Mengenal Olahraga Tradisional Dagongan

- Editor

Kamis, 3 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Olahraga tradisional Dagongan tampil di ajang event Portugal 7th TAFISA World Sport for All Games Lisbon, 18-24 June 2021. Kesertaan Indonesia dalam ajang kejuaraan tersebut dapat menjadi upaya untuk melestarikan permainan tradisional yang kian hari makin punah.

Olahraga tradisional ini merupakan aktivitas fisik untuk melatih tubuh secara jasmani dan rohani seseorang. Bedanya dengan olahraga biasa, olahraga tradisional umumnya berasal dari tradisi dan kebudayaan suatu daerah tertentu. Oleh karena Indonesia sangat luas dan memiliki budaya yang beragam, olahraga tradisionalnya pun jadi ikut beragam. Nah, salah satu olahraga tradisional di Indonesia adalah Dagongan ini.

Dagongan adalah permainan olahraga tradisional yang menggunakan bambu dengan ukuran tertentu sebagai alat mengadu kekuatan untuk  saling mendorong antar satu regu dengan regu yang lain. 

Permainan  olahraga tradisional Dagongan ini merupakan kebalikan dari permainan tarik tambang. Untuk tarik tambang cara bermainnya dengan saling manarik, sedangkan untuk permainan Dagongan kedua regu saling mendorong sekuat tenaga untuk mencari kemenangan.

Permainan olahraga tradisional Dagongan ini dilakukan di arena berumput dan memiliki permukaan yang datar atau rata. Arena Dagongan merupakan area petak persegi panjang yang mempunyai ukuran 2 meter X 18 meter. Garis tengah dibuat untuk membagi dua lapangan dengan sama panjang.

Area serang dibatasi oleh garis pembatas  dengan jarak 2,5 meter dari garis tengah. Garis serang ini merupakan garis batas kaki pemain paling depan. Seluruh garis pembatas lapangan umumnya dibuat dari kapur saja.

Peserta dinyatakan sebagai pemenang apabila salah satu regu dapat mengalahkan regu lain dengan skor 2 – 0 atau 2 – 1 (jika terjadi seri). Interval antara dorongan pertama dan kedua adalah 3 menit. Dan apabila terjadi draw (seri) diberi waktu 5 menit untuk melanjutkan laga penentu. Apabila terjadi pelanggaran di mana 3 orang pemain keluar dari garis samping secara otomatis regu tersebut dinyatakan kalah.

Bambu yang dipergunakan dalam permainan olahraga tradisional ini adalah menggunakan bambu yang mempunyai ketebalan dan kekuatan yang dipersyaratkan. Tidak diperkenankan menggunakan bambu dengan diameter yang terlalu kecil dan mudah patah, karena dapat membahayakan seluruh pemain. Bambu yang dipergunakan minimal berdiameter 12 cm – 18 cm dengan ukuran panjang 5 m – 8 m.

Dalam permainan Dagongan, satu regu terdiri dari 5 orang pemain ditambah pemain cadangan. Berat badan pemain maksimal ditentukan dan timbang berat badan dilakukan 1 jam sebelum pertandingan dimulai. Jika pemain kelebihan berat badan, diberikan waktu 10 menit untuk menurunkan.

Jarak garis kemenangan yaitu 2, 5 m. Tim yang berhasil mendorong melampaui garis dinyatakan sebagai pemenang. Tim dinyatakan sebagai pemenang jika 2 kali memenangkan pertandingan. Apabila skor sama (draw) dalam dua set akan ditentukan di pertandingan terakhir setelah istirahat 5 menit.

Penentuan pemain dan posisinya ditentukan melalui undian. Tim yang keluar dari batas lintasan akan didiskualifikasi. Demikian juga jika tim memutar bambu. Jika kedua tim sama–sama keluar dari garis batas, maka pertandingan diulang.

Sport for All Committe of Indonesia atau komisi permainan olahraga tradisional Indonesia (KPOTI) membawa permainan Dagongan ini di kejuaraan internasional agar dikenal oleh seluruh masyarakat dunia. Permainan olahraga ini sebenarnya juga dapat ditampilkan atau dilombakan di ajang bergengsi olahraga internasional lainnya seperti Olimpiade maupun di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) sebagai wujud upaya melestarikan permainan olahraga tradisional.

Ditulis oleh: Moh Eka Fadhilah, Guru SDN Amansari II

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 201 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Edutainment

5 Ciri Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Sabtu, 7 Sep 2024 - 11:34 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis