dipandu oleh undang-undang untuk membuatnya sesuai dengan hasil analisis psikologis dan mengikuti perkembangan secara bertahap baik secara fisik (lahiriah) maupun mental (batiniah).

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis