Oleh Sudaryanti, S.Pd.SD
Guru di SD Negeri Kemiren
Pada dasarnya banyak siswa yang memiliki potensi menulis, hanya saja potensinya tidak terasah dengan baik karena terkadang kesulitan untuk menuangkan ide sampai menjadi sebuah karya. Sungguh sayang sekali jika tidak ada upaya untuk meningkatkan keterampilan mereka di bidang menulis tersebut. Sayang sekali jika tidak ada media sebagai tempat untuk menyalurkan ide, gagasan, dan kreativitas mereka di sekolah.
Melihat kondisi demikian, perlu ada upaya dari pihak sekolah untuk meningkatkan kemampuan menulis bagi siswa sekaligus membangun budaya baca untuk meningkatkan literasi. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah adalah menyediakan majalah dinding sebagai alat bantu pengajaran dan pembinaan yang diharapkan dapat merangsang kretivitas siswa.
Dengan adanya majalah dinding, anak akan lebih bersemangat dalam menghasilkan karya yang nantinya untuk dipajang pada majalah dinding tersebut.
Menurut Supriyanto (dalam Saliwangi, 1992:2), majalah dinding merupakan salah satu wujud untuk mengasah keterampilan menulis siswa. Majalah dinding sangat mungkin diselenggarakan oleh setiap sekolah karena merupakan salah satu bentuk majalah yang sederhana dengan biaya yang murah. Dengan media tersebut, anak akan lebih bebas berkreativitas.
Materi yang dapat disajikan dalam majalah dinding dapat berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya.
Hendaknya materi majalah dinding dapat disusun secara variatif dan harmonis sehingga secara keseluruhan akan membuat majalah dinding tampak menarik, seperti berisi macam-macam hasil karya puisi, cerpen, cerita bergambar, lukisan, kaligrafi, teka-teki silang, karikatur, dan lain-lain.
Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkarya untuk majalah dinding tentunya membutuhkan proses pembelajaran serta latihan-latihan. Pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menulis perlu ditingkatkan sehingga pada akhirnya menghasilkan karya tulis yang berkualitas, yang kemudian dapat dikemas dalam majalah dinding yang apik dan menarik. Dengan begitu maka akan mampu mendorong siswa lain untuk berkarya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat siswa dalam menulis, seperti yang dilakukan di SD Negeri Kemiren, adalah sebagai berikut.
Langkah pertama adalah memulai untuk menumbuhkan kebiasaan membaca pada siswa. Para siswa diberikan kebebasan dan tidak membatasi imajinasinya. Lalu memfasilitasi siswa dengan media menulis.
Setiap karya yang dihasilkan oleh siswa perlu dihargai dan didukung. Tidak perlu mengajarkan terlalu banyak tata bahasa saat siswa baru mulai belajar menulis. Guru dapat mendorong siswa untuk memanfaatkan teknologi dalam proses berkarya.
Sejauh ini, keberadaan majalah dinding di sekolah tetap bisa menjadi ajang positif bagi siswa untuk belajar berlatih menulis, menyalurkan bakat dan minat dalam menulis. Bahkan majalah tersebut dapat menimbulkan kebanggan, rasa tanggung jawab, percaya diri, dan kepuasan tersendiri bagi siswa yang telah berpartisipasi dalam meramaikan majalah dinding di sekolah.
Kehadiran majalah dinding dapat membuat siswa lebih bersemangat lagi untuk berkarya, apalagi setelah hasil karyanya bisa dibaca dan dinikmati oleh siswa lain.
Menulis sendiri merupakan kegiatan yang hampir tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari terutama bagi siswa. Menulis adalah aktivitas produktif, aktivitas yang menghasilkan karya kebahasaan. Aktivitas pengajaran menulis dan membaca di sekolah seharusnya mendapat porsi yang sama. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.